Misi telah usai

Day 4,917, 00:44 Published in Indonesia Indonesia by TMOHS

Saat ini Day 4917 misi #SpringBreak Erepublik telah berakhir. Bom Bom masih banyak berseliweran di medan perang. masih banyak tikung meniking SH dan BH. Masih banyak pemain yang mempunyai "unlimited" wortel yang harus di habiskan dalam jangka waktu tertentu. Banyak pemaen yang kaya mendadak .. atau malah semakin berdarah darah akibat misi ini.

Rata - rata e-gaji pegawai sudah anjlok ... kembali ke beberapa minggu sebelum even berlangsung. memang ada yang masih menawarkan gaji diatas 2600, tapi hanya sedikit aja... rata-rata mulai 2250 kebawah.

demikian kata sambutan buat akhir cerita ini.

terimakasih



bonus : Cerita Trio Detektif Part Akhir

===============================================================

Trio Detektif
Misteri Cakar Perunggu

BAB XVI
KEDOK PRIA BERPAKAIAN HITAM TERUNGKAP
"Jangan bergerak!" ancam Pria Berpakaian Hitam. "Pistolku asli, Bly, tidak seperti milikmu -- jadi dengar baik-baik!"

Penjahat berkostum Si Janggut Hitam itu menjatuhkan pistolnya dan perlahan mengangkat tangan. "Siapa kau?" perompak itu menukas, "dan bagaimana kau tahu namaku?"

Dengan lampu-lampu menyala Jupe kini dapat melihat bahwa pistol Connie Bly adalah sebuah blunderbuss -- sangat mungkin berasal dari museum Perompak Baru. Kemudian ia memandang Pria Berpakaian Hitam. Pria misterius itu memiliki rahang yang kokoh serta mata yang dingin dan tajam. Sebuah bekas luka yang seram menghiasi pipi kanannya.

Di kejauhan mereka mendengar raungan sirene polisi yang mendekat.

Bly menatap Oscar Cutter dan Pria Berpakaian Hitam dengan putus asa. "Mari kita membuat perjanjian," katanya cepat-cepat. "Bukan aku yang kau inginkan," serunya, menunjuk ke arah Cutter. "Dialah yang kau kejar! Semua ini idenya!"

"Apa?" teriak Cutter, wajahnya penuh kemarahan. "Aku? Orang ini mengigau! Seumur hidupku aku belum pernah bertemu dengannya!"

Jupiter mengikuti percakapan itu dengan penuh minat, kemudian mengangguk ke arah Pria Berpakaian Hitam. "Aku tahu siapa dia," Penyelidik Pertama berkata riang.

Paman Atticus dan Pete menatap Jupiter, terbengong-bengong.

"Kau tahu?" mereka berseru serempak.

Jupiter mengangguk dengan puas dan berpaling ke arah lelaki bertopi hitam itu. "Jika aku tidak salah, dia adalah seorang detektif."

Pria Berpakaian Hitam berdiri diam. Pete menatapnya, kemudian Jupiter, kemudian kembali Pria Berpakaian Hitam. Ia tahu dugaan Jupe biasanya tepat -- namun seringkali Pete tidak dapat mengikuti jalan pikiran rekannya itu.

"Dan bagaimana kau tahu itu, Pertama?"

Masih dalam keadaan terikat, Jupiter berhasil duduk di samping Pete. "Karena polisi ada di luar dan ia tidak berusaha lari. Berarti dia bukan penjahat. Dia punya pistol namun tidak berusaha menangkap Bly. Berarti dia bukan polisi. Karena banyak detektif yang memiliki izin membawa senjata api, kuduga ia adalah detektif swasta."

Pria Berpakaian Hitam menggangguk. "Anak pintar," katanya. "Ia benar, aku seorang detektif swasta. Namaku Seth Cooley dan aku..."

Cooley menurunkan kewaspadaannya sesaat dan Bly beraksi. Sambil menggeram ia berlari melewati detektif itu, membuatnya terhuyung. Pistolnya meletus ke langit-langit. Bly berlari menaiki tangga menuju ke geladak. Mereka mendengar teriakan terkejut dari atas, diikuti oleh suara ceburan.

Cooley bangkit perlahan-lahan dan mengibaskan debu di pakaiannya.

"Ia takkan lari jauh-jauh," tukasnya, nampak agak malu karena lengah. "Tempat ini telah dipenuhi polisi!" Detektif swasta itu menggeleng kesal dan mulai melepaskan ikatan Jupiter.

"Sudah berapa lama Anda membuntuti Mr. Bly?" Pete bertanya kepada detektif swasta itu. Ia mengangguk ke arah Oscar Cutter. "Kapten Cutter menyangka Anda tukang pukul dari Perompak Baru!"

"Yang diselidikinya bukanlah Connie Bly," ujar Jupe tiba-tiba.

Sesaat suasana sunyi senyap di dalam ruangan kapten sementara semua orang, termasuk Seth Cooley, menatap Jupiter dengan kaget.

"Bukan?" Paman Atticus berkedip kebingungan. "Lalu siapa, Nak?"

Jupiter mengangguk ke arah detektif itu. "Mungkin tidak etis bagi Mr. Cooley untuk menyebutkan nama kliennya namun saya menduga ia disewa oleh universitas. Begini, Kapten Cutter adalah penjahat yang sebenarnya. Saya yakin jika Anda menggeledah kapal ini atau mungkin apartemennya di Lyndale Lane, Anda akan menemukan Cakar Perunggu -- dan juga Bob!"

Wajah Cutter nampak penuh kemarahan. "Aku tidak percaya telingaku!" ia meledak. "Aku duduk di sini, terikat, tawanan, dan dituduh juga?" Penyelam itu menatap Jupiter dengan marah. "Anak muda, seharusnya kau berpikir dua kali sebelum melemparkan tuduhanmu itu! Aku sudah lama bersahabat dengan pamanmu -- kini kuminta kau melepaskan ikatanku dan..."

"Anak ini benar," Cooley memotongnya, nadanya datar saja. "Aku tidak tahu bagaimana ia bisa tahu namun ia benar." Cooley memasukkan pistolnya ke sarung yang tersembunyi di balik jaketnya, lalu melepaskan ikatan Pete dan Atticus. Ketika semuanya telah bebas, mereka menatap Oscar Cutter.

Cutter memandang paman Jupe. "Atticus, jangan percaya! Konyol sekali! Cepat, lepaskan tali ini sehingga kita dapat menangkap Bly!"

Tepat pada saat itu Paman Titus dan Bibi Mathilda menyerbu masuk ke dalam kabin, diikuti oleh beberapa petugas polisi. Mereka menatap Oscar Cutter yang terikat, lalu Jupiter.

"Tolong! Polisi!" Cutter berteriak. "Orang-orang gila ini... Lepaskan ikatanku cepat! Namun hati-hati terhadap mereka -- mereka gila!"

Polisi yang menjadi pemimpin memandang Seth Cooley dengan ragu-ragu. "Saya Kapten Blake. Andakah yang memanggil kami?" Polisi itu menatap pemandangan di depannya sekilas dan kemudian menanggalkan topinya untuk menggaruk kepala. "Anda mau menjelaskan apa yang terjadi di sini?"

"Mengapa Kapten Cutter terikat, Jupiter Jones?" Bibi Mathilda menuntut jawaban.

"Kalian menemukan Bob?" Paman Titus bertanya sebelum Jupiter dapat membuka mulut untuk menjawab pertanyaan yang pertama.

Jupiter berpaling ke arah Cutter. "Maukah Anda memberi tahu kami di mana kami dapat menemukan rekan kami dan Cakar Perunggu? Atau kami terpaksa menggeledah kapal ini?"

Keringat membasahi hidung Cutter. "Geledah kapal ini!" ia mengangkat bahu. "Geledah apartemenku. Aku tidak menyembunyikan apa-apa. Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Aku diikat oleh Connie Bly sepertimu. Nantinya akan terbukti bahwa tidak ada orang lain di kapal ini dan aku tidak bersalah. Silakan, geledahlah!"

Kapten Blake menyerukan aba-aba kepada anak buahnya. "Periksa kapal ini dari atas hingga bawah." Setelah ketiga petugas polisi itu pergi, ia menoleh kepada Seth Cooley. "Sebaiknya Anda mulai menjelaskan apa yang sedang terjadi di sini!"

Jupiter berdiri tegap dan tersenyum ke arah Oscar Cutter. "Saya berpikir tentang perkataan Kapten Cutter tadi. Ia mengaku telah diikat oleh Connie Bly." Jupiter menggelengkan kepala dengan dramatis. "Sebenarnya, Kapten, tali di tangan dan kaki Andalah yang membuktikan sebaliknya!"

Semua orang di kabin kapten menatap ikatan Cutter.

"Apa maksudmu, Pertama?" tanya Pete. "Ia sudah terikat ketika kita tiba di sini."

"Tepat sekali," kata Jupiter. "Dan jika kau ingat, Bly menyuruhku mengikatmu dan Paman Atticus, kemudian ia mengikatku. Saat itulah aku memperhatikan simpulnya."

"Simpulnya?" Bibi Mathilda mengulangi. "Hentikan dramatisasimu, Jupiter Jones, dan katakan apa yang kau lihat!"

Jupiter tidak mengacuhkan interupsi itu. "Jika Bly memang mengikat Mr. Cutter, maka simpul di talinya tentulah akan sama dengan yang ada di taliku. Namun tidaklah demikian! Bly mengikatku dengan simpul biasa, simpul sehari-sehari yang bisa dibuat semua orang. Namun ketika mengamati ikatan Mr. Cutter, aku melihat bahwa tangannya diikat sepertiku namun kakinya diikat dengan simpul jangkar. Simpul jangkar, sebagaimana Paman Atticus dapat memastikan, adalah simpul yang sering digunakan oleh pelaut dan penyelam. Aku mulai bertanya-tanya, mengapa Bly harus mengikat tangan dan kakinya berbeda? Jawabannya adalah... bukan dia yang mengikatnya! Cutter mengikat kakinya sendiri, mungkin sekali ketika ia melihat Pete dan aku datang bersama Paman Atticus. Kemudian ia menyuruh Bly mengikat tangannya sehingga kita berpikir bahwa Bly telah menyergap dan menawannya di sini!"

"Tapi mengapa, Jupiter?" desak Atticus. "Mengapa segala permainan ini? Sejujurnya, aku masih merasa hal ini sulit dipercaya!"

Oscar Cutter mengangguk-angguk dengan penuh semangat. "Anda lihat, Kapten? Tidak masuk akal. Bly yang harus Anda tangkap! Andalah pemimpin di sini -- lepaskan saya!"

Selama percakapan itu Seth Cooley berdiri diam di dekat pintu. Jupiter memandangnya. "Anda membingungkan kami ketika rekan-rekan saya memergoki Anda di kapal Paman Atticus. Kami beranggapan bahwa Andalah si pencuri. Saya rasa saya bisa menduga apa yang sedang Anda lakukan." Jupiter menarik nafas panjang sebelum melanjutkan.

"Dalam penyelidikan atas Kapten Cutter, Anda membuntutinya atau Bly ke rumah paman saya. Di sana mereka masuk ke rumah atau Pembalasan Ratu Anne atau keduanya. Rumah kosong dan Anda tidak menyangka akan ada yang pulang segera. Namun kedatangan Pete dan Bob mengejutkan Anda. Bukannya menjelaskan bahwa Anda adalah seorang detektif, Anda berusaha bersembunyi di kapal hingga teman-teman saya meninggalkan dermaga. Tapi Anda menjatuhkan sesuatu dan terpergok."

Seth Cooley mengangguk, kagum akan Jupe. "Tepat itulah yang terjadi. Aku mengikuti Bly ke rumah pamanmu. Cutter menyuruh Bly mengerjakan segala pekerjaan kotornya."

Semuanya menatap Oscar Cutter. Peneliti itu nampak keras kepala. "Aku tidak akan berkata apa-apa hingga bertemu dengan pengacaraku -- dan setelah itu kalian semua akan mendapat masalah!"

"Aku tidak mengerti," kata Pete. "Mengapa Cutter bekerja sama dengan salah seorang Perompak Baru? Bukankah mereka bermusuhan?"

"Kurasa aku bisa menjawab itu juga," Jupiter berkata penuh kemenangan. "Ingat semua terbitan mengenai pacuan di apartemen Lyndale Lane? Kuduga Kapten Cutter adalah seorang penjudi. Ia suka berjudi atas pacuan kuda dan anjing. Bahkan ia begitu sukanya hingga kehilangan semua uangnya. Namun ia tidak berhenti di sana, melainkan mempertaruhkan semua dana riset yang telah diberikan oleh universitas di Portland!"

Seth Cooley mengangguk setuju. "Dan itu belum cukup juga," tambah detektif itu. "Berdasarkan yang kulihat, Cutter sepertinya menderita ketergantungan sehingga ia tidak dapat berhenti berjudi, bahkan setelah ia tidak punya uang lagi untuk dipertaruhkan. Satu-satunya kesimpulan yang logis adalah meminjam dari seorang lintah darat atau bandarnya sebagai usaha terakhir untuk memenangkan kembali semua uang yang telah hilang."

Oscar Cutter duduk di sudut ruangan dengan wajah memelas. "Apa itu bandar?" tanya Pete.

"Bandar," Cooley menjelaskan, "adalah seseorang yang menentukan pasar taruhan dalam suatu pacuan dan kemudian menerima serta membayarkan uang taruhan untuk pacuan itu." Detektif itu memandang Jupiter. "Memang itu yang kutemukan, Nak. Ketika Cutter tidak dapat mengembalikan uang itu, bandarnya mengirim seorang tukang pukul seperti Connie Bly untuk memaksanya mendapatkan uang."

Jupiter mengangguk. "Jadi Cutter membuat suatu rencana. Ia akan menggunakan dana berikut dari universitas untuk membayar sang bandar. Namun ada beberapa penghalang. Pertama, universitas takkan mendanai penelitiannya tanpa bukti nyata bahwa memang ada cukup banyak harta di bawah sana. Dan kedua, ia terpaksa berhenti menyelam ketika pameran Seruling Belanda tiba. Tanpa penyelaman tidak akan ada dana. Ketika Seruling Belanda pergi lagi, Cutter dapat meneruskan penyelaman dan menerima dana lagi. Nantinya setelah dana itu cair, ia akan memberikannya kepada Bly, kemudian meninggalkan kota dengan membawa Cakar Perunggu!"

"Aku mengerti sekarang!" seru Pete. "Sepertinya nasib Kapten Cutter sebagai peneliti tidak lebih baik daripada nasibnya sebagai seorang penjudi! Universitas mungkin mengancam akan menghentikan penelitian kecuali jika ia dapat menunjukkan benda-benda yang memang berharga. Maka ia menyuruh Bly masuk ke rumah pamanmu untuk mencuri peluru meriam dan pistol -- dan kemudian meletakkan barang-barang itu di tempat penelitiannya dan berpura-pura menemukannya di sana!"

"Satu hal aku tidak mengerti," kata Cooley, "mengapa Bly bergabung dengan Perompak Baru dari Barat? Itu tidak sesuai dengan sifatnya sebagai seorang tukang pukul."

"Saya pun ingin tahu," kata Jupiter mengakui. "Dugaan saya adalah bahwa Cutter mungkin merasa tidak enak mencuri dari paman saya. Maka ketika mendengar sebuah museum akan segera dibuka di bekas pos pemadam kebakaran, ia merasa menemukan jalan keluar. Saya berani bertaruh ia menyuruh Bly bergabung dengan Perompak Baru untuk mencuri beberapa benda dan kemudian meletakkannya di tempat penelitian dengan alasan semakin cepat ia menemukan sesuatu, semakin cepat pula Bly akan mendapat uangnya. Yang tidak diketahui Cutter adalah bahwa semua benda di museum Perompak Baru palsu! Replika dari benda-benda aslinya!"

Jupiter menghela nafas panjang dan mulai berjalan mondar-mandir. "Bly tidak tahu perbedaan pistol tua dan baru. Gagang kayu blunderbuss asli pastilah sudah lapuk bertahun-tahun yang lalu dan bagian logamnya tentu akan menghijau dan tertutup organisme laut. Ketika Cutter menemukan pistol dan pisau yang masih mengkilat dan baru, ia menyadari kesalahannya!"

"Mungkin itu sebabnya ia terpaksa menyembunyikan Data," Pete berseru. "Bob pasti telah melihat sesuatu ketika mengintai tadi. Aku berani bertaruh Cutter menyembunyikan Bob di suatu ruangan lain karena ia tahu yang sebenarnya!"

Bibi Mathilda membungkuk dan memungut pistol tua yang telah dijatuhkan Bly. Ia menatap gagangnya dan membaca keras, "Milik Perompak Baru dari Barat." Ia memandang Oscar Cutter dengan tajam dan menggoyang-goyangkan jari di depan penyelam itu. "Kau harus malu akan dirimu sendiri!"

BAB XVII
TAPI DI MANAKAH BOB?
"Itukah sebabnya Cutter harus mencuri dari Atticus lagi?" tebak Paman Titus.

Jupiter terlihat penuh kemenangan. Ia gemar menerangkan sesuatu sejelas-jelasnya. "Benar. Namun nasib buruk Oscar Cutter terus berlanjut. Ketika ia menyuruh Bly kembali ke rumah Paman Atticus untuk mencuri lagi, Bly tanpa sengaja mengambil Cakar Perunggu -- tidak tahu bahwa benda itu adalah penemuan abad ini! Cutter pun tidak mengenalinya. Karena itulah ia nampak terkejut ketika pagi itu Paman Atticus menjelaskan nilai benda itu yang sebenarnya!"

"Jadi itulah sebabnya Cakar Perunggu dikembalikan!" seru Pete.

Jupiter mengangguk setuju dan mencubiti bibirnya selama beberapa saat. "Kapten Cutter tahu ia tidak akan dapat menyamarkan Cakar Perunggu sebagai salah satu temuannya -- beritanya pasti akan sampai ke telinga Paman Atticus. Dan ia tahu ia tidak dapat menjualnya dengan cepat. Cakar itu tidak ada gunanya. Tidak, Cutter butuh peninggalan bajak laut yang tidak terlalu menarik perhatian, seperti peluru meriam atau pistol antik. Maka ia menyuruh Bly mengembalikan Cakar Perunggu dan mencuri sesuatu yang lain.

"Pada saat itulah aku mulai mencurigai Cutter. Aku bertanya-tanya, siapa yang akan mendapat untung dengan mencuri cakar itu, hanya untuk mengembalikannya kemudian. Aku menduga bahwa begitu Cutter memutuskan untuk membayar hutang judinya dengan dana dari universitas, bagaimanapun juga ia harus pergi dan lagipula ia menginginkan Cakar Perunggu -- mungkin untuk dijual di pasar gelap atau kepada seorang kolektor untuk mengongkosi pelariannya. Itu sebabnya ia mencurinya dari rumah Paman Atticus untuk kedua kalinya."

"Ada yang terus menggangguku, Pertama," kata Pete. "Aku ingin tahu, apa hubungan Gaspar St. Vincent dengan semua ini? Dan siapakah orang bernama H. KANE di Lyndale Lane itu?"

"Kurasa Gaspar hanyalah seorang Perompak Baru yang penuh dedikasi -- dan terkadang radikal. Kemungkinan besar ia mengetahui bahwa Bly telah mencuri dari museum dan ingin memaksanya mengaku. Karena Bly selama ini tinggal bersama Cutter di apartemennya untuk menjaga agar ia tidak kabur tanpa membayar hutangnya, Bly mungkin menuliskan apartemen Lyndale Lane sebagai alamatnya ketika mendaftar ke Perompak Baru. Gaspar pergi ke apartemen itu untuk mencari Bly. Ketika melihat Gaspar mencoba menggunakan interkom dengan kesal, Mr. Cooley mendatanginya untuk menanyakan beberapa hal dengan dugaan bahwa ia adalah teman Cutter atau Bly."

"Benar lagi," detektif itu mengiyakan. "Aku telah mengintai apartemen itu beberapa lama dan aku tahu bahwa Bly tinggal bersama Cutter untuk menjaga agar ia tidak lari. Tulisan di interkom itu, H. KANE, hanyalah nama orang yang tinggal di sana sebelumnya. Tulisan itu tidak diganti ketika universitas menyewa apartemen itu untuk tempat tinggal Cutter selama penelitian."

Seorang polisi memasuki ruangan dan berbicara dengan suara pelan kepada Kapten Blake. Blake berpaling dan memandang Oscar Cutter. "Sepertinya keadaan tidak terlalu baik bagimu, Kawan," katanya suram. "Di luar ada sebuah mobil putih kecil dengan cakar yang dibicarakan semua orang itu ada di bagasinya. Dan ada pula beberapa tanda tanya yang dibuat dengan kapur hijau."

"Itu Bob!" seru Jupiter. "Terbukti ia dibawa dalam mobil Cutter!"

Pete nampak bingung. "Tapi itu mobil Bly," katanya. "Bob dan aku melihatnya naik mobil putih kecil di pos pemadam kebakaran pada hari pertama kita di sini."

Jupiter menatap rekannya itu dengan tidak percaya dan memukulkan telapak tangan ke kening. "Apa? Mengapa kau tidak bilang dari dulu, Dua? Bly dan Cutter selama ini menggunakan mobil yang sama?"

Pete membela diri. "Kami tidak tahu bahwa jenis mobil yang dikendarainya itu penting. Lagipula kau tidak bertanya!"

Jupiter mengalah dengan segan. "Kurasa kau benar. Seorang penyelidik yang baik seharusnya tahu bagian paling sepele biasanya adalah yang paling penting."

Bibi Mathilda masih menatap Oscar Cutter dengan marah. "Yang penting sekarang adalah kita menemukan Bob," katanya tegas. "Kalau Jupiter benar, dia tentu ada di kapal ini atau di apartemen itu."

Atticus sependapat. "Mari kita periksa kapal ini lagi." Ia berpaling kepada Kapten Blake dan menunjuk ke arah Cutter. "Mungkin Anda dapat meminta salah satu anak buah Anda untuk memeriksa apartemen orang ini."

"Tidak tanpa surat perintah pengadilan," Kapten Blake berkata dengan serius. "Dan itu akan makan waktu." Ia menoleh ke arah Cutter. "Kecuali, tentu saja, jika Anda mengizinkan."

Oscar Cutter memandang Blake dengan memelas. "B-B-Bly mencuri mobilku... ia... ia meletakkan cakar itu di sana. Anda harus percaya kepadaku! Geledah kapal ini, geledah apartemenku. Jika anak itu tidak ada, Anda akan tahu bahwa aku tidak bersalah!"

Kapten Blake memerintahkan salah satu anak buahnya untuk memeriksa apartemen Cutter di Lyndale Lane dan melaporkan hasilnya melalui radio. "Baiklah," ia berseru untuk menarik perhatian semua orang, "mari berpencar dan memeriksa kapal ini sekali lagi dari atas sampai bawah. Saya mau setiap jengkal diperiksa!"

Sejam kemudian seluruh bagian kapal telah disisir tanpa ada tanda-tanda Bob. Para pencari sedang duduk dengan muram di ruangan kapten ketika seorang petugas masuk.

"Anda menemukannya?" tanya Bibi Mathilda, melompat bangkit dari tempat duduknya. "Adakah Bob di apartemen itu?"

Kapten Blake menggelengkan kepala. "Aku khawatir tidak ada tanda-tanda teman kalian itu, Anak-anak. Aku benci mengatakan ini namun jika kita tidak dapat menemukannya, kita harus membiarkan Kapten Cutter pergi." Polisi itu mulai membuka ikatan Cutter. "Tidak cukup bukti untuk menahannya. Connie Bly memiliki catatan kriminal sepanjang lenganku -- nampaknya dia ada di balik semua ini."

Oscar Cutter nampak lega. "Tunggu saja sampai aku bertemu dengan pengacaraku!" penyelam tampan itu menggeram. Ia menatap Atticus dengan marah. "Teman!" cibirnya. "Menikam punggung sahabat sendiri. Sudah kukatakan aku tidak ada sangkut-pautnya dengan semua ini! Sekarang permisi, aku harus memeriksa kerusakan yang ditimbulkan si berandal Cooley itu ketika membahayakan kita semua dengan pistolnya."

Bibi Mathilda nampak cemas dan Paman Titus berusaha menenangkannya sementara mereka naik ke geladak. Suhu udara telah turun tajam dan gigi-gigi anak-anak bergemeletuk. Kabut menebal dan menipis, seolah-olah hidup dan merambati kaki mereka.

Pete memandang Jupiter tanpa daya. "Di mana ia mungkin berada, Pertama?"

Jupiter mengerutkan kening dan berusaha agar tidak menggigil. Ia yakin ada sesuatu yang terlewatkan olehnya. Suatu petunjuk penting yang tidak disadarinya -- seandainya ia dapat mengingat! Pete nyaris dapat mendengar roda gigi berputar di dalam kepala temannya sementara Jupiter berpikir keras.

Atticus merangkul keponakannya. "Mungkin Robert sekarang sudah di rumah, Jupiter. Ya, aku bertaruh di sanalah ia berada. Mungkin saja ia lelah menunggu kita dan dengan cepat terlelap di atas Pembalasan Ratu Anne. Aku berani bertaruh..."

"Itu dia!" teriak Jupiter.

Mereka sudah setengah jalan menuruni jembatan penghubung. Semuanya berhenti dan menatap Jupiter.

"Apa itu?" desak Atticus.

Wajah Jupiter yang bulat memancarkan kemenangan. Ia tersenyum kepada pamannya. "Paman baru saja memberikan petunjuk paling penting dalam misteri ini!"

Seth Cooley dan yang lainnya menatap Jupiter dengan penuh harap. "Ada yang terpikirkan, Nak?"

"Kau tahu di mana dia!" seru Pete.

"Mungkin," kata Jupe. "Aku punya sebuah teori..."

"Demi petir, Anakku!" suara Bibi Mathilda melengking tinggi, "kau dan dramatisasimu itu sungguh keterlaluan! Cepat katakan!"

Raut muka Oscar Cutter seolah-olah kehilangan rona. Ia mengayun-ayunkan tangannya dengan panik dan mencegah mereka naik kembali. "Polisi... Ini benar-benar keterlaluan! Kapal ini harus berlayar besok pagi -- saya sudah punya banyak pekerjaan tanpa berandal-berandal ini bermain petak umpet. Saya rasa saya harus memaksa semuanya pergi." Ia menoleh dan membentak Jupiter. "Anak muda, semuanya sudah bosan akan permainanmu. Kau telah membuktikan dirimu lebih cerdas dari anak-anak seusiamu namun cukup sudah!"

"Anda hanya mengulur-ulur waktu!" tukas Pete marah. "Jika Bob ikut berlayar bersama kapal ini, Anda akan bebas mengambil dana itu!"

Penyelam itu mendatangi Pete dengan penuh ancaman dan nampak siap memukul. Titus dan Atticus Jones mengambil tempat di samping Pete.

"Biarkan kami memeriksa kapal ini sekali lagi," desak Atticus. "Jika kami tidak menemukan Bob, kami akan pergi tanpa ribut-ribut dan tidak akan ada masalah."

Cooley dan Kapten Blake kembali menaiki jembatan dan berdiri di samping Jupiter.

"Baiklah, Nak," kata Blake, "menurutmu di manakah temanmu itu?"

Jupiter tersenyum. "Ketika Paman Atticus menyinggung nama Pembalasan Ratu Anne, saya jadi berpikir tentang William Teach, yang juga dikenal sebagai Si Janggut Hitam! Ingat, Janggut Hitam adalah perompak jahat yang menjarah dan menyelundupkan berbagai macam harta. Saya perkirakan jika Seruling Belanda ini benar-benar seotentik yang dikatakan Kapten Cutter, maka tentulah ada semacam ruang tersembunyi yang terlewatkan oleh kita!"

Cooley memandang Jupiter dengan kagum. "Tentu saja! Aku seharusnya juga berpikir ke sana!"

Kapten Blake kembali mengumpulkan anak buahnya di geladak. "Kita akan menggeledah kapal ini lagi -- carilah sesuatu yang mungkin saja merupakan ruangan rahasia!"

Oscar Cutter menggeram dan memaki-maki. Kapten Blake menatapnya tajam dan memerintahkan salah seorang anak buahnya menjaga penyelam itu. "Saya tidak mau Anda pergi ke mana-mana. Banyak yang harus Anda jelaskan nanti setelah anak itu ditemukan!"

Mereka turun ke lantai bawah dan berpencar. Setelah lima belas menit Pete berteriak penuh kemenangan. Matanya yang tajam telah melihat sesuatu di lorong yang sempit, yang tidak akan dilihatnya seandainya ia tidak tahu apa yang dicarinya.

"Lihat!" ia menunjuk ke arah lantai. "Aku pasti telah berjalan melewati koridor ini berkali-kali tanpa menyadarinya!"

Para pencari dengan penuh semangat berkerumun di lorong yang kini penuh sesak itu dan menatap lantai.

"Apakah itu, Pete?" seru Jupiter. Remaja gempal itu memeriksa lantai tempat Pete berlutut. Mendadak wajahnya nampak berseri. "Tentu saja! Papan lantai ini tidak cocok! Lihatlah, papan kayu di bagian ini telah diganti -- warnanya sedikit lebih gelap! Aku tidak menyadarinya sebelum ini!"

Pete dan Jupiter bergegas mengeluarkan pisau lipat mereka yang berharga dan menyelipkan mata pisau ke sela-sela papan yang rapat. Mereka menekan dan sebagian dari papan itu tiba-tiba bergerak beberapa senti. Jupiter meraba-raba dengan jemarinya ke dalam celah itu. Dalam satu gerakan cepat papan lantai sepanjang satu setengah meter itu terbuka sambil berderit dan di sana terbaring Bob Andrews dengan pita perekat di mulutnya.

Anak bertubuh kecil itu duduk dan bergegas melepas perekat itu.

"Sudah saatnya!" teriaknya. "Kusangka kalian tidak akan pernah menemukan aku! Perekat ini kukembalikan ke mulutku untuk menipu Bly saat ia datang untuk membawaku. Aku tidak tahu bahwa ia akan memasukkan aku ke dalam suatu ruangan yang begitu sempit sehingga aku tidak dapat menggerakkan tangan ke wajah untuk melepaskannya!"

Jupiter dan Pete membantu rekan mereka keluar dari ruang rahasia itu.

"Kalian menangkap Cutter?" tanya Bob. "Ia bekerja sama dengan Bly dan mereka berdua mencuri dari rumah pamanmu dan markas Perompak Baru! Merekalah yang memasukkan aku ke situ."

Remaja terkecil di antara Trio Detektif itu merogoh saku depannya dan mengeluarkan robekan-robekan kertas. "Kutemukan ini di belakang mobil Bly!" katanya, menyerahkan kertas-kertas itu kepada Jupiter.

Penyelidik Pertama memeriksa potongan-potongan kertas itu.

"Ini potongan dari karcis untuk menonton pacuan. Dan surat peringatan atas pembayaran kartu kredit yang terlambat. Sepertinya teoriku tentang Oscar Cutter terbukti benar!"

"Bly memberi tahu Kapten Cutter bahwa aku tahu dia terlibat," lanjut Bob. "Cutter menyadari bahwa ia harus mengamankanku hingga semuanya pergi!"

Jupiter menyeringai ke arah rekannya itu sementara mereka naik ke geladak dan ke dalam kabut. "Kami tahu tentang itu, Data. Pria Berpakaian Hitam -- maksudku Seth Cooley -- juga tahu."

Mendengar namanya disebut, Cooley menghampiri dan memperkenalkan diri kepada Bob. "Aku gembira kau tidak apa-apa, Nak. Kalian bertiga sungguh merupakan trio yang hebat. Jika suatu saat nanti salah satu penyelidikanku menemui jalan buntu, aku tentu akan menghubungi Trio Detektif!"

Jupiter, begitu bangga mendengarnya, bertukar kartu nama dengan Cooley.

Atticus Jones sungguh berbangga hati dan menjabat tangan anak-anak. "Pekerjaan yang luar biasa, Teman-teman! Benar-benar luar biasa!" serunya. "Titus, Mathilda... Jupiter sungguh mengharumkan nama Keluarga Jones, bukankah demikian?"

Titus tersenyum lebar dan merangkul keponakannya. Mathilda menggeleng-geleng, lalu tertawa senang. "Aku tetap berpendapat ia seharusnya mengurusi urusannya sendiri. Namun kurasa ia memang punya bakat dalam memecahkan teka-teki."

Perut Jupiter berbunyi seolah-olah menyatakan setuju. "Sekarang marilah kita desak Oscar Cutter agar mengaku sehingga kita bisa pulang dan akhirnya menikmati makan malam lobster itu!" ia tertawa.

BAB XVIII
JOHN CROWE BERBICARA
Ada beberapa hal menyangkut Misteri Cakar Perunggu yang mungkin membuat kalian bertanya-tanya, maka aku akan berusaha membuat pikiran kalian tenang.

Oscar Cutter akhirnya mengakui segala rencana buruknya. Tepat seperti yang disimpulkan oleh Jupiter, penyelam bernasib malang itu memiliki hutang bertumpuk setelah kehilangan uangnya hingga ke sen terakhir di meja judi. Seandainya saja ia berhasil menyembunyikan Bob selama beberapa jam lagi, ia akan dapat melarikan diri dengan leluasa! Untunglah intuisi Jupiter menyelamatkan sahabatnya dan menyelesaikan misteri itu dengan baik.

Connie Bly menolak mengatakan apa-apa, kecuali bahwa Cutter ada di balik semua itu. Karena bukti-bukti yang memberatkan Bly lebih sedikit dibandingkan Cutter, ia menerima hukuman yang lebih ringan, dan kini sedang menjalani dua tahun di penjara Oregon atas penculikan dan penyerangan.

Chief Reynolds menelepon kembali beberapa hari kemudian dengan informasi tentang nomor polisi DLH 555. Tentu saja nomor itu terdaftar atas nama si detektif, Seth Cooley. Jupiter memberi tahu kepala polisi itu bahwa mereka telah menyelesaikan kasus itu namun menambahkan bahwa ia takkan ragu-ragu menelepon lagi jika mereka membutuhkan informasi lain. Kepala polisi itu memutuskan hubungan.

Atticus Jones memanfaatkan tenaga tambahan di rumahnya dan mengkaryakan mereka untuk memindahkan segala barang bekas dan hartanya ke toko antik kelautan barunya di kawasan kota Anchor Bay. Tanggal pembukaannya dimajukan sehingga Trio Detektif dapat secara resmi menggunting pita sebelum kembali ke Rocky Beach. Foto mereka bahkan terpampang di surat kabar setempat, lengkap dengan kisah singkat mengenai bantuan mereka dalam memecahkan kasus itu. Tidak perlu dikatakan, sistem pengamanan paling canggih dipasang di toko itu untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan pencurian.

Dengan gembira kukatakan bahwa anak-anak akhirnya berhasil menikmati lobster sebanyak yang mereka mampu dan Pete sempat menyelam beberapa kali bersama Atticus. Meskipun tidak ada harta karun yang ditemukan, Pete menemukan beberapa peluru meriam dan pistol timah, yang baginya sudah merupakan harta tersendiri.

Mengenai Cakar Perunggu sendiri, hal itu tetap merupakan sebuah misteri hingga sekarang. Atticus Jones tidak dapat menemukan bukti lebih lanjut yang mendukung teorinya bahwa benda itu berasal dari tiang haluan kapal Si Janggut Hitam meskipun universitas di Portland menyatakan sangat berminat dan hendak membelinya dengan harga tinggi dari Jones. Sepertinya hilangnya harta karun rampasan Si Janggut Merah akan tetap merupakan salah satu teka-teki terbesar dalam sejarah.

Seperti yang sebelumnya kukatakan, sahabatku Hector Sebastian mengizinkanku menuliskan kata pengantar untuk petualangan Trio Detektif yang menarik ini dan aku hanya dapat berharap agar dalam waktu tidak terlalu lama aku akan mendapat kehormatan untuk melakukannya lagi. Aku harus mengakui bahwa sikapku jauh lebih lunak terhadap anak-anak itu ketika membahas kasus dibandingkan Mr. Hitchcock ataupun Sebastian. Jupiter sangat kesal akan dirinya sendiri ketika kutunjukkan sebuah petunjuk di awal misteri yang terlewatkan olehnya! Ia akan sudah curiga terhadap Oscar Cutter dari awal seandainya saja ia lebih menaruh perhatian pada mobil kecil putihnya.

Ingat, hanya truk tua berwarna merah milik Atticus yang ada di jalan masuk ketika mereka tiba pertama kalinya -- namun Cutter yang terengah-engah pergi dengan mobilnya pagi itu. Bagaimana mungkin Cutter bisa kehabisan nafas mengejar pencuri jika selama ini ia mengendarai mobilnya? Jawabannya: ia sama sekali tidak mengejar pencuri!

Baiklah, satu hal sudah jelas: tidak diragukan lagi, Trio Detektif akan menemukan misteri lain untuk diselesaikan dan ketika itu terjadi, kalian dapat bertaruh bahwa hasilnya akan menakjubkan. Suatu taruhan yang dapat dimenangkan bahkan oleh Oscar Cutter sekalipun!

JOHN CROWE

Tamat



Terima kasih sudah membaca, komen dan mengendorse artikel-artikel ini.

Sampai jumpa lagi di lain kesempatan dan lain cerita.