No More

Day 525, 07:15 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Belum lama ini telah dilakukan sebuah rapat akbar sebagai mediasi untuk menganalisa kondisi internal eI. Berbagai permasalahan-permasalahan yang ada di kemukakan pada rapat tersebut. Dan bisa kita lihat bagaimana pemerintah eI berusaha keras meng-akomodir masukan-masukan yang ada dan mengupayakan solusi-solusi untuk mengatasi masalah internal eI. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah upaya meng-akomodir masukan-masukan yang ada dan kemudian mengupayakan solusi-solusi untuk mengatasi kondisi internal sudah dirasa cukup? Dan kemudian apakah upaya tambal sulam ini sudah merupakan solusi yang terbaik?

Bisa ya, bisa tidak. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Sedangkan berikut ini adalah beberapa usulan yang mungkin bisa membawa perbaikan pada kondisi internal eI.

1. No More One Man One Show.
Ada kebiasaan unik pada saat akan digelar proses pemilihan presiden. Banyak calon-calon yang dirasa memiliki potensi untuk menjadi presiden menolak untuk dicalonkan. Ada sebuah anggapan bahwa posisi presiden adalah 24/7 work yang sangat menguras waktu dan pikiran. Dan fakta yang ada pun menunjukkan, sudah beberapa presiden eI jatuh sakit ketika menjabat. Padahal seharusnya kondisi seperti ini bisa dihindari.
Sudah bukan saatnya lagi seorang presiden harus stand-by 24/7 mengurusi segala sektor pemerintahan. Sudah waktunya posisi presiden diisi oleh sebuah mekanisme team-work.
Posisi presiden terpilih hanyalah sebagai tukang pencet tombol fitur-fitur yang dimiliki seorang presiden.
Sedangkan dalam proses pemerintahan, presiden merupakan sebuah team yang saling terkoordinasi. Terkoordinasi dalam arti team yang ada adalah sebuah kesatuan.
Kalo begitu, apa bedanya dengan yang sekarang. Sekarang juga ada kabinet yang merupakan team dari pemerintahan.
Yang membedakan adalah kerangka berpikirnya. Dengan mekanisme team work, nanti bakal ada Tim Presiden, kemudian ada Tim Foreign Affair, Tim Ekonomi, Tim Penasehat dan Tim-Tim lainnya yang jumlah anggotanya lebih dari satu orang pada setiap Tim.
Banyak keuntungan yang didapat dengan mekanisme team work.
Pertama, pekerjaan yang dilakukan akan lebih ringan bila dibandingkan apabila dikerjakan sendirian.
Kedua, proses regenerasi bisa berjalan dengan lancar, dengan melibatkan anggota-anggota baru dalam tim.
Bahkan bila perlu, Tim-tim yang terbentuk periode kepengurusannya tidak hanya 1 periode (1 bulan), akan tetapi bisa lebih. Hal ini dimaksudkan agar program-program yang dijalankan oleh pemerintah tetap berkesinambungan meski mengalami pergantian periode.
Ingat, sebuah tim tidak hanya digerakkan oleh satu orang, dengan lebih banyak orang dalam tim, tugas akan lebih ringan.

2. No More Congress Meeting
Fakta yang ada menunjukkan bahwa rapat kongres selalu kesulitan untuk memenuhi kuorum. Bahkan sempat ada kasus ketika kongres sudah capek-capek untuk rapat dan menghasilkan sebuah keputusan, ternyata hasil voting berbeda dengan hasil keputusan rapat. Hal ini bisa dihindari dengan cara menerapkan konsep anggota kongres terpilih adalah sebagai tukang pencet tombol fitur-fitur yang dimiliki oleh seorang anggota kongres (mirip dengan konsep presiden diatas). Mekanisme pembahasan setiap proposal yang ada, dikembalikan ke partai sebagai induk organisasi yang mengajukan calon anggota kongres. Dengan konsep ini, diharapkan partai
tidak hanya menjadi tempat berkumpul simpatisan, akan tetapi, partai berperan aktif dalam roda pemerintahan.
Partai mendelegasikan beberapa anggota terpilih menjadi tim yang akan membahas proposal yang akan/telah diajukan. Kemudian partai akan menugaskan anggota partai yang menjadi anggota kongres untuk me-mencet tombol fitur.
Mengapa kembali ke Partai?
Pertama, karena partai telah memiliki jaringan komunikasi antar anggota partai, jaringan ini bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi antar anggota. Kongres nggak perlu lagi menciptakan jaringan komunikasi baru antar anggota kongres yang tiap periode berganti-ganti dan belum tentu anggota kongres tersebut bisa bergabung dengan jaringan yang ada.
Kedua, seringkali terjadi kecenderungan dari partai untuk menunjuk anggota partai yang belum pernah menjadi anggota kongres dengan alasan memberi pengalaman ato alasan-alasan lain. Hal ini malah membuat kinerja kongres makin berat, karena anggota kongres tersebut tidak mengerti inti permasalahan yang ada. Dengan mengembalikan pembahasan proposal ke partai, tidak perlu lagi ada rapat-rapat yang berkepanjangan tanpa hasil.
Ketiga, Bila dirasa perlu untuk melakukan lobi-lobi antar partai juga lebih mudah, karena partai yang mengikuti pemilihan kongres hanya 5 partai. Cukup perwakilan antar partai yang bertemu, nggak harus mengumpulkan 30-40 anggota kongres untuk rapat.
Bagaimana apabila ada anggota kongres yang terpilih tidak setuju dengan keputusan partai untuk vote?
Mekanisme ini dikembalikan ke partai, partai harus lebih jeli dalam memilih anggota-anggota partai yang diajukan menjadi calon kongres.
Apakah dengan hanya menjadi tukang pencet tombol fitur, menjadikan anggota kongres seolah-olah makan gaji buta? Apabila memang dirasa begitu, donasikan saja Gold dari anggota kongres ke partai ato ke NBI. Lumayan, sekitar 200 Gold per periode bisa terkumpul dari pemilihan kongres.
Dan ada satu keuntungan utama dengan menerapkan konsep anggota kongres terpilih sebagai tukang pencet tombol fitur, yakni hal-hal diluar fitur yang selama ini juga menjadi tugas dari kongres, misal, pembahasan LPJ presiden, nggak perlu dilakukan lagi. LPJ sendiri adalah suatu hal yang di luar fitur. Yang ada di fitur adalah, impeach. Yakni pemberhentian presiden ketika presiden sedang menjabat. Setelah ada proses pergantian presiden, selesai. Tidak perlu lagi ada evaluasi terhadap persiden. Sehingga yang perlu dilakukan adalah, melakukan proses pengawasan terhadap presiden ketika menjabat. Proses pengawasan ini adalah WAJIB, karena ini akan menjadi dasar proses impeach diberlakukan atau tidak. Bukan diakhir masa pemerintahan terus dilakukan evaluasi.

3. No More Wajib Militer (Wamil)
Mengapa No More Wamil? Karena konsep wamil yang ada sekarang sudah tidak relevan lagi untuk dilakukan.
Seharusnya konsep utama wamil adalah kewajiban untuk berbakti kepada negara (titik).
Konsep wamil merupakan mekanisme kewajiban untuk "Give" (dari kata "Give and Take") kepada negara. Yang menjadi masalah adalah, negara tidak punya mekanisme untuk bisa memaksa eCitizen untuk melakukan wamil, dalam hal ini jika di RL ada semacam punishment jika mangkir dari wamil, di Erep tidak ada fitur punishment kepada eCitizen. Dengan tidak adanya mekanisme punishment di fitur Erep, maka wamil tidak bisa diberlakukan.
Sehingga mekanisme yang diberlakukan agar eCitizen mau melakukan wamil adalah mekanisme Give and Take. Give dalam arti eCitizen melakukan kerja dan Take dalam arti eCitizen menerima gaji. Kalau memang konsepnya Give and Take, apa bedanya melakukan wamil pada divisi ABeRI dengan kerja di perusahaan-perusahaan swasta yang ada sekarang?
- Apakah karena dalam wamil ada perbedaan gaji (gaji wamil lebih kecil dibandingkan gaji perusahaan swasta)?
Apabila perbedaan di masalah gaji, buat apa harus mengeluarkan banyak uang untuk membentuk
Company-Company ABeRI dan bercapek-capek ria meng-organize wamil kalau perbedaannya adalah selisih jumlah IDR (gaji). Mengapa tidak dibikin konsep wamil adalah kewajiban untuk melakukan donasi IDR ke Or milik ABeRI? Yang secara Gold jauh lebih murah untuk hanya membeli Or daripada membikin Company
- Apakah karena konsep wamil diadakan sebagai usaha untuk penyediaan senjata untuk keperluan ABeRI?
Bukankah sistem tender jauh lebih mudah secara operasional daripada harus meng-organize wamil?
- Apakah dengan melakukan wamil maka anggota yang melakukan wamil bisa lebih diprioritaskan pada saat pembagian logistik? Alasan ini lebih absurd, karena apabila logistik yang dibagikan adalah dari pemerintah, maka semua eCitizen (baik itu sipil maupun ABeRI) seharusnya mendapat prioritas yang sama dalam pembagian logistik, kecuali, logistik yang dibagikan adalah "pure" milik ABeRI.
Belum lagi ditambah dengan adanya proses administrasi dalam wamil (absen, jadwal, dsb).
Adanya proses administrasi malah membuat wamil yang ada sekarang terlalu menguras banyak energi (waktu dan pikiran) dengan output yang dihasilkan tidak sebanding dengan effort yang dikeluarkan.
Dengan alasan-alasan diatas, dapat kita lihat bahwa konsep wamil sudah tidak relevan lagi untuk dilakukan.

4. No More Party for Election Only
Partai-partai yang ada sekarang seolah-olah hanya berfungsi sebagai proses penyaringan anggota kongres dan calon presiden. Partai akan terlihat sibuk hanya pada masa-masa pemilihan (election). Sibuk mencalonkan anggota kongres, sibuk mencalonkan presiden, dan sibuk pemilihan ketua partai. Padahal, bayangkan betapa indahnya apabila partai-partai yang ada menjadi suatu miniatur kecil dari suatu negara. Tiap partai memiliki struktur yang tidak hanya ketua partai dan anggota partai. Akan tetapi tiap partai bagaikan sebuah negara kecil yang memiliki struktur tersendiri, memiliki Company sendiri, memiliki angkatan bersenjata sendiri, memiliki tim recruiter (menjaring newbie) sendiri, memiliki tim edukasi (newbie) sendiri, memiliki tim TO sendiri, memiliki Bank sendiri, memiliki jaringan komunikasi sendiri, memiliki peternakan sapi sendiri, dsb, dsb, dsb. Sebuah partai bagaikan sebuah negara bagian (states) dan seluruh partai memiliki satu tujuan memajukan eI (United States).
Mengapa partai?
Yang dibutuhkan eI saat ini adalah motivasi-motivasi dan isu-isu yang dapat menggairahkan kehidupan eI. Motivasi yang dapat menggugah semangat kepartaian untuk lebih tergerak memajukan eI. Dalam konsep ini, isu kepartaian diibaratkan sebagai sebuah isu kedaerahan. Contoh analoginya adalah, bagaimana masyarakat Bandung begitu bangga dengan Persib-nya, masyarakat Jakarta begitu bangga dengan Persija-nya, masyarakat malang begitu bangga dengan Arema-nya, dsb, dsb. Dari analogi tersebut, isu yang harus dikembangkan adalah bagaimana eCitizen memiliki kebanggaan tersendiri dengan partai mereka. Suatu kebanggaan yang akan memotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk partai mereka.
Apakah isu kepartaian malah akan memecah-belah eI?
Disinilah peran pemerintahan eI sebagai regulator. Pemerintahan eI berperan sebagai mediasi antar partai. Pemerintahan eI berperan seolah-olah menjadi matahari dalam tata surya dan partai-partai akan menjadi planet-planetnya. Bisa kita bayangkan, betapa berat pemerintahan yang sekarang untuk menggerakkan dan mengarahkan roda yang begitu besar, padahal akan jauh lebih mudah apabila pemerintah bisa mengarahkan roda-roda kecil yang telah berputar dengan sendirinya. Roda-roda kecil yang bermesin partai.

Usulan-usulan diatas adalah sekedar buah pemikiran, mungkin ada yang pro, mungkin ada yang kontra, yang terpenting adalah adanya pro dan kontra adalah sebuah proses dinamis untuk menuju lebih baik.

Terima Kasih

OB-NBI(~maling@The.Next.Gubernur.NBI)