[OPINI] SETETES EMBUN DI PADANG GERSANG - KONFLIK DAN PEMBELAJARAN

Day 892, 19:27 Published in Indonesia Indonesia by Don Yuyu

Artikel ini saya tujukan kepada anggota kongres terutama saudara Jr. Ery Wijaya.
Setelah membaca artikel beliau saya jadi tergelitik ingin menulis lagi. Saya mulai hari ini dengan bangun pagi, dan menyempatkan membuka ID kesayangan ini dan membaca tulisan beliau pada artikel berikut ini

Saya Berpendapat (Respon pada Artikel Ketua Kongres)

Saya tergelitik menulis setelah membaca respon yg saudara Ery berikan setelah menanggapi rilis artikel resmi dari ketua kongres seperti berikut ini

[Congress] Vacuum of Power

Saya sebanarnya juga ingin menangapi Rilis resmi dari ketua kongres, tapi jika saya lakukan mungkin akan semakin memperpanjang debat yg terjadi. Pada intinya saudara Ery menyebutkan bahwa:

1. Anggota kongres memiliki hak dan kebebasan individu untuk berpolitik dengan disertai pertanggung jawaban yang rasional.
Saya salut akan statement ini, keputusan yg rasional dihasilkan dari pemikiran dengan kepala dingin dan mengeyampingkan ego individu dan golongan. Keputusan yg rasional juga berasal dari pemikiran atas informasi dan pengetahuan yg benar, dimana tidak ada informasi atau pengetahuan yg ditutup-tutupi.

2. Kongres bukan PADUAN SUARA yang mesti harus seiya sekata YES atau NO. Bagi saya ketika logika politik dan saya mengatakan TIDAK, buat apa saya harus mengatakan IYA (dan sebaliknya).
Mungkin ini salah satu point yg menarik perhatian saya, adanya penolakan salah satu anggota kongres terhadap mekanisme pengambilan keputusan di dalam kongres membuat saya berpikir, bagaimanakah sebanarnya mekanisme kongres dalam mengambil keputusan?
Apakah memang para anggota diharuskan memilih pilihan yg dihasilkan dalam rapat (sebab dalam beberapa rilis resmi kongres sering kita baca bahwa "anggota Kongres harap memilih yes" atau sebaliknya)
Dan bagaimanakah jalannya rapat di kongres? apakah keputusan di kongres diambil dari suara terbanyak? atau ada yg lain?
Saya benar-benar tidak tahu, karena saya juga belum pernah menjadi anggota kongres.
Dan saya semakin salut atas saudara Ery sebab beliau tidak mau disamakan seperti "PADUAN SUARA"

3. Bagi saya perbedaan pandangan politik adalah khasanah kekayaan eIndonesia yang mesti dikembangkan secara subur, mesti ada check dan balance antar satu dengan yang lain.

Ya, anda benar, perbedaan pendapat akan semakin menambah keragaman sudut pandang akan suatu masalah, jika seorang pemimpin dapat mengakomodasi ini, seharusnya kebijakan yg dia ambil akan berjalan, bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek tapi juga kepentingan strategis kedepan.

4. Bagi saya pribadi, tidak semua ide politik harus menunggu lobi-lobi antar anggota kongres dan diputuskan bersama YES atau NO. Karna saya menghargai setiap suara politik yang dimiliki oleh anggota kongres tidak bisa disama ratakan.
Terkadang memang keputusan harus diambil dengan cepat, namun lain waktu juga butuh diskusi dan lobi.
Bagaimana kita harus memilih?
Selama keputusan tersebut diambil berdasarkan atas pemikiran yg rasional dan kepentingan rakyat, saya pikir tidak ada masalah, toh semuanya dilakukan demi kepentingan rakyat bukan?
Saya lebih tertarik menyebut rakyat dibandingkan bersama, karena jika bersama bisa saja itu hanya melibatkan orang pertama dan kedua, sedangkan orang ketiga yg saya asumsikan sebagai rakyat belum tentu dipikirkan.

5. Saya secara pribadi memberikan penghargaan kepada 14 suara anggota kongres yang lain karna telah memilih YES untuk impeachment. Mereka mempunyai suara dalam politik dan tidak ingin disetir dalam sebuah paduan suara semata.
Saya sependapat dengan anda.

Terus terang, saya menyesal, mengapa?
karena saya menyesal dahulu tidak memilih anda sewaktu pemilu kongres

Saya kurang tahu latar belakang politik anda, namun anda merupakan bentuk wakil rakyat ideal menurut saya.

Sekali lagi salut, anda telah menghilangkan dahaga saya akan demokrasi.

Oleh karena itu saya harap ketua kongres dapat segera mungkin berdialog dengan para anggotanya mengenai mekanisme kongres yg demokratis dan dapat diterima oleh semua pihak, baik itu oleh sesama anggota kongres sendiri maupun oleh rakyat.

Akhir kata, akan saya tutup dengan sebuah pertanyaan:
Di RL, suara rakyat adalah suara Tuhan,
Sayang RL tidak mengenal Sapi,
Seandainya RL mengenal Sapi kira-kira suara sapi akan disebut apa ya?

Sekian
Respect!!

Salam hangat dari padepokan saya,
Don Yuyu