[REPOST] Bukan Kampanye!

Day 2,019, 07:51 Published in Indonesia Indonesia by mas marco kartodikromo

Salam Super,

Ada saran dari teman-teman yang super untuk mempublikasi kembali artikel di kehidupan saya sebelumnya (gagal menuju nirvana nih makanya reinkarnasi terus). Well langsung saja, artikel ini bisa dibaca aslinya di sini
Artikel ini diterbitkan pertama kali pada Day 411, 04:39 Erep time.

==============================================================================
Day 411
4-3 hari yang lalu masih segar dalam ingatan saya bagaimana channel irc kita mencapai rekor user tertinggi. Perang dengan argentina itulah jawaban kenapa banyak orang termasuk saya ada di channel. Selain untuk koordinasi taktis, irc juga menawarkan sesuatu yang hasrati oleh banyak orang: Senjata Gratis!

Coba anda hitung pengeluaran Negara dalam perang argentina kemarin. Berapa idr/gold yang anda terima dari sebuah institusi yang bernama Negara dalam bentuk weapon? Saya pribadi menerima 4 kali pembagian weapon dengan jumlah total 6 q4, 10 q3, 8 q1. Dengan harga di pasar Indonesia saya mungkin menyita anggaran Negara lebih dari 10 gold dalam 4 hari perang. Itu hanya saya seorang diri, coba kalikan dengan lebih dari 100 orang warga Negara eI dan ABeRI yang mendapatkan jatah senjata. Beban anggaran yang begitu tinggi, dan ironisnya harga food di pasar tetap tidak bias dikendalikan walaupun Negara (yang memberikan anda senjata) telah menghimbau untuk menurunkan harga food dan gaji anda.

Masih segar juga dalam ingatan saya ketika presiden yang adalah pemimpin Negara (institusi yang sama yang memberikan anda senjata bahkan orang yang sama yang tidak tidur dalam 3 hari untuk memastikan pasokan senjata) mengumumkan perdamaian dengan argentina. Bukan kepatuhan ala militer yang kita saksikan namun cacian, hinaan, pembangkangan. Ketidaksetujuan adalah sebuah keniscayaan namun mengapa kita memilih teknik cacian dan hinaan untuk menunjukkan ketidaksetujuan? Mungkin kita telah menjadi schizophrenic yang tidak mampu lagi membedakan Indonesia RL dan eIndonesia. Dilain sisi, wajarkah game yang didesain dengan governmentality liberalisme/neo-liberalisme berujung pada individualisme seorang pemain yang bertendensi pada egoisme?

Saya yakin anda pernah bermain game strategi lainnya. Di sana anda menemui bahwa ekonomi merupakan pondasi untuk menciptakan teknologi baru yang berujung pada dominasi militer dan ekonomi. Hasrat untuk menguasai (will to power) adalah bahan bakar dari setiap game strategi. Senantiasa menciptakan ketidakpuasan untuk merayu setiap orang terus memainkannya. Di game ini, mungkin admin berpikir dengan konsep liberalisme yang menitik beratkan pada desentralisasi pemerintahan dan semua warga Negara memilki peran aktif dalam pemerintahan negara dan diri sendiri. Konsekuensi dari warga negara yang aktif adalah ekonomi akan mengikuti hukum pasar dimana persaingan akan memicu kesejahteraan dengan menurunkan harga pasar dan menaikkan produktivitas. Peran negara di batasi hanya pada pajak, aturan gaji terendah, mengeluarkan uang baru, membeli hospital dan defence system (seperti riset dalam game strategi lainnya), dan mendeklarasikan perang atau perdamaian dengan komunitas lain yang bernama negara.

Pemerintah dalam konsep di atas memainkan peran yang sangat kecil. Seperti kita lihat baru-baru ini penurunan pajak secara signifikan tidak memiliki efek signifikan pada harga. Karena harga dibentuk oleh hukum pasar. Menetapkan gaji terendah juga tidak berhasil menggoyang kekuatan invisible hands dalam pasar bebas. Subsidi pun loyo ketika berhadapan dengan hasrat kapital. Justru ketergantungan rakyat terhadap negara semakin besar apalagi di saat perang. Rakyat tidak mampu membeli 5 senjata tiap harinya (dengan asumsi hospital q5), rumah apalagi. Muncul pasar-pasar kedua dan ketiga yang menawarkan harga murah di luar pasar resmi, walaupun pajak sudah diturunkan. Produktivitas maksimal tidak mampu melayani permintaan. Dan masih banyak lagi kondisi yang mengerikan yang harus kita hadapi. Ya kita menghadapi orang real di sini, bukan peon atau villager yang bisa kita klik kanan sesuka hati.

Ada beberapa pilihan; satu, tetap pada jalur pasar bebas dan biarkan mekanisme pasar mengatur segalanya. Toh harga yang terendah yang akan survive. Dua, negara melakukan intervensi minimal dengan membantu pengusaha dengan subsidi dan kebijakan yang melekat pada fitur di game ini, atau ketiga, melakukan intervensi penuh dengan menciptakan penguasaan ekonomi sepenuhnya di tangan negara. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensinya. Bagi saya pilihan ketiga adalah pilihan yang ekstrim namun perlu untuk dicoba, mengingat kita telah mencoba pilihan ke dua dan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Bentuk dari pilihan ketiga adalah penguasaan penuh sumber daya RM oleh negara dengan membuat baru atau mengakusisi perusahaan RM yang tidak mampu bersaing. Negara akan mendistribusikan RM pada perusahaan yang mampu dan sepakat untuk menjual harga produk di bawah harga yang disepakati bersama. Pertanyaannya siapa yang bekerja untuk RM negara?

Disinilah konsep ekonomi akan bersatu dengan militer. Militer Indonesia adalah milik negara. Logistik militer sangat tergantung pada negara, membuat militer mandiri dengan korporasinya sendiri justru akan menciptakan eksklusifisme antara yang ABeRI dan non ABeRI. Anggota ABeRI akan dituntut untuk bekerja di perusahaan negara, dengan gaji yang diibaratkan sebagai andil dan akan mendapatkan supply senjata ketika negara berperang. ABeRI akan direstrukturisasi dengan mengikuti fungsi ini. Sudah saatnya kita semua membalas budi negara dan rakyat yang membiayai perang dan senjata kita.

Aspek yang terpenting lainnya adalah menjadikan media di eI sebagai ruang publik untuk mendiskusikan semua aspek negara dengan tanpa sensor dan diiringi dengan prinsip-prinsip rasionalitas dan kedewasaan. Saya tahu ini hanyalah sebuah game, namun perasaan yang ada di pemain adalah real. Saling menghormati adalah kunci bagi rekatnya sebuah komunitas. Idealnya, iklim media yang bersahabat akan membuat para pemain baru bisa lebih terbuka dan tidak minder dalam meyuarakan ide nya.

Ah sudahlah toh ini hanya game, ngapain juga pusing dan ribut. Ngegame itu ya cari seneng. Kalo dapet senjata ya sukur, ga dapet ya protes. Terserah gw mau nyari kerja dimana dengan gaji tertinggi supaya bisa nabung gold supaya jadi FM (mungkin sekarang GoW) bahkan war hero atau bikin perusahaan sendiri yang memonopoli ekonomi di erep. Jadi jangan vote saya sebagai presiden karena saya juga cuma mau seneng-seneng di erep.

Salam Super