Sudah Lama Beta, Tidak Berjumpa Dengan Kau

Day 4,503, 10:13 Published in Indonesia Indonesia by Differenze und Spiegel

Kurang lebih sepuluh tahun yang lalu.

Saya adalah siswa Sekolah Dasar (SD) saat itu.

Saya sudah mengenal internet. Saya juga sudah sering bertengkar dengan orangtua karena internet. Warnet pun sudah sering saya kunjungi. Saat itu, permainan daring seperti Point Blank, Ninja Saga, dan Ayodance sedang dalam masa puncak.

Kadang, saya mengakses internet melalui komputer di kantor Ibu saya. Pekerjaan Ibu saya adalah PNS. Saya sering diajak pergi ke kantor itu untuk menenami Ibu saya hingga jam pulang kantor.

Saya mengakses apa yang saya inginkan. Bebas.

Saya sudah mengenal Hatsune Miku melalui Youtube. Persetan dengan liriknya, yang penting alunan melodinya enak untuk didengar.

Kemudian, saya mengenal eRepublik.

Bagi saya yang masih bocah saat itu, eRepublik merupakan permainan daring yang menarik hati.

Menjadi seorang eCitizen (?), berperang untuk tanah air tercinta Indonesia, bahkan bisa saja menjadi Presiden, walau itu di dunia maya. Maklum, saat itu saya mulai tertarik dengan hal-hal berbau politik, semisal pemilihan umum, Presiden, anggota DPR, dan sebagainya.

Ya, seorang bocah sudah tertarik kepada politik. Sepuluh tahun kemudian (saat ini), bocah itu masih menyimpan ketertarikan itu, bahkan sudah tumbuh layaknya pohon.

Akhirnya, saya mendaftar dan jadilan akun ini.

Apa daya, ketertarikan saya yang bocah itu tidak diimbangi dengan kemampuan berpikir yang lebih jauh.

Sederhananya begini. Pencapaian di permainan daring seperti Point Blank atau Ayodance itu ditentukan dengan satu hal: skill.

Selama kamu bisa menembak kepala sebanyak mungkin atau bisa mencapai kombo sebanyak mungkin, "karir"-mu di permainan daring dijamin akan menanjak. Apalagi dengan sentuhan uang untuk membeli item-item yang bisa menunjang skill itu (masih ingat Kriss SVD?). Oleh karenanya, bocah 10 tahun pun bisa saja "merajai" permainan daring itu.

Untuk eRepublik, kapan seseorang bisa dikatakan "sukses" ?

eRepublik adalah game simulasi yang berbeda dari permainan daring lain yang saya mainkan, seperti Travian. Pemain adalah seorang warga, bukan siapa-siapa. Ada hal-hal yang harus dijalani sebagai warga negara yang bisa diketahui melalui petunjuk (Tutorial).

Namun, satu pertanyaan besar yang waktu itu tidak bisa saya jawab: apakah akhir (i.e. "endgame") dari eRepublik?

Level tinggi? Sukses melakukan kerusakan dengan jumlah banyak di suatu pertempuran? Jadi kaya raya?

Hal ini yang tidak bisa saya temukan jawabannya. Hingga saat ini, saat saya login ke akun ini untuk pertama kalinya setelah 1 atau 2 tahun terakhir.


Meskipun begitu, saya ingat satu hal selama menjadi warga eIndonesia.

Satu hal yang saya ingat betul adalah saya pernah "bekerja" untuk salah satu "lembaga negara" di eIndonesia.

Seingat saya, dahulu saya mengurusi suatu lembaga yang bertugas untuk menyalurkan bantuan bagi warga eIndonesia dalam bentuk IDR. Warga eIndonesia itu "dilabeli" sebagai eTKI.

Saya lupa mengenai kriteria eTKI, tapi saya ingat betul bahwa saya pernah "mengurusi" eTKI.

Bisa dibilang, itulah satu-satunya kontribusi saya bagi eIndonesia secara kelembagaan, diluar sekedar berperang belaka.
Saya sudah 10 tahun mengenal eRepublik.

Ada masa dimana warga eIndonesia menerima subsidi dari pemerintah dalam berbagai macam bentuk dan dengan persyaratan yang menarik. Saya tidak tahu apakah hal itu masih ada atau tidak.

Ada masa dimana peperangan dilakukan dalam bentuk heksagonal dan bisa berpindah-pindah selayaknya board game.

Ada masa dimana aliansi militer seperti Phoenix dan EDEN berjaya.

Sekarang, saya kembali kesini.

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Saya yakin banyak perkembangan di eIndonesia. Lebih-lebih, saya lihat eIndonesia menempati peringkat pertama dalam hal pemain, namun anjlok dari segi kekuatan.

Lalu, sebagai pertanyaan sekaligus kalimat pamungkas:

Apa yang sudah terjadi di eIndonesia?