Antara AKu, Kau, dan Kota Solo Season Finale Part 2

Day 4,513, 15:20 Published in Indonesia Ireland by Wilterkin

Terima kasih atas komen teman-teman untuk artikel

Antara Aku, Kau, dan Kota Solo

Setelah di part 1 tentang mukadimah atau pembukaan asal muasal cerita ini, selanjutnya di part 2 saya akan menceritakan kejadian setelah saya pulang dari SOLO.

Hancur hati ketika mengetahui kenyataan di Solo tidak seperti ekspetasi yang diharapkan, bahkan ketika di bus perjalanan Bandung-Solo saya sempat menghayal bakal bertemu dengan orangtuanya dan siap mengatakan akan serius dengan anaknya.

Namanya Nasib, Nasib telah menjadi bubur

Saya sampai drop dan sakit selama seminggu, sakit tapi tak berdarah.



Selama seminggu saya drop, saya masih sering telpon (tapi tak diangkat) saya masih sering sms (tapi tak dibalas). Akhirnya setelaj seminggu dan kondisi sudah lumayan fit, saya menulis pesan ke char erepubliknya dengan isi " Please tolong jelasin semuanya, aku tidak mau digantung tanpa kejelasan seperti ini"

Akhirnya tidak berapa lama dia membalas "Aku ingin ngobrol sama mas di irc"
Untuk diketahui jaman dulu chat erepublik banyak dilakukan melalui irc dengan server rizon, bukan dengan whatsapp seperti sekarang ini.



Akhirnya saya ngobrol dengan dia di irc dan dia menjelaskan kejadian versi dia, terutama kejadian seperti di part 2

Jadi ketika saya menunggu di parkiran rumah sakit PKU Muhamadiyah Solo, kondisi bapaknya kritis, dan bapaknya bersikeras ingin kembali ke kampung halamannya di boyolali, dan akhirnya malam itu ketika saya menunggu semalaman di parkiran, dia sudah berangkat menuju boyolali menggunakan ambulan. Dan untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindarkan keesokan harinya bapaknya meninggal. Namun alangkah kagetnya dia ketika didatangi debt colector yang menagih uang angsuran motor yang belum dibayar bapaknya, karena dia tahu bapaknya tidak pernah kredit motor akhirnya dia menanyakan ke saudara-saudaranya. Dan diketahui kabar bahwa pamannya meminjam identitas bapaknya ntuk kredit motor namun kabur membawa motornya



Sungguh kalau dicerna nalar, cerita ini sungguh mirip sinetron. Dan apakah saya percaya? Harus saya akui saya mempercayai cerita itu, namanya mungkin cinta seperti kutipan berikut:

“Love is a decision, it is a judgment, it is a promise. If love were only a feeling, there would be no basis for the promise to love each other forever. A feeling comes and it may go. How can I judge that it will stay forever, when my act does not involve judgment and decision.” — Erich Fromm

yang artinya cinta itu buta

Mungkin ketika bisa chat dengan dia, rasanya menjadi hari-hari yang bahagia masih berharap kalau dia itu nyata. Kalau tidak salah kami sempat chat sekitar seminggu, dia selalu curhat didatangi debt colector dan membuat dia takut. Saya sebagai laki-laki sejati sempat ingin balik ke solo untuk membantu dia cuma dilarang dengan alasan sedang stress dengan keadaan, akhirnya saya konsultasi dengan teman yang mengerti hukum fidusia dan saya suruh mendatangi kantor leasing ditemani oleh laki-laki untuk menyelesaikan masalah kredit motor.

Saya ingat kejadian terakhir chat di hari Jumat sekitar jam 9 Pagi, dia cerita mau ke kantor leasing ditemani sepupunya. Dan itu terakhir saya chat dengan dia, dia menghilang tanpa muncul lagi di irc untuk selamanya.

Saat dia menghilang saya sempat berpikir yang aneh-aneh, bahkan saya hampir tiap hari membaca berita online tentang solo apakah ada kasus pembunuhan dengan korban seorang gadis (mungkin sekali lagi, cinta itu tuna netra)

Oh iya sebelum dia menghilang saya sempat menanyakan siapa sih sebenarnya dia, foto siapa yang dia gunakan selama ini. Dia berjanji akan menjawabnya setelah urusannya selesai, namun dia menghilang sebelum semua itu terjawab.

Demikian kisah part 2 ini,

Mohon komen dan sumbangannya ya kakak-kakak.