[AReI] [BAB I] That Days We Promises?

Day 3,602, 07:39 Published in Indonesia Japan by Y o s h i n o



YAHALLO!!!
Yoshino-desu!
~

Kelanjutan dari cerita "That Days We Promises?"

Bagi yang belum tahu cerita sebelumnya, bisa membacanya terlebih dahulu :
Prolog : That Days We Promises?



Alternative Title
Indonesia : Hari-Hari Yang Kita Janjikan?

Information
Type: Novel
Volumes: Unknown
Chapters: Unknown
Status: Currently Airing
Publishe😛 Aug 31, 2017 to
Genres: Mystery, Drama, Romance, Ecchi
Authors: Gurin (Story), Rikka (Assistant)




BAB I
Mencari Sesuatu Yang Hilang


Bagian I

Setelah berhasil menghindar dari amarahnya Chinta, Hikka berjalan menuju ruangan kerjanya, sambil di perjalanan, Hikka masih berpikir keras mencari siapa pelaku dibalik perampokan tersebut. Sepertinya Hikka tidak mendapatkan petunjuk sama sekali.

"Ahh mouu...."

Hikka menggaruk-garukan kepalanya, ekspresi wajahnya pun tampak kesal sekali.

Mungkin karena dia tidak menemukan petunjuk yang dapat membawanya kepada pelaku perampokan tersebut.

Sebelum sampai ke meja kerjanya yang kira-kira tidak jauh dari posisinya sekarang, Hikka disapa oleh seseorang. Ternyata dia adalah tetangga perempuan Hikka.

Dia memanggil nama Hikka sambil berlari menuju arahnya.

"--Ikkaa.... Heii... Ikka~"

Nampaknya perempuan itu telah tiba dihadapannya Hikka, dengan nafas yang terengah-engah, dia dengan segera menyesuaikan nafasnya, lalu perempuan itu menatap wajah Hikka dengan senyuman yang manis.

"Selamat pagi... Ikkaa~"

Mendapati senyuman manis dan ucapan selamat pagi dari seorang gadis yang cantik. Pipi dan telinga Hikka dengan sekejap berubah menjadi merah.

"Ee-- Se-- Sselamat pagi, Rin."

Dengan gugup Hikka membalas ucapan selamat pagi dari Rin. Sekilas Rin mempunyai rambut berwarna hitam kecerah-cerahan, dengan gaya rambut yang di kuncir pony tail, berbeda dengan Chinta, bisa dibilang Rin mempunyai tubuh yang biasa-biasa saja. Meskipun ukuran dadanya tidak besar seperti miliknya Chinta. Walau begitu, wajahnya tidak kalah cantik dengannya.

"Ikkaa... rambutmu berantakan sekali.. akan ku rapihkan~"

"Ee-- Kkau Tiddak Har--"

Dengan cepat Rin mengambil sisir yang ia selalu bawa didalam tas kecilnya, lalu merapihkan rambut Hikka yang berantakan.

"Hhee... tidak apa-apa~"

Pipi dan telinga Hikka pun semakin merah, mungkin karena jarak antara muka mereka sangat dekat sekali, ditambah lagi Hikka dapat mencium aroma yang wangi dari tubuh Rin.

"Yaap, sudah rapihh~"

"Tterima Kasiihh...."

"Jangan sungkan-sungkan~"

Sambil membalas ucapan Hikka, Rin tersenyum dengan sangat manis. Pipi dan telinga Hikka pun masih memerah. Yang bisa Hikka lakukan hanyalah terpukau dengan senyumannya Rin.

Setelah itu, Rin bertanya kepada Hikka

"Heei.. Ikka, apa kau tau..?"

"Apaa...?"

Wajah Hikka menunjukan wajah yang sangat serius, mungkin Rin dapat memberikan petunjuk yang lain untuk menemukan siapa pelaku dibalik semua ini. Lalu..

"INSTANSI KITA TELAH DI RAM--.."

"AKU SUDAH TAU....!"

"Eehh... tidak mungkin, darimana kau tau itu?"

Rin menunjukan wajah yang kecewa, dan menanyakan kembali pada Hikka.

"Kau tidak tau? insiden ini sudah dikirimkan oleh Operator ke masing-masing tnwOS dan sudah diumumkan juga melalui PA System."

"Eehh... aku tidak tau soal itu~"

"Aree... memangnya darimana saja kamu??"

"Aku terlambat, Tehe~"

"Tehe, jidatmu..." *plak*

"Ughh... Sa-- Sakitt taau.... apa yang kau lakukan?"

Hikka menjentik keningnya Rin lantaran jawaban yang diberikan oleh Rin membuat Hikka menjadi marah, walaupun sebenarnya Hikka tidak marah kepada Rin mengenai itu.

"Ma-- maaf Rin, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu.."

"Apakah kau tidak memiliki hati?? mengapa kamu melakukan itu kepada seorang gadis sepertiku?"

Rin mengatakan itu dengan ekspresi yang ingin menangis, Hikka pun merasa bersalah dan berusaha menenangkan Rin yang hampir menangis karenanya. Didalam hatinya pun berkata.

(Apa yang telah kau lakukan??, kau membuat seorang gadis menangis...)

Hikka pun menunduk dan mengelus-elus kepala Rin dengan ekspresi wajah yang penuh dengan penyesalan.

"Maafkan aku Rin, pasti itu sa--"

"Pfffttt... Wwahahahaha... Wajahmu ittuu.... wahahahahaha.... aku tidak menyangka kamu akan seperti itu.... wahahahahaha~"

"Eehh.....?"

"Wahahaha.... maaf maaf, aku tidak tahan untuk menggoda-mu tadi.... wahahaha~"

Wajah Hikka menunjukan ekspresi yang terkejut sekaligus kesal.

(Cewek ini...)

Seketika, Rin mendekat menuju wajahnya Hikka, lalu membisikan sesuatu didekat telinganya.

"Nee... soal yang tadi, jangan kau beritahu kepada atasan yaa, Ikka~"

"Hee...?"

Rin menarik wajahnya, lalu dia tersenyum dengan manis kepada Hikka. Dan Rin pun langsung berlari meninggalkan Hikka sendirian disana.

Hikka pun memasang ekspresi senang sekaligus kesal atas perbuatan Rin barusan, dan Hikka melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya sembari memikirkan insiden yang dialami instansinya saat ini.




Regard,