[Artikel] Sebuah fitur yang powerfull

Day 4,660, 11:23 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Beberapa waktu yang lalu, perwakilan MoE mengirim pesan melalui DM, agar saya ikut event Depdiknas untuk meramaikan media di eIndonesia. Saya belum sempat menjawab pesan tersebut, karena sebenarnya sebelum menerima pesan tersebut, saya sedang proses menulis sebuah artikel. Kalau saya mengiyakan permintaan tersebut, takutnya malah jadi semacam Deadline buat saya agar menyelesaikan artikel tersebut. Dan benar adanya, sampai hari ini, artikel tersebut belum rampung karena ada kesibukan di RL.

Namun, membaca linimasa artikel di media eIndonesia, saya tiba-tiba ingin menulis artikel dengan tema yang berbeda. Untuk sementara artikel yang sedang dalam proses tersebut, di skip dulu, dan sekarang saya mencoba menulis artikel dengan tema yang berbeda.

Linimasa artikel di media kita akhir-akhir ini memang cukup menarik perhatian. Jujur, sempat terlintas di benak saya, linimasa artikel kita terasa agak “toxic” karena penuh dengan artikel-artikel yang menurut saya kontra produktif. Tapi dari sisi keramaian media, saya berusaha berfikir positif melihat keadaan, daripada sepi, mungkin akan lebih mending apabila linimasa penuh dengan diskursus opini-opini, dari masing-masing pihak, sehingga, para eNetizen bisa menilai sendiri seperti apa dan bagaimana opini-opini tersebut.

Disini saya tidak akan membahas mengenai perihal opini yang beredar, tapi saya lebih mengulas sisi psikologis yang berbeda dari sebuah artikel. Diskursus opini yang beredar saat ini, lebih didasari atas kebutuhan untuk menyampaikan pendapat / opini. Memang ada artikel yang memiliki konsep tertentu, dengan membuat sebuah platform khusus, yang menjadi benang merah dari artikel ke artikel, tapi linimasa saat ini, cenderung lebih banyak artikel-artikel yang insidental, terpicu karena sebuah peristiwa, yang kemudian dituangkan menjadi artikel. Artikel tersebut berangkat dari kebutuhan untuk menceritakan peristiwa yang dialami (dan seputar keluhannya), dan ada juga artikel yang berangkat dari kebutuhan untuk menjelaskan pendapat / opini tentang peristiwa yang sedang terjadi. “Kebutuhan” menjadi kata kunci disini.

Sehingga, ketika kita sadari bahwa ada “kebutuhan” untuk menulis artikel, maka saya agak tergelitik, ketika ada Gov atau kongres yang tidak menulis artikel sama sekali. Mungkin mereka tidak melihat adanya kebutuhan untuk menyampaikan pendapat, atau dalam hal ini, kebutuhan menyampaikan kinerja mereka. Atau jangan-jangan, memang tidak ada kinerja nya, sehingga tidak ada artikelnya.

Tapi saya malah melihat ada satu fitur di artikel, yang menurut saya cukup menarik. Yakni hilangnya fitur delete artikel setelah artikel berumur lebih dari 30 hari.

Saya kurang paham apakah Platod secara sengaja menghilangkan fitur delete artikel tersebut. Tapi yang pasti, fitur ini seperti menjadi Tato yang menempel pada tubuh.

Artikel menjadi seperti Tato ini sebenarnya terkait dengan adanya jual beli character. Seperti layaknya game-game online pada umumnya, proses jual beli character juga terjadi di eRepublik. Dulu teringat ketika char kobis laku, temen-temen TOP malah pada aktif kembali, dan muncul #kobiseffect. Dan barusan juga sekilas coba baca rule nya erep, ternyata memang tidak disebutkan sama sekali mengenai hukum jual beli character. Tapi yang menarik adalah, artikel yang pernah terbit, atau diterbitkan pemilik lama dari char tersebut, tidak bisa di delete karena sudah lewat 30 hari. Sehingga artikel disini jadi semacam Tato dari sebuah char, yang menempel di tubuh char tersebut.

Kita jadi semacam melihat sejarah masa lalu dari char seseorang (yang sudah berpindah tangan), khususnya yang berasal dari negara yang berbeda, kita bisa melihat adanya perbedaan bahasa dari artikel sebelumnya. History damage juga terkadang bisa menjelaskan darimana sebuah char berasal, akan tetapi, bahasa dari artikel yang sebelumnya, khususnya yang tidak menggunakan bahasa inggris di penulisan artikelnya, akan menguak dengan jelas, siapa / darimana char itu berasal.

Dan ini adalah sebuah fenomena menarik, dari sebuah penulisan Artikel.

Mari kita menulis, Menato diri kita, dengan Artikel.