semacam [CERBUNG] gedung merah riwayatmu kini
kerikil
Ah apa kabarmu gedung merah? Masihkah ramai seperti dulu? Ya, ini adalah pertanyaan retorik yang hampir di keluarkan oleh kawan2 yang ada di pelarian, rasa rindu untuk berkumpul kembali di gedung itu sangatlah besar, tapi apa daya, kondisi sekarang sedang tidak memungkinkan.
Setelah insiden penangkapan “dia” dan beberapa kamerad yang lain, serta penghilangan entah secara paksa atau pesanan dari penguasa terhadap beberapa kawan, maka makin terasa sepi suasana di dalam gedung itu. Hanya mobil kamerad syahrir saja masih teronggok di pojokan belakang gudang, jadi sarang nan indah bagi tikus2 yang tak mau tau urusan dunia.
Kertas dokumen, cangkir kopi, dan beberapa botol hijau masih saja berserakan di atas meja, seperti di tinggalkan begitu saja oleh si empunya, mereka pergi entah kemana. Training groun yang biasanya ramai di isi kamerad muda yang masih semangat pun kini sudah lusuh berdebu, malah di jadikan ajang olah raga bagi laba-laba, meraka berlomba membuat jaring dan berlomba siapa yang dapat mangsa lebih banyak.
Bicara tentang jaring laba-laba dan keinginannya untuk menjebak berbagai macam serangga buat makanan sepertinya hampir sama seperti kondisi saat ini, tuan besar berlomba-lomba mengumpulkan dan menggoda para pejuang untuk menghabiskan banyak rupiah guna memenuhi napsu manusiawi ya fitroh manusia memang serakah, tapi seharusnya itu fitroh bisa di kekang dan di gunakan untuk membangun bangsa, kesampingkan ke”serakah”an demi kemajuan bangsa.
Ah gumanan apa lagi itu, skip saja lah. Aku hanya seorang diri sekarang di dalam gedung merah tua ini, sesekali terdengar berisik suara tikus yang lari entah kemana, ku coba nyalakan tape di pojokan, masih saja terdengar merdu itu lagu walaupun suaranya sudah terseok-seok.. “..internasionale pasti di dunia.....” terdengar seperti sebuah kata yang utopis tapi jikalau ada kemauan pasti akan terwujud..
duduk di kursi lusuh yang karetnya sudah jebol (bagaimana tak jebol kursi buat kapasitas 3 orang tapi biasanya di dudukin sampai 5 orang) ah itu kenangan yang terkadang terlalu manis untuk di lupakan.
Tiba-tiba.. Braaak..!! suara pintu depan di tendang paksa. Akupun terlompat dari kursi dan berbalik badan, ada apa gerangan siapa yang berani ganggu lamunan yang sedang asik ini..
“oii... kamerad kerikil apa kabar? Lama tak bertegur sapa” ucapnya.
akupun masih asing akan wajah yang barusan menyapa, tapi samar-samar kulihat luka di jidatnya sepertinya akupernah melihat orang itu tapi dimana ya...
bersambung...
Comments
Comment deleted
Selamat Hari Kesaktian Pancasila, wahai teman-teman PKeI
sakti kah?
sakit bukan sakti
Di Jonggol..
pasti yg dateng si codet
Salam dari degung putih.xD
salam horasmaxxxxxxxxxxxxxxx
dari kamerad merah (dan) muda
Comment deleted
Comment deleted
HAIL PKeI o/ o/ o/
Comment deleted
Comment deleted
Comment deleted
banyak sapi juga
pkei bukannya sama kek ids? dah mampus..
gedung merah harusnya dilelang aja, supaya jangan suka2 dimasukin orang
ramein sapi