[Breeze] - What Happened With Our eCountry? (Economic Discussion)

Day 3,533, 08:43 Published in Indonesia Indonesia by HeavenSoldier


Selamat pagi , siang , sore dan malam guys 😊 sudah 1 bulan sejak terakhir breeze rilis dengan diskusi perpajakan, kali ini breeze hadir untuk mengupas mengapa ekonomi eIndonesia cenderung lesu sekarang. Bahkan beberapa sektor tidak bisa membawa untung sedikitpun terutama untuk para pengusaha-pengusaha baru. So.. what happened with our ecountry?



1. Government Intervention

Kali ini saya akan memberikan sebuah pandangan saya sebagai pengamat ekonomi bukan dari sudut pandang politik saya. Seperti yang kita ketahui dalam perekonomian, pasti tidak lepas dari produsen dan konsumen. Interaksi mereka dalam hal penawaran dan permintaan akan menciptakan harga dalam pasar. Kurva penawaran dan permintaan dengan sendirinya akan bergerak mencapai titik harga yang optimal dan efisien. Hal ini biasa disebut dengan “Invisible Hand”. Lantas, mengapa pemerintah perlu mengintervensi jika produsen dan konsumen yang dibiarkan menentukan harga dalam pasar akan mencapai efisiensinya sendiri?



Alasan intervensi pemerintah adalah karena adanya 2 hal, yaitu Kegagalan Pasar dan Redistribusi. 2 jenis kegagalan pasar yang terjadi yaitu Eksternalitas dan Market Power. Eksternalitas seperti polusi dalam dunia nyata, ternyata juga terjadi di erepublik dengan efek sampingnya yaitu pada produksi suatu barang.
(Dikoreksi oleh agan Sionk Van Guloon dan benar "ada polusi dalam erep yang berpengaruh pada produksi") . Sedangkan market power itu adalah kekuatan pasar yang hanya dikuasi oleh beberapa produsen atau beberapa konsumen. Contohnya adalah monopoli. Dalam erepublik, market power lah yang nampak dengan jelas terjadi. Pemicu dari market power adalah model biaya dari 1 perusahaan berbeda dengan perusahaan yang lain. Misalnya, perusahaan A menghabiskan biaya 5 IDR untuk produksi 1 barang, sedangkan perusahaan B hanya menghabiskan 3 IDR untuk memproduksi 1 barang. Hal ini membuat perusahaan B lebih efisien daripada perusahaan A.



2. Equity-Efficiency Trade Off

Pertanyaannya, dalam dunia perekonomian erep, siapakah pemilik perusahaan A dan siapakah pemilik perusahaan B ? Tentunya perusahaan B adalah model perusahaan yang dimiliki segelintir pengusaha yang sudah bermain cukup lama dalam dunia usaha di erep. Bagaimana dengan pengusaha baru? That’s why we need our government..



Memang apabila kita membiarkan maka akan tercipta suatu efisiensi, tetapi siapa penikmat efisiensi itu? Segelintir orangkah atau semua erepers eIndonesia. Maka terciptalah alasan kedua yaitu redistribusi. Jika kita analogikan ekonomi sebagai sebuah Pie, maka pemerintah tidak hanya berfokus pada membesarkan atau meningkatkan ukuran Pie (Fokus pada efisiensi) , tetapi juga bertanggungjawab membagi-bagikan Pie tersebut secara adil. Dalam hal ini, pajak adalah cara pemerintah melakukan redistribusi. Namun efek dari redistribusi adalah pengurangan efisiensi pasar. Bagaimana hal tersebut dapat mengurangi efisiensi pasar? Pengurangan efisiensi itu terjadi karena pajak akan menciptakan harga (After Tax Price) yang lebih mahal untuk konsumen dan jumlah IDR yang diterima oleh produsen lebih sedikit. Hal ini membuat terjadinya perubahan perilaku dari produsen dan konsumen. Produsen akan memproduksi dengan harga yang lebih mahal dan konsumen akan mengurangi konsumsi mereka. Disinilah pemerintah mengalami dilema yang biasa disebut Equity-Efficiency Trade Off. Apakah harus memperbesar Pie atau membagi-bagikan Pie.



3. Tax For Redistribution

Namun efek inefesiensi akibat pajak dapat diatasi jika pajak yang dipungut oleh pemerintah dikembalikan atau digunakan untuk kepentingan publik lewat fasilitas atau program yang diadakan oleh pemerintah. Program sejenis seperti BAKI yang memberikan food bagi para nubie merupakan salah satu welfare policies. Pajak yang mengurangi efisiensi kemudian kembali kepada masyarakat dengan tepat akan dapat meningkatkan efisiensi perekonomian sedikit demi sedikit. Sehingga inefesiensi dapat tertutup , redistribusi kesejahteraan juga berjalan dengan baik.



Namun, bagaimana jika pajak yang dipungut hanya dipendam oleh pemerintah alias tidak disalurkan kembali ke masyarakat? Maka perekonomian perlahan – lahan akan menjadi tidak efisien. Sedikit demi sedikit. Jadi jangan anggap remeh suatu pemerintahan yang AUTO PILOT, mungkin efeknya tak terasa. Namun inefesiensi itu nyata dan seperti efek domino yang hingga kita sadar disuatu titik bahwa pasar dan perekonomian kita sudah lesu.



4. Conclusion

Dalam artikel sebelumnya, pada komentar pertama, saya mengatakan sebuah clue yaitu “Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Maksudnya adalah dibandingkan kita mempertimbangkan berapa besar tarif pajak yang tepat lebih baik kita menjalankan fungsi pajak yang telah negara pungut dengan baik, yaitu redistribusi yang tepat.

"Laksanakan fungsi pajak yang dipungut dari rakyat, lewat pengelolaan oleh rakyat dalam pemerintahan dan kemudian diredistribusikan untuk kesejahteraan rakyat." - Whisper From Mother Pertiwi





Salam Perubahan!