[EKONOMI] ANOTHER POINT OF VIEW

Day 805, 09:18 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Untuk memperbaiki perekonomian kita saat ini, yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mencoba menganalisa permasalahan apa yang sedang kita hadapi saat ini. Setelah kita analisa, kita bisa coba untuk merumuskan apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi permasalahan ini.

Berikut ada beberapa permasalahan utama perekonomian kita saat ini:

1. Raw Region



Kondisi kita saat ini, kita hanya punya 1 region High, yakni Sumatra yang memiliki High Oil. Sisanya, kita memiliki medium wood, grain, dan diamond, yang tersebar di region-region lain. Keadaan ini memaksa pengusaha-pengusaha lokal harus meng-import raw material dari luar. Hal ini menyebabkan harga produk menjadi lebih mahal.

Di sisi lain, proses import membuat nilai IDR kita semakin terpuruk. Hal ini terjadi karena untuk mendapatkan raw dari luar, ada 3 cara, yakni:

a. Membeli langsung ke luar negeri, terus di donate ke company. Untuk membeli raw di luar kita membutuhkan mata uang asing. Untuk mendapatkan mata uang asing, maka pengusaha membeli Gold dengan IDR, kemudian, menukar Gold tersebut ke mata uang asing untuk kemudian mata uang asing tersebut dipergunakan untuk membeli raw dari luar.
b. Membeli di market lokal. Proses import langsung tanpa harus menukar IDR, akan tetapi hal ini pada intinya tetep sama, karena IDR yang diterima oleh negara eksportir, akan dituker ke Gold melalui monex eI juga.
c. Membuat raw company di luar kemudian menjual lagi ke eI. Hal ini juga tetep sama akan menyerap Gold eI, karena untuk menggaji pegawai di luar, musti menggunakan mata uang asing, yang otomatis, harus dilakukan dengan cara menukar IDR ke Gold, kemudian Gold tersebut ditukar ke mata uang asing sebagai gaji pegawai.

Intinya, dengan tidak adanya High Raw Region, Produk-produk menjadi semakin mahal dan nilai IDR akan semakin turun.

2. Lana



Mungkin ada beberapa yang sempat membaca artikel terakhir dari dSokre. Poin penting dari artikel tersebut adalah, sejak diberlakukannya Lana, tidak kurang dari 17K G perhari telah dihabiskan oleh penduduk eWorld untuk "menyewa" Lana. Dan hal ini menyebabkan harga weapon Q5 dan house Q5 menurun drastis karena selain rate Gold menjadi semakin tinggi, orang-orang merasa lebih penting untuk menghabiskan G untuk "menyewa" Lana daripada dihabiskan untuk membeli weapon Q5 atau House Q5.

Intinya, dengan adanya Lana, Produk-produk menjadi tidak laku (demand berkurang) dan nilai IDR akan semakin turun.

3. Monex Rate



Salah satu indikasi terpuruknya perekonomian kita saat ini adalah tidak stabilnya rate monex kita. Hal ini banyak disebabkan 2 faktor diatas.

4. Sapi



Secara pribadi, saya masih berada dalam kondisi Grey Area terhadap keberadaan Sapi. Dan khusus mengenai masalah sapi, seingat saya, saya sudah beberapa kali mencoba menulis mengenai Sistem Ekonomi Berbasis Ternak ini dan sampai saat ini saya masih tetap berkesimpulan yang sama, yakni, yang patut dipersalahkan dengan adanya sapi adalah Admin. Selama Admin masih memberi celah kepada sapi untuk berkembang biak, maka, selama itu juga, sapi akan menjadi kekuatan di Erep, karena seluruh negara, tidak hanya eI, yang melakukan eksploitasi sapi.
Efek dari sapi jelas, pengusaha yang non sapi tidak bisa bersaing karena sapi-sapi tersebut bekerja dibawah salary yang wajar.

Intinya, dengan adanya sapi, persaingan jadi tidak sehat, dan membunuh pengusaha-pengusaha yang mencoba bermain normal.

Dari permasalahan permasalah utama diatas, apa yang bisa kita lakukan?

Ada beberapa celah yang bisa kita lakukan, meskipun tidak signifikan hasilnya, tapi bisa meng-improve sedikit keadaan ekonomi kita saat ini.

1. Gerakan Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Yang menjadi pertanyaan pasti adalah, mengapa harus menjadi TKI?
Mari kita lihat job market dan monetary market kita. Job skill 4 gaji 8 IDR (land), dan 7 IDR (manu).
Dengan rate monex kita di posisi 1 G = 46 IDR, maka gaji skill 4 land adalah 8/46 = 0.174 G dan gaji manu adalah 7/46 = 0.152 G.
Mari kita lihat job market di rusia dan monetary market mereka. Job skill 4 gaji 7.5 (land) dan 5.21 (manu)
Dengan rate monex Russia di posisi 1 G = 28.9, maka gaji skill 4 land adalah 7.5/28.9 = 0.259 G dan gaji manu adalah 5.21/28.9 = 0.18 G
Dari sini bisa kita lihat, bekerja di Russia, menghasilkan G lebih banyak. Disisi lain, kebutuhan akan G (Lana), bisa dipenuhi tanpa harus menurunkan nilai IDR. Dari sisi aliansi, kita juga bisa tetep fight untuk Phoenix. Dari sisi jumlah penduduk, apakah akan terjadi eksodus besar-besar an? Saya yakin tidak akan terjadi. Yang berpeluang untuk melakukan eksodus adalah char-char asli, sedangkan sapi-sapi, masih cenderung akan terus stay dan kerja di company lokal.
Dengan adanya TKI, maka STR akan naik dengan adanya Lana, dan IDR pun tidak akan ikut melemah.
Apakah tidak berbahaya, bila negara di tinggal? Ya gak semua, yang harus jadi TKI. Masih ada yang mau run congress, jadi presiden, dll. Pasti masih ada yang tetap tinggal.
Yang pasti, misal ini diberlakukan, order ABeRI lewat Grease Monkey juga perlu di update, ada order buat pekerja lokal, ada juga order buat TKI. Sekalian juga misal ada serangan mendadak ke region eI, Order ABeRI bisa di update untuk melakukan panggilan ke TKI yang lagi di luar negeri.
Negara tujuan juga terserah, melihat job market dan monetary marketnya. Kalaupun mau kerja ke negara musuh, ribetnya di tiketnya. Tapi bisa juga sekalian sebagai penghancur produktifity, dengan kerja di wellness 50 %. Semua terserah mana yang mau dipilih.
Pertanyaan berikutnya, apakah company di eI terkena imbas bila pekerja-pekerja menjadi TKI? Jawaban ini sebenarnya sesimple pertanyaan, berapa user asli eIndonesia? Paling cuman 300-400 an. Kalaupun char-char asli tersebut eksodus (meskipun saya yakin nggak semua bakal jadi TKI), masih tersisa lebih dari 7500 sapi yang masih stay. Bukan berarti yang stay itu adalah sapi, tapi saya yakin bakalan masih banyak yang stay, tetapi pada dasarnya adalah gerakan mengirim TKI sudah harus mulai digalakkan.

2. Masalah Raw

Ini adalah masalah yang sangat sulit. Solusi terbaik mungkin adalah, mencari region high yang baru. Meski, hal ini juga sepertinya juga sangat mustahil mengingat kondisi kita yang sekarang ini masih terpuruk. Kita harus mencari solusi lain mengenai masalah ini.
Disisi lain bisa kita bayangkan, misal company-company terus-menerus membeli raw dari luar, maka, otomatis, kebutuhan company akan G, untuk membeli raw di luar negeri semakin meningkat. Hal ini menyebabkan IDR semakin turun dan G semakin naik. Imbasnya adalah harga produk yang ikut naik.
Rate yang biasanya 44 IDR mendapatkan 1 G, ketika G menjadi 1 G = 46 IDR, otomatis, akan berimbas dengan harga barang itu sendiri, karena harga bahan dasarnya (raw yang dibeli dengan G tersebut) ikutan naik.
Ada yang mengusulkan, mengapa kita nggak ekspor saja? Artinya, misal raw kita import dari luar (menghabiskan G) kemudian barang nya yang jadi kita ekspor (mendapatkan G), dengan asumsi, sebuah produk manufaktur memiliki nilai jual lebih, sehingga, kita bisa menarik selisih keuntungan dari impor tersebut. Faktanya adalah, negara-negara di eWorld membatasi diri untuk tidak menerima produk manufaktur dari negara lain dengan menaikkan import tax manufacture sebesar-besarnya dalam usaha mereka untuk melindungi company-company lokal mereka. Kalaupun kita paksakan untuk membeli license dan mulai melakukan eksport, bisa dibayangkan, berapa harga produk yang harus di offer ke market luar agar produk bisa bersaing dengan company lokal yang ada. Ini artinya, kita peras lagi sapi lebih dalam, agar kita bisa hasilkan produk murah agar kita bisa eksport.

Terus, apakah nggak ada lagi solusi atas masalah ini?
Berikut ada opsi-opsi ekonomi yang mungkin bisa dipakai, akan tetapi, mana yang lebih baik, masih perlu ditelaah lebih lanjut.

a. Medium raw Region.
Seperti yang kita tahu, kita memiliki region medium wood, medium grain, dan medium diamond. Sampai saat ini, sepertinya belum terjamah oleh para peternak-peternak. Perbedaan dari medium region dan high region adalah faktor pengalinya. Misal pekerja work di high region menghasilkan 10 raw, maka di medium region, akan menghasilkan 5 raw (separuhnya). Logikanya, persaingan antara high region dengan medium adalah di ongkos produksinya. Misal 1 company mengeluarkan gaji 100 IDR untuk pegawai dan menghasilkan 100 raw, maka medium region mengeluarkan gaji 100 IDR akan tetapi hanya menghasilkan 50 raw. Artinya, misal kita asumsikan 100 IDR untuk 100 raw itu adalah proyek impas, maka medium region akan rugi 50 IDR. Akan tetapi yang harus diingat adalah, kondisi saat ini, eI tidak memiliki high region. Artinya, yang bersaing dengan company medium region tadi adalah company luar yang jualan di market eI. Dan company luar yang akan menjual produk ke eI artinya harus melewati import tax. Disini artinya, misal, kita mau mencoba untuk beralih ke medium region yang kita miliki, maka import tax harus dinaikkan ke 99%. Sehingga, posisi dari medium region vs high region (asing) bisa lebih seimbang.
Dan jangan lupa, permasalahan utama dari beda high region dan medium region adalah di masalah salary. Asumsi diatas, di high region, 100 IDR salary dapet 100 raw, di medium region salary, 100 IDR dapet 50 raw. Artinya, bial sebuah company menganut Sistem Ekonomi Berbasis Ternak, maka salary bukan menjadi masalah. Dan yang patut diingat, ini akan membuat konsumsi G dari company-company untuk pembelian raw material di luar negeri bisa dikurangi.
Tapi masalah belum terselesaikan total, karena, kita nggak punya region iron sama sekali. 🙁
But at least, its worth to try.

b. Extreme Tax.
Apa yang dimaksud dengan Extreme Tax?
Yang dimaksud dengan extreme tax adalah dengan menaikkan income tax ke 50 % dan menurunkan import tax + VAT ke 1 %.
Opsi ini sangat ekstrem, akan tetapi, kita butuh sesuatu yang ekstrem untuk mengatasi perekonomian kita saat ini.
Pertanyaan pertama, mengapa income tax dinaikkan sampai 50 %.
Sebenarnya ide ini masih berhubungan dengan ide pengiriman TKI. Namun ada efek lain juga dari kenaikan income tax menjadi 50 %.
Efek ke pengiriman TKI jelas, dengan dinaikkannya income tax. Maka penduduk eI lebih tertarik untuk menjadi TKI dan harapannya, konsumsi G oleh char akan berkurang. Pertanyaan berikutnya, apakah penduduk eI akan habis ... sampai pada titik 0? Jawabannya sesimple pertanyaan, berapa user asli eI? Paling cuman 300-400 an. Ya kira-kira, yang akan eksodus apabila tax dinaikkan ya user-user asli ini. Sapi-sapi diprediksikan bakal stay di company masing-masing. Kalaupun ada sapi-sapi asing yang akhirnya eksodus, ini juga bagus, karena sapi-sapi asing ini menyerap G yang ada di eI. Kalo tidak ada yang eksodus, ini juga bagus, karena, pemasukan negara juga naik.
Apakah ini tindakan pengusiran warga? Sebenarnya lebih tepat kata-katanya adalah memberi kesempatan warga untuk penghidupan lebih baik. Dengan skill yang sama, warga eI bisa mendapatkan G lebih banyak bila bekerja di luar negeri. Otomatis, apabila mendapat G lebih banyak, bisa untuk menyewa lana dan menaikkan STR warga.Dan penggunaan G untuk menyewa lana tidak merusak monex eI karena menyerap G dari luar negeri.
Bukannya kalo tenaga kerja banyak yang eksodus, maka jumlah produk akan menurun. Ini juga bagus, karena, selama ini kita sudah terlalu banyak supply, akan tetapi kekurangan demand. Artinya, produk berlimpah, tapi yang beli tidak ada. Sehingga, pengusaha jadi pontang panting banting harga, terpaksa harus nyapi, dsb, dsb.
Terus, hubungannya dengan import tax + VAT diturunkan ke 1% apa?
Ya untuk mengurangi supply lokal tersebut, harapannya, dengan tax import yang kecil, plus VAT yang kecil, ada negara yang tertarik untuk jualan ke eI.
Bukannya, ini malah menyebabkan pasar eI kebanjiran produk luar negeri?
Kondisi extreme tax ini tidak berlaku sepanjang tahun. Paling 2-3 bulan, tax akan kita kembalikan ke titik semula. Hal ini untuk mengantisipasi apabila ternyata terjadi eksodus besar-besar an, dan menyebabkan, tidak ada lagi produk dipasaran. Dengan import tax yang kecil, dan VAT yang kecil, diharapkan ada negara yang mau memasarkan produk ke eI. Yang perlu diingat, Economy shock ini tidak berlaku selamanya, dalam kurun waktu 2-3 bulan, semua tax dikembalikan lagi ke titik semula.
Dan yang terpenting dari extreme tax ini adalah adanya sebuah Economy Shock Therapy, yang harapannya membawa perubahan perekonomian eI ke arah yang lebih baik 🙂

3. Monex Rate
Mungkin tidak perlu panjang lebar penjelasan mengenai perbaikian monex rate ini. Sudah saya tuliskan semua di artikel sebelumnya yang berjudul Push G + Bakar IDR. Inti dari artikel tersebut adalah, mencoba menyeimbangkan antara demand G yang begitu tinggi dengan supply G dari program tersebut.

4. Sapi
Mungkin ini agak-agak berhubungan dengan artikel OLEH2X GATH: KESEPAKATAN BERSAMA - SAPI TABOO!, yang berupaya untuk men-Taboo kan sapi, dan khususnya untuk company-company yang memelihara sapi agar tidak merusak perekonomian.
Menghadapi kondisi negara yang dalam keadaan timpang perekonomiannya saat ini, saya lebih berpendapat, sapi merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki perekonomian saat ini.
Sebenarnya hal ini lebih di condongkan kepada perbedaan sudut pandang.
Oleh-oleh gath memiliki harapan apabila company-company yang berisi sapi tidak merusak pasar dengan menjual barang-barang murah, akan memberi kesempatan buat para nubie-nubie untuk menjadi pengusaha secara normal, tanpa harus memberdayakan sapi.
Sedangkan sudut pandang dalam artikel ini adalah, dalam kondisi perekonomian yang sedang tidak ideal ini (tidak ada high region + Lana + Monex Rate), memberdayakan sapi adalah salah satu usaha untuk memperbaiki perekonomian yang sedang terpuruk ini.
Kondisi semacam ini seperti kondisi pisau bermata dua, tetap memberdayakan sapi salah, tidak memperdayakan sapi juga salah.

Terima kasih

======================================== ========
Bungkus Gorengan konsisten menulis berita-berita ekonomi
======================================== ========