Kisah Kakek Pensiunan Tua Ompong Peyot

Day 5,398, 01:13 Published in Indonesia Indonesia by TMOHS

Kisah seorang Pensiunan yang telah Tua Ompong dan Peyot….

Suatu ketika, ada seorang Kakek Pensiunan ABERI yang sedang duduk di bawah pohon Alpukat yang sangat lebat yang tumbuh di halaman belakang rumahnya. Tampak Kakek itu sedang melamun mengingat-ingat jaman muda nya. Kakek itu tumbuh melalui berbagai pertempuran yang seru bersama dengan teman-teman lamanya yang entah saat ini entah kemana. Ada beberapa rekan baik nya yang masih aktif di medan perang, maupun telah berpulang menghadap yang Kuasa, ada juga yang menghilang entah dimana rimbanya dan ada juga yang masih sering berkontak-kontakan. By WA kalo kata cucu cucu jaman sekarang.

Walaupun sudah renta, Kakek ini masih berusaha menjadi pejuang medal untuk menyambung hidup. Kalau ngga gitu, mana bisa survive. Kakek ini selalu berusaha mencari first hit di Land Battle sampai ya kira-kira cukuplah. Walaupun hanya bermodalkan bamboo runcing di Land Battle… ya rata-rata kakek ini berharap dapat 1-3 medal dalam sehari. Mungkin lebih kalau kakek ini lagi kelebihan libido…. Itupun jarang pastinya.

Beberapa hari terakhir ini, Kakek mendapatkan hibah senjata untuk Aircraft Battle dari anak cucunya. Jadi aja Kakek ini tiba-tiba berpikiran untuk ya sekali-kali nyari Medali dari Aircraft Battle ah … mumpung ada senjata khusus Aircraft. Dari pada seperti sebelum nya di biarkan usang dan rusak di gudang sehingga senjata yang katanya berharga itu di loak begitu saja ke tukang loak keliling langganannya.

Saatnya untuk berperang tiba… Sang Kakek mencari – cari SH battle yang sebenarnya ngga perlu kemenangan dan menemukannya di Training War Indonesia – India tepatnya di Lucknow (https://www.erepublik.com/en/military/battlefield/479324). Saat itu round 8 sudah memasuki kisaran menit ke 20an dan belum ada satupun yang berada di barisan pertahanan maupun penyerangan. Sambil melihat-liat dan berhati-hati, Sang Kakek mulai melakukan persiapan dan serangan pertama. Dan serangan pertama pun di lakukan. Sang Kakek berusaha untuk memelihara posisi kekalahan di pihak Indonesia sesuai dengan instruksi Gubernur Jendral. Hadirlah hit sekitar 68k an dengan status Bar sekitar 49,xx persen. Sang Kakek berpikir, cukuplah yah… First hit dan sudah cukup mentok… toh Pihak India yang harus menang.

Dan karena kecapean berperang, Sang Kakek pun ber istirahat beberapa jam.
Selang beberapa jam kemudian Sang Kakek terbangun… dan wah… siap-siap neh bakal dapat medal sepertinya. Tapi ternyata … sayang sungguh sayang… ternyata notifikasi medal SH yang ditunggunya tidak pernah muncul. Berhubung rasa penasaran yang tinggi, maka di chek lah history battle nya. Ternyata oh ternyata… Ada anggota pasukan elit pemerintah (mungkin disebut OKNUM) telah meng take overnya. Dia juga tampaknya tidak peduli dengan hasil war yang harus kalah… ah bisa lain kali aja kalahnya.. yang penting saat ini beliau mendapatkan medal SH.



Karena penasaran kok ngga dapet SH Medal mengechek battle Lucknow saat itu sedang berlangsung ronde ke 10. Dan saat itu waktu telah menunjukan menit ke 30an… dan telah ada anggota pasukan elit pemerintah lainnya yang sudah meng-hit… karena Sang Kakek merasa jengkel, di hit jugalah battle itu dengan sisa sisa senjata yang ada di gudang yang bisa di kanibalkan. Dan mendapatkan damage 70k sambil menunggu siapa yang bakal menghit lagi… dan ternyata… pasukan pemerintah kembali menghitnya… kali ini mengutus salah satu Jendral besarnya. Dan sudah ketahuan secara pasti nasib Sang Kakek.




Sang Kakek hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sambil menduga-duga ada apa di belakang semua ini. Hanya bisa mengelus dada dan bertanya-tanya dengan rekan – rekan pensiunan lainnya baik masih aktif maupun sudah benar-benar mundur. Apakah yang terjadi dengan pasukan pemerintah yang katanya paling aktif bagi-bagi konsumsi royal … atau ini salah satu cara untuk menarik setoran pasukan buat dana bagi-bagi ya.

Mungkin Kakek ini yang salah (sudah pasti salah katanya merebut first hit atau ya Sang Kakek kurang beretika)….

Mungkin ini dulu sekedar kisah curhatan Kakek Tua Ompong Peyot ini…

Terima kasih telah membacanya.