eLove (Inspired By eTHO)

Day 1,117, 04:24 Published in Indonesia Indonesia by Shinemavi

Tadinya saya ingin sekali ikut program yang diadakan depdagri itu, sayangnya id saya di forum erepindo belum dimasking sehingga saya tidak bisa mengikuti program eTHO itu. Saya pun hanya bisa menonton saja.

Bermula dari satu pertanyaan yang cukup menggelitik kepada para kandidat yaitu “apa itu eLove?”. Saya langsung terpikir bahwa bagaimana cara kandidat akan menjawab pertanyaan ini, pertanyaan yang abstrak dan luas harus dijelaskan dalam waktu beberapa menit. Saya pun hanya tersenyum mendengar jawaban-jawaban dari para kandidat. Banyak menggunakan analogi-analogi yang justru jadi bumerang bagi kandidat itu sendiri. Dapat dimaklumi mengingat betapa singkatnya waktu jawab dan para juri yang belum selesai kandidat menjelaskan jawabannya sudah mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan baru.

Berangkat dari sana saya jadi mencoba untuk menjawab pertanyaan itu. Menurut saya :
eLove adalah bentuk love yang bahkan lebih riil dibanding love di RL sendiri dimana love di RL banyak dipengaruhi oleh banyak faktor.

Jawaban ini mungkin dangkal. Toh kita gak bisa memungkiri bahwa pada akhirnya kita mencintai orang-orang yang kita cintai di RL karena berbagai alasan. Misalnya kita mencintai ibu kita karena beliaulah yang melahirkan dan membesarkan kita. Seandainya kita tidak dilahirkan dan dibesarkan oleh ibu kita yang sekarang kita apakah kita masih akan mencintai beliau?Apalagi ketika kita akan mencintai orang lain. Pada awalnya kita mungkin akan memilih orang yang akan kita cintai dari fisiknya terlebih dahulu (cowo khususnya), lalu sikap, setelah merasa yakin baru kita akan mencintainya.

Bagaimana dengan eLove?mungkin bukan cinta yang murni tapi setidaknya jauh lebih riil dibanding cinta di RL. Ketika kita mencintai seseorang bukan karena fisiknya. Kita chat dengannya, merasa cocok, dan akhirnya kita memutuskan untuk mencintainya tanpa tahu bagaimana wajahnya, bentuk fisiknya, status sosialnya di RL (pure eLove, bukan eLove yang bermula dari pertemuan di RL).

Kita mencintai sebaris nickname tanpa dipengaruhi faktor-faktor fisik ataupun RL. Gak harus takut dikomplain jaket yang bau, penampilan dan sikap yang gak cocok dengannya, atau mata yang jelalatan ketika jalan bareng.

Sedikit menganalogikan dengan film Daredevil dimana sang hero yang buta mampu mendeskripsikan wajah Elektra hanya dengan bantuan rintik hujan yang jatuh ke wajah Elektra dan pendengaran super sang hero. Dan satu film Jack Black (judulnya lupa ><) yang diberikan penglihatan untuk melihat wajah seorang wanita cantik atau tidaknya melalui hati. Begitupun eLove, hanya dari huruf perhuruf deskriptif yang dia ketik bisa membuat kita merasa nyaman. Begitu bebas nilai.

Dedicated to eAlm eIstriku. Aku ngerti kita sama-sama harus move on dan gak boleh stuck di satu moment. Thanks udah ngasih aku moment2 indah itu 