Gathering eRepers Kal-sel Season 3 (Ketika Bingka bertasbih)

Day 1,747, 22:55 Published in Indonesia Indonesia by Gullivers
Assalamualaikum Wr Wb,
Salam sejahtera untuk semua kapanpun anda membaca artikel ini.


Akhirnya Gathering eRepers Kalimantan Selatan kali ini punya dokumentasi, setelah dua gath sebelumnya yang foto-fotonya ilang di bawa kabur kickass entah kemana.

Well, Gath kali ini bertajuk tentang pengorbanan seorang eRepers wanita yang mengarungi jalan panjang, berliku dan terjal demi mengantarkan 6 paket ransum untuk perjuangan eIndonesia di Sumatera kemaren.

Alkisah, diceritaken kisah ini dimulai sekitar Ramadhan satu bulan yang lalu, ketika seorang prajurit Aberi yang juga dikenal sebagai seorang MoFA terserang virus mematikan dan berbahaya. Dokterpun sudah angkat tangan, kiranya tak ada lagi usaha yang bisa dilakukan untuk mengobati sang prajurit sekaligus duta besar handal itu. Virus itu terkenal kejam, Irasional dan tidak mempunyai obat penawar selain mewujudkan keinginan sang prajurit.
Sang Prajurit Ngidam Bingka Kalimantan, dan sialnya jarak tempuh yang membuat pengiriman ransum untuk mengobati virus itu tak dapat dilakukan.

Waktu terus bergulir, semakin hari keadaan sang prajuritpun kian menurun drastis, mukanya pucat, tidurnya tak nyaman dan seringkali mengigau "bingka....bingka..." atau "patrick jangan ganggu aku...."
Sampai pada suatu hari sayup-sayup terdengar kabar bahwa akan ada seorang prajurit yang ditugaskan mengirim berita ke wilayah kalimantan selatan.

Secercah harapan tiba-tiba muncul. Burai mentari seketika menembus awan hitam pekat yang menggantungi sang prajurit. Semangatnya kembali berkobar sepanas Battlefield perebutan kembali wilayah Sumatera waktu itu. Dengan sisa tenaga dan upaya diapun akhirnya menemui prajurit yang ditugaskan untuk mengirimkan berita pada saat itu. Dan seketika dia terkejut "Apa !!! seorang wanita???" celetuknya.

***

"Akankah kutitipkan harapku padanya. Apakah dia akan mampu mewujudkan keinginanku" Sejenak pertanyaan itu terus menghantui pikiran sang prajurit apakah The Messenger itu akan mampu mengambil penawar sakitnya. "Aku tidak punya harapan lain, hanya dia yang akan kesana dan kuharap dia benar-benar bisa membawakannya kepadaku"......

***

Sementara itu disebuah barak kecil di sudut markas pertahanan eIndonesia di Sumatera. Seorang gadis muda sedang sibuk dengan aktifitasnya. Jeritan, leguh dan raung kesakitan membahana berkumpul dalam ruang kecil itu. Hal tersebut biasa terdengar disana, dan hanya dia dan beberapa kawannyalah harapan terakhir, bagi para prajurit yang terluka akibat perang waktu itu.

Gadis itu sudah siap. Berbekal sebuah laptop dari sang komandan serta ransum seadanya siang itu dia menembus riuhnya peperangan Sumatera waktu itu. Bergegas ke Bandara lalu terbang ke kalimantan untuk mengirimkan pesan, mengambil beberapa data serta menjinjing secercah harap dan asa dari kawannya.

***

Singkat cerita akhirnya The Messenger itupun tiba di kalimantan dengan selamat. Mengantarkan Top Secret data, mengambil bebeapa bahan keperluan dan bercengkrama sejenak dengan beberapa prajurit eKalsel.



(henchee, Lazio16, Gullivers, i_n_s_a_n_e, azam_mutta, Bayu (calon eAnak Azam, masih dalam tahap pencucian otak).





Namun, misi Gadis muda itu belumlah selesai, datang ke daerah kalimantan adalah hal yang mudah. Perjuangan sebenarnya adalah ketika dia harus kembali lagi ke wilayah konflik tersebut, yang mana seorang ada seorang prajurit yang terbaring lemah tak berdaya. Di dipan tua seadanya. Mengharap cemas pada obat penawar yang bisa membuat kisah hidupnya kembali berarti.

***
Pagi itu matahari masih enggan menampakkan keagungannya, bulir embun masih belum jatuh sempurna membasuh tanah. Di sudut kota kecil, seorang wanita muda sedang duduk termanggu di teras rumah. Berteman secangkir teh hangat dan ubi jalar rebus seadanya. Tatapannya kosong. Di sebelah kanan kursinya tergantung tas laptop berisi Misi penting dari sang komandan yang harus segera ia bawa pulang pagi ini. Sementara di sisi kirinya terdapat satu wadah besar berisi 6 kotak Bingka Kalimantan penawar obat sang prajurit.

Maka perjalanpun kembali dimulai, dengan susah payah gadis itu memangku tas kecil serta kantong besar obat penawar itu menuju bandara. Seperti rencana dia akan menumpang pesawat yang membawa beberapa batalion prajurit tambahan ke Sumatera. Namun hal tersebut tidak mudah. Hanya ada sedikit ruang dalam pesawat yang tersisa untuk dirinya. Dia harus memutuskan antara dua barang bawaannya. Salah satunya harus diletakkan di bagian Kargo / bagasi yang artinya tidak terjamin keutuhannya. Laptop kah? atau obat Bingka Kalimantan Sang prajurit yang garus disana.

Gadis itu bimbang, disatu sisi obat penawar ini adalah barang yang cepat rusak, itulah alasannya mengapa selama ini tidak ada yang bisa mengirim penawar tersebut karena harus dijaga sedemikian rupa. Sedangkan apabila dia meletakkan laptop di bagasi, maka data misi penting tersebut bisa jaga rusak terkena guncangan, karena tidak memakai cover pelindung apapun. Gadis itu gelisah, di pikirannya berkelebat rupa sang komandan dan ketakutannya akan sangsi militer karena lalai dalam menjalankan tugas. Lalu tak seperti tak mau kalah, bayangan harapan terlukis jelas di wajah sang prajurit akan obat penawarnya.

Akhirnya atas nama kemanusiaan obat penawar itupun dipangkunya sepanjang penerbangan, dia hanya berharap data misi di bagian bagasi tetap utuh, walaupun dia tahu bahwa barang tersebut akan menggelinding kemana-mana.

***

Akhirnya Gadis tersebut sampai ditujuan, ditatapnya kembali 6 paket Bingka Kalimantan yang hampir satu jam penerbangan tadi selalu dipangkunya secara hati-hati. "masih aman" gumamnya, namun laptop di bagian kargo mengalami luka lecet yang mencekam. goresan dimana-mana.

Sepeninggalnya dari bandara Gadis itu hanya fokus pada satu tujuan. Yakni mengantarkan obat penawar tersebut sesegera mungkin kepada sang Prajurit. Namun lagi-lagi kabar buruk datang. Beberapa hari sepeningggalnya ke Kalimantan Sang prajurit ternyata sudah dipulangkan ke Kampung halamannya untuk berkumpul bersama keluarga. Dokter sudah menyerah. Tidak ada harapan lagi, maka dengan semangat juang yang berapi-api kembali gadis itu mengubah rute perjalanan menuju kampung halaman sang prajurit. "mudah-mudahan aku belum terlambat, prajurit itu harus selamat" batinnya.

Perjalanan ke desa Terakhir, tempat tinggal sang prajurit itu ternyata tidak mudah, angkutan desa hanya sampai di terminal terakhir yang mana masih berjarak 2 jam perjalanan dari desa si prajurit itu. Akhirnya si gadis berinisiatif untuk memberikan ongkos lebih kepada si sipir. dengan susah payah si gadis menjelaskan situasinya kepada supir tersebut. Supir tersebutpun menyetujui dengan imbalan dia diberikan biaya tambahan untuk menuju desa tersebut.

Akhirnya tibalah gadis tersebut di rumah sang prajurit. Dimana orang-orang desa sudah berkumpul di sekitar rumah, sekaan tahu bahwa ini adalah hari terakhirnya. Gadis tersebut menyerahkan obat penawar tersebut dan seketika prajurit tersebut kembali sehat. Gadis itu menanging, keluarga sang prajuritpun tak kalah harunya. Sang prajuritpun tidak bisa berkata-kata lagi, entah ekspresi apa yang harus dia ungkapkan sebagai rasa terima kasihnya. Matanya berkaca-kaca ....... prajurit itu menangis......



Nantikan cerita selanjutnya "Ketika Bingka Bertasbih Jilid 2"

Pemain eRep dari wilayah kalsel (asli kalsel, kerja di kalsel, atau numpang lewat) bisa merapat ke #ekalsel