Restorasi Ekonomi
maling
Ketika harga-harga naik, protes!. Ketika harga-harga turun, protes! Hehehehe ...
Tapi kalau di telusuri, protes-protes ini sangatlah wajar. Ketika harga-harga naik, para konsumen otomatis protes, penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Begitu juga ketika harga-harga turun (dalam kondisi yang cukup ekstrem, seperti saat-saat ini), para produsen juga berhak untuk protes, karena sudah tidak ada ruang yang logis bagi para produsen untuk menjalankan company-company. Persaingan mencari pekerja sudah tidak logis. Harga-harga barang yang ada di Market sudah tidak memberikan keuntungan bagi company, bahkan malah memberikan kerugian. Padahal agar produksi terus berjalan dibutuhkan IDR untuk menggaji para pekerja. Dan solusi tercepat adalah membekukan sementara company karena sudah tidak sanggup lagi untuk menjalankan produksi. Harap dimengerti bahwa, baik itu konsumen ataupun produsen adalah warga negara yang memiliki hak yang sama. Sehingga seharusnya perlindungan tidak hanya diberikan kepada konsumen, akan tetapi juga kepada para produsen.
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa permasalahan ini disebabkan oleh : SAPI!
Company-company yang bertulang punggung sapi dalam usaha untuk berproduksi, bisa memasang harga semurah-murahnya akan tetapi tetap mendapatkan keuntungan dari harga murah tersebut. Dan entah disadari atau tidak, kebijakan-kebijakan kita untuk ber-ekspansi ke negara lain, mendatangkan sapi-sapi lebih banyak ke negara kita dan menjadikan negara kita sebagai ajang kompetisi para sapi. Sekali lagi, apabila kita lihat dari sisi konsumen, harga-harga murah itu memang mengungtungkan, akan tetapi disadari atau tidak, dengan memberi kesempatan para juragan-juragan sapi non-lokal mengais keuntungan di negara kita, maka keuntungan itu akan jatuh ketangan orang asing. Apabila yang berkompetisi adalah para juragan-juragan sapi lokal, hal itu tidak menjadi masalah, karena suatu saat keuntungan itu pasti akan kembali ke negara kita, entah itu dalam bentuk WB ketika war ataupun sumbangan-sumbangan laen ke negara.
Dari sini ada satu benang merah yang bisa kita ambil. Kita harus melakukan perlawanan terhadap juragan-juragan sapi non lokal. Juragan-juragan yang mengambil keuntungan dari kompetisi sapi yang ada.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk membeli produk lokal adalah hal yang sulit dilakukan, karena sangat sulit membedakan mana yang asing, mana yang lokal. Dan sudah menjadi kewajaran adalah para konsumen akan membeli produk termurah. Nggak peduli itu lokal ataupun asing.
Mungkin dibawah ini ada sedikit usulan yang mungkin bisa dipertimbangkan. Usulan untuk melakukan perlawanan terhadap juragan-juragan sapi non lokal. Mungkin sudah saatnya dilakukan suatu usaha sedikit ekstrem untuk melawan juragan-juragan sapi non lokal tersebut.
Sebuah usaha bertahap untuk melawan company-company asing:
1. Mengeluarkan Dekrit Pembekuan Seluruh Company Lokal
Proses ini dilakukan bertahap. Misalkan, kita akan mencoba menyetabilkan harga food Q1 sekaligus menghancurkan juragan-juragan sapi non lokal yang memiliki company food Q1. Maka dikeluarkan sebuah Dekrit Pembekuan seluruh company food Q1 lokal untuk berhenti berproduksi. Mengapa dibutuhkan dekrit pembekuan? ini adalah suatu usaha untuk melindungi para company food Q1 lokal agar tidak mengalami kebangkrutan karena operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah (lihat no.2)
2. Pemerintah melakukan operasi pasar terhadap food Q1 dengan harga lebih murah dari pasar.
Hal ini diharapkan untuk menutup ruang para juragan sapi non lokal food Q1 agar tidak dapat mengais IDR sehingga mereka akan kesulitan untuk mencari IDR. Proses ini dilakukan terus menerus sampai pada akhirnya para juragan company food Q1 non lokal menemui kebangkrutan.
Dari mana pemerintah mendapatkan stock food Q1 begitu banyak? Dengan memanfaatkan BUMN yang ada dengan menampung pekerja-pekerja dari company lokal yang sudah tidak bekerja lagi karena proses pembekuan. Juga bisa dengan pembelian stock-stock yang ada dari company-company lokal yang masih ada. Kalaupun stock BUMN dan pembelian masih kurang, pemerintah melakukan penunjukan kepada company-company lokal untuk memproduksi food Q1 dengan subsidi dari pemerintah agar bisa membuat harga food Q1 bisa jatuh. Proses yang berkesinambungan dari operasi pasar food Q1, akan membuat juragan-juragan sapi non lokal food Q1 akan kelabakan karena mereka nggak memiliki konsumen sehingga mereka pada suatu titik tertentu akan gulung tikar.
3. Char asli dari company food Q1 yang dibekukan bisa bekerja ke BUMN untuk memproduksi food Q1 dan sapi-sapi lokal bisa diperbantukan untuk menyerap IDR dengan bekerja di pabrik-pabrik food Q1 milik asing.
Apakah proses diatas membutuhkan dana besar?
Food Q1 di pasar saat ini di kisaran 0.76. Misal harga pembuatan satu food Q1 sekitar 0.85, terus pemerintah melakukan operasi pasar di kisaran 0.7. Artinya ada rugi sekitar 0.15 IDR. misalkan dilakukan operasi pasar 10.000 food, kerugian yang ada sekitar 1500 IDR atau sekitar 55 G atau setara dengan membuka RW di kota berpenduduk sedikit. Yang masih sangat-sangat terjangkau oleh pemerintah.
Usulan diatas masih berupa ide, mungkin bisa dilakukan, mungkin juga tidak. 😛
Use at your own Risk!.
Teng Kyu.
Maling
"Masih sedih setelah memecat seluruh karyawan Pentung Company"
Comments
wuih, ini nih...
ayo para pakar ekonomi di pemerintah, ada usulan bagus dari calon menteri ekonomi nih.. :> 😛
terima kasih komandan maling usulannya, saya akan menyampaikannya kepada pak presiden. 😃
sesama pengusaha.. VOTED ahh 😛
Ninja Lho
"Masih sedih setelah menjual beberapa Company 🙁"
ngikut saja saia mah..
V+C+S
wah, perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah nie
mantab idenya....
gimana kl kita pake taktik si nia itu?kita wellness dikecilin ampe 40 an terus kita work di perusahaan mereka kita isep idr nya gantian wkwkwk
keknya kalah deh kalo BUMN harus bersaing dengan SWASTA yang bermodal SAPI.... biar BUMN jual food seharga 0.5 IDR mereka masih bisa jual seharga 0.49 IDR dan masih mendapatkan keuntungan....
kecuali kalo dari rakyat eI ada yang mau berkorban... NYAPI DI BUMN 😁 barulah kita bisa berharap BUMN bisa bersaing dengan SWASTA berSAPI.
untuk subsidi.... bolehlah usulan ini....
tapi... kalo cuma beberapa aja.... apa ngga ngiri perusahaan food Q1 yang laen....
untung nomer 3... bersediakah char asli digaji standard pemerintah, padahal mereka dapat dengan mudah memperoleh gaji yang gila2an di job market....
::PEACE::
V + S buat TS
V+S+C
http://www.erepublik.com/en/article/php-people-s-hospital-project-v-s-c-833442/1/20" target="_blank">http://www.erepublik.com/en/article/php-[..]/1/20
V + C + S
Ide yg bagus. Tinggal tindak lanjutnya saja.
Hoho, bagus usulnya...
Pengen ngikut ngobrol tapi lagi ga bisa
Kerjaan RL numpuk, tar wa pikirin ya
/me manggil Trixi dan semarangindah ke sini
Saya menolak usulan ini
😒hakehan😛
/me menjawab panggilan pak pres
Dari saya, ada beberapa alternatif usulan saya utk situasi skrng ini:
alternatif 1. Fungsi GOV seperti layaknya "BULOG"
Pada saat harga2 murah seperti ini artinya ada kelebihan supply produk di pasaran. Org-org BUMN memborong sebagian besar produk2 tersebut dan/atau manfaatkan org2 pemerintah lainnya termasuk ABeRI dan bahkan org milik publik untuk menyetok barang2 murah tersebut. Kalo bisa dibuat kontrak2 utk mengikat perjanjian2 dagang tsb.
Kemudian BUMN bekerjasama dgn menkominfo mengumumkan nama2 org2 tsb di media setiap hari, supaya publik tau dimana mereka dapat membeli barang secara langsung melalui fitur "donasi" pada saat harga2 mulai kembali merangkak.
Alternatif 2. Fungsi GOV sebagai "ADVISOR"
Terutama untuk menko dan menkominfo, lebih baik mulai rajin ke ereptools untuk memberikan laporan minimal mingguan dan mempublikasikan pergerakan harga2 barang dengan bbrp saran bagi masyarakat untuk membeli barang2 yang harganya sedang jatuh. Diharapkan dengan ini harga2 bisa sedikit lebih "terkontrol"
Alternatif 3. GO SHOP!
Masalah: Perusahaan2 bangkrut KRN harga barang jatuh KRN supply berlebih di pasar KRN masih rendahnya kemauan masy utk belanja KRN mungkin jumlah supply IDR masih terlalu rendah dibandingkan supply barang di masy
Inti Masalah : rendahnya supply IDR di masyarakat
Asumsi : "ceteris sapius" 😛
Solusi :
1. Issue money dan lempar ke masyarakat melalui gaji tinggi di BUMN
2. Dorong masyarakat untuk belanja produk2 lokal terutama BUMN
3. Pantau terus pergerakan moneter untuk minimalisir fluktuasi
4. BUMN menegur perusahaan2 utk jaga TBB
Alternatif 4. "Que Sera Sera"
yah mungkin memang sudah saatnya kita gantungkan hidup pada pternakan2 trsbut 😃
Saya anjurkan gabungan alternatif ke 2 dan 3 krn relatif lebih mudah 😉
Untung sahaja ada yang sadar bahaya sapi, karena Rumania udah ada divisi khusus penghancuran ekonomi dalam bidang ini.
^ wew.. malaysian?
apabila memang bumn diaktifkan untuk melawan matjablay, waktu yang diperlukan untuk mengusir mereka saya kira minimal selama 2 bulan, selama itu dapatkah bumn menghandle kebutuhan makanan q1 warga seluruh Indonesia? selama 2 bulan? Mungkin tidak justru kembali matzablai yg diuntungkan dengan berkurangnya jmlah produsen Indonesia
makanya.. kalo mau dibekukan sekalian berlakukan pajak setinggi2nya utk komoditi tsb dan dimonopoli oleh BUMN. Kalo seluruh pekerja tsb pindah ke BUMN dengan gaji seperti pada alternatif 3, saya yakin bisa menghandle kebutuhan pokok rakyat eIndonesia.
kayanya sistem ekonomi komunal lebih bagus deh buat kontrol pasar. gapapa yg kerja di bumn sampe ratusan. drpd kerja di perusahaan biasa trus kek gini
^ wkwkwk you would say it "komunal" rather than "komunis" 😛
ehm, ntah kenapa saia ndiri kurang setuju ma usulan buat make menkominfo dalam kegiatan ini. kenapa? lha wong kadang2 beberapa info yang disampaikan lewat artikel ga diketahui orang2, biarpun artikel itu resmi (apalagi ga masuk top 5). bukannya saia mengecilkan arti menkominfo yak. 😁v
ehm, ntah kenapa saia ndiri kurang setuju ma usulan buat make menkominfo dalam kegiatan ini. kenapa? lha wong kadang2 beberapa info yang disampaikan lewat artikel ga diketahui orang2, biarpun artikel itu resmi (apalagi ga masuk top 5). bukannya saia mengecilkan arti menkominfo yak. 😁v
maaf, klo menurut saya strategi yg ditulis di artikel ini kurang pas dan akan sedikit lama prosesnya karena yg intervensi cuma dari pihak pemerintah. sedangkan lawannya adalah pihak asing yang banyak sekali jumlahnya.
saran dari saya, lebih baik cari 9 orang pegawai sukarelawan ato gadungan ato kebo...trus ditambah 1 lg pemilik perusahaan itu sendiri yg kerja. dengan cara itu semakin besar Q perusahaan dan skill pemilik usaha, semakin gede keuntungannya dan harganya jg mo sampe kapanpun tuh makhluk2 asing ga' bakalan bisa nyaingin.
dan gw yakin dari para pekerja juga pasti ada yg mau jd sukarelawan klo emang dilakuin buat membantu eNegara dan sifatnya sementara. untuk unit usahanya nanti tinggal dibagi2 ke semua pengusaha yang mendaftarkan usahanya ke pemerintah.
cara itu jg klo dilakuin kompak sama semua perusahaan lokal untuk bbrp minggu pasti bakal ngusir pengusaha asing, soalnya mereka pasti rugi gede ujung2nya gara2 harga dari pengusaha2 yg kerja sendiri itu bakal ngebanting pasar.
yaa cuma ntar yg pekerja jg kena rugi sih, karena antara digaji rendah ato ga' dpt kerja...cuma itu jg bisa menekan pekerja supaya standar gaji bisa diturunin lg. jd, tinggal gimana para pengusahanya aja, mau ga' mencoba cara yg mencekal itu dan mau ga' koordinasi perusahaan untuk bbrp minggu.
jd intinya, sambil menyelam minum air...sembari mengusir pengusaha asing, sekalian nurunin standard gaji.
tapi kalo standar diturunin juga apakah tetep bisa bersaing dengan perusahaan2 pternak?
eh.. salah ya.. kompak ini artinya kita semua sama2 pake kebo yak 😃
yoi, dan klo blom dpt kebo ya recruit aja org2 dgn skill 0...kan gajinya msh rendah tuh dan kemungkinan bakal jd inactivenya jg gede. dan klo ini jd program pemerintah, berarti kita bisa memanfaatkan ABeRI buat jd sukarelawan dgn wamil-nya.
gw udah ngelakuin kyk gitu dr kmaren2 sih di perusahaan weapon gw. cuma skrg lg nyari tambahan modal dari perusahaan yg ngasih gaji gede, buat beli iron lebih banyak lg.
voted.
tp ga setuju sih ama komen ttg sistem ekonomi komunal.
bakal semakin banyak user yg ngilang, krn fun dari game cuma bakal "dirasakan" oleh bbrp orang pengurus.
kalo liberal gini, ya kadang rugi, kadang profit, tp masih lebih fun drpd semua diatur.
itu jg bukan sstem ideal koq mih , insidentil aja.. cuma utk ngusir perusahaan2 asing yg cuma mw ngancurin ekonomi indo aja