Surat untuk Pak Presiden

Day 930, 20:31 Published in Indonesia Indonesia by E.I.N.H.A.N.D.E.R.X

Menanggapi kekisruhan politik akhir-akhir ini, yang bermuara pada Presiden terpilih, Sychev Draienfeld, saya merasa tergelitik untuk membuat artikel. Artikel yang saya tulis dengan kapasitas saya sebagai rakyat biasa, dan tidak membawa nama partai (saya satu partai dengan Pak Presiden).

Banyak artikel yang mengkritik dan mempertanyakan (setidaknya) 3 langkah Presiden sesaat setelah beliau resmi terpilih jadi Presiden, yakni:

1. Menyusun kabinet yang kontroversial, dengan banyaknya anggota kongres di dalamnya.
2. Melakukan deal politik dengan CDV pada saat pilpres masih berlangsung yang mengindikasikan bahwa eIndonesia bisa disetir eMalaysia.
3. Deal soal utang negara kepada salah satu organisasi, tanpa terlebih dahulu melakukan konfirmasi kepada presiden terdahulu yang notabene terlibat langsung pada saat transaksi tersebut terjadi (ditambah dengan donasi tanpa konfirmasi ke tokoh salah satu partai tanpa disertai penjelasan yang akurat).


Sejauh ini, yang saya lihat, artikel-artikel tersebut masih dalam taraf wajar penyampaian kritiknya. Artinya, terlepas dari ada kepentingan partai atau tidak, kritikan-kritikan dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah kritikan yang wajar terlontar karena ketiga langkah presiden tadi bisa diindikasikan sebagai blunder politik dari Bapak Presiden.

Menanggapi hal itu, saya coba memberikan beberapa solusi, antara lain:

1. Akui kesalahan, dan jalankan proker

Mengakui kesalahan adalah lebih baik. Minta maaflah atas kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat dan kecil kemungkinan untuk di-recover. Pertanyaannya, bentuk pertanggungjawabannya? enak aja minta maaf! Jika memang tidak termaafkan, proposal impeachment kan masih nangkring tuh 😛 Sementara itu, Presiden harus tetap konsen dan fokus menjalankan proker-proker bersama timnya

2. Reshuffle Kabinet

Dalam situasi runyam seperti sekarang, akan sangat susah mencari orang untuk diajak kerja sama dalam sebuah kabinet. Tapi bukan berarti nihil. Rampingkan struktur kabinet dengan orang-orang yang ada dengan anggota kabinet non-congress untuk menghindari dualisme kepentingan eksekutif dan legislatif.

3. Bayar Utang

Yang namanya utang tetep utang. Apalagi sudah ada deal untuk melunasi pembayaran. &quot😉ari mana bayar utangnya? Kas NBI kosong ni.... gubernurnya juga kagak ada!" Dengan segala hormat pak presiden, seharusnya itu sudah terpikirkan ketika bapak melakukan deal untuk melunasi utang *sigh*

4. Jangan mundur!

Sebelum proposal impeach dilontarkan, artinya pak Presiden masih dipercaya untuk memimpin negeri ini! Mundur artinya bapak lari dari tanggung jawab. Ayolah, Anda bisa kok Pak Pres 🙂

Itu aja uneg-uneg dari saya. Bagaimana pun pak presiden masih 1 partai dengan saya. Tapi ketika ini berkaitan dengan kepentingan eIndonesia, maka pikiran yang jernih dan objektif lah yang berbicara.