PENYAKIT ITU BERNAMA 'PUTUSNYA KOMUNIKASI'

Day 775, 11:44 Published in Indonesia Indonesia by si petung

“Bed talk atau pillow talk adalah suatu aktifitas komunikasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih di tempat tidur. Aktifitas ini sebaiknya dilakukan setelah berhubungan intim. Karena dalam proses berhubungan intim (sebelum, selama, dan setelah), tubuh menghasilkan hormon dopamine yang menimbulkan perasaan senang. Efek dari perasaan senang dan keadaan rileks saat berbaring di tempat tidur menjadikan suasana komunikasi yang merupakan nyawa dari suatu hubungan akan mencapai hasil yang paling maksimal. Dan rasa cinta antara anda dan pasangan akan terjalin semakin kuat.”

Saya tidak sedang membuat artikel stensil pertama di erep demi mendapat media mogul, sama sekali tidak saudara (walaupun sempat terpikirkan :hammer🙂.. Saya ingin menggarisbawahi kalimat “…komunikasi yang merupakan nyawa dari suatu hubungan …” (itu bold oi, bukan underline 😑'). Kita ketahui dan akui bersama kelemahan dalam kabinet presiden Bajaj adalah kurangnya komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya. Penyakit kurang komunikasi ini bermula saat eASU mulai melancarkan perang Asia Raya. Menurut saya yang menjadi penyebab putusnya komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya adalah:

1. Munculnya apa yang dinamakan kerahasiaan negara agar strategi tidak dibaca musuh (baca: paranoid). Rakyat eIndonesia hanya membutuhkan penjelasan ‘kenapa-begini-kenapa-begitu’, bukan ‘strategi-kami-akan-begini-dan-begitu’. Selain itu dapat disiasati juga dengan membuat bahasa gaul+patah-patah+alay najis agar musuh tidak bisa membacanya.
2. Pemerintah kelimpungan membaca strategi musuh. Walaupun sudah diketahui apa yang menjadi target musuh, namun cara mereka sulit ditebak. Jadi bingung juga mo ngomong ke rakyat, wong langkah ke depan aja blom jelas. Pengkhianatan eChina dan eIndia yang katanya tidak akan memberi jalan bagi eASU menambah pusing pemerintah baca arah pertempuran. Kenapa pemerintah ga curcol aja masalah ini? Jadi rakyat ga kebingungan kenapa region kita lepas satu persatu.
3. Mandeknya kinerja Minister of Info & Media karena kesibukan di rl yang diikuti pengunduran diri TimmyReborn. Sychev Draienfeld yang menjadi penerusnya pun kemudian menyatakan akan beristirahat.

Penyakit hilangnya komunikasi ini pun sudah menjadi penyakit menular. ABeRI yang menjadi tulang punggung koordinasi dalam perang entah kenapa tidak meng-update artikelnya. Rakyat sipil dan bahkan beberapa anggota Battle Group ABeRI melakukan tindakan ‘turun suka-suka’. Slogan ‘Utamakan koordinasi bukan aksi’ kehilangan maknanya. Anggota kongres tak ada gerakan, kabarnya room chat pun kosong tak ada diskusi. Tak adanya kesatuan pandangan berujung pada lepasnya region asing yang -entah sejak kapan- menjadi identitas nasionalisme kita. Hasilnya?? Tak usahlah saya tulis flashback media kita (bisa mati saya 😛).

Ternyata tak hanya wanita, pemerintahpun ingin dimengerti, rakyat juga ingin dimengerti. Namun tanpa komunikasi yang merupakan nyawa dari suatu hubungan, bagaimana kita dapat saling mengerti? Ini bukan kritik atau mau menyalahkan. Saya hanya berharap penyakit putus komunikasi ini bisa diantisipasi oleh pemerintah selanjutnya. Tak perlu lagi mencari siapa yang salah, toh pemerintah telah meminta maaf (kalau tak salah tidak kurang dari 6 orang jajaran pemerintah dan seksi sibuknya telah meminta maaf).

salam frontal

-di saat kepala pusing menahan kantuk dengan bahan bakar rasa cinta kepada eIndonesia yang tersisa-

nb: tentang lpj presiden Bajaj, saya 'Menerima dengan catatan' 😛