[GOV]Usulan Formulasi Pajak 1 (Manufaktur)

Day 860, 20:39 Published in Indonesia Indonesia by Maximus Sammitto

Seperti yang kita telah baca dari artikel presiden yang terakhir, dikatakan kondisi pendapatan kita per
hari, dan juga bagaimana pengeluaran kita per hari. Intinya lebih besar pasak dari pada tiang. Apakah ini sehat? Menurut saya tidak, dan saya tidak tahu bagaimana menurut anda. Yang pasti tidak sehat bagi kesehatan RL tim ekonomi presiden, hihihi....Tidak fit dalam keseharian akibat
begadang dan exhausted, serta rokok dan kopi yang mengurangi kesehatan kantong juga....

Sama seperti ekonomi di RL, cara mengatasinya adalah mengoptimalkan sektor pajak dan menggairahkan kembali roda perekonomian eIndonesia. Beberapa waktu belakangan ini kita melihat roda perekonomian di eWorld menunjukkan kegairahannya kembali, tetapi beberapa hari belakangan juga kita bisa melihat bahwa rem-rem mulai bekerja, dan pelan-pelan melambat. Walau begitu, setidaknya ada kegairahan baru di eWorld. Dalam pemaparan ini kita akan belah sektor per sektor.

Dari data di sini, bisa kita lihat bahwa penyebaran industri di eIndonesia terkonsentrasi pada sektor weapon dan food, dan kemudian diikuti dengan sektor gift dan moving ticket. Dengan kata lain, perekonomian kita bertumpu pada sektor manufaktur. Dan ini adalah suatu hal yang baik, setidaknya ini membuat kita bertahan.

Income Tax Import Tax VAT

food 20% 99% 5 %

gift 10% 1% 5 %

weapon 20% 99% 1 %

moving tickets 20% 99% 1 %

Tabel di atas adalah formulasi pajak di eIndonesia saat ini. Di kedua sektor penopang perekonomian eIndonesia, weapon dan food, saya rasa tidak ada yang perlu diubah. Perang adalah urat nadi dalam eWorld, dan saya rasa kita sudah mampu berdiri sendiri di dalam sektor ini, tidak perlu ada perubahan. Food juga saya rasa kita sudah mampu menopang diri sendiri. Kalaupun ada usulan adalah menurunkan PPN (VAT) sedikit saja, dari 5 persen menjadi 4 persen. &quot😉ikit banget, signifikan ngga tuh?", saya rasa buat nubi itu signifikan, it worth every penny. "Lho, katanya mo menggenjot pemasukan, koq malah dikurangi??", buat saya bukan soal pemasukan saja, tapi konsumsi. Tidak apa-apa keuntungan per itemnya berkurang sedikit, tapi yang beli jadi bertambah. Untuk membangkitkan perekonomian dari depresi (setelah beberapa waktu yang lalu kita diterjang deflasi hebat), cara yang paling tepat adalah spending. Jika negara saat ini mempunyai cadangan kas yang besar, mungkin pemerintah sudah melakukan spending di sektor konsumsi. Cara ini memang sangat melihat pada kemampuan Franklin Delano Roosevelt serta Keynes di RL tahun 1930an. Tapi yang saya yakin game ini dibuat oleh kapitalis, dan game mechanicnya juga kapitalis, so...ikutin aja, hihihihi....(maaf kepada kamerad-kamerad PKeI 😛).

Berlanjut ke sektor berikutnya, sektor gift. Sektor ini mengalami booming selama beberapa saat, tapi sudah mencapai peak dari harga (setelah kemarin mencapai di atas 2.5 IDR per q1), dan sekarang mulai bergerak turun. Hukum permintaan dan penawaran berlaku, permintaan tentu saja masih tetap tinggi, tapi pemain-pemain baru dalam sektor ini mulai bermunculan, sehingga harga bergerak turun karena penawaran bertambah. Dan melihat data juga, sektor ini mulai bisa dipegang oleh anak bangsa (dan memang kita sanggup). Maka pemerintah mengusulkan :

1. Kenaikan PPh atau income tax menjadi 15 persen. Mengapa? Karena ini tidak adil buat sektor yang lainnya. Mengapa 15 persen saja? Karena kita masih harus melihat kontraksi pasar terlebih dahulu.
2. VAT kita turunkan menjadi 4 persen dari 5 persen. Alasannya sama dengan Food.
3. Menaikkan pajak impor menjadi 3-6 persen. Mengapa? Karena kita sudah mulai mampu untuk memproduksi sendiri. Mengapa hanya segitu dan tidak sekalian 99 persen? Karena ini adalah kontrol pasar yang paling pas dengan game mechanic. Pemerintah tidak bisa "menghimbau" atau apapun namanya, itu semua mekanisme pasar. Sehingga kontrol paling sesuai untuk saat ini adalah dengan kehadiran "orang ke tiga", hihihi...Dan tentu saja, negara akan mendapat tambahan kas dari pajak impor ini. Seiring waktu berlalu, like the flows of river, kita akan lihat lagi mengenai pajak impor. Tetapi, menurut hemat kami,pajak-pajak ekstrim 1 persen dan 99 persen sudah tidak tepat lagisekarang.

Dan sektor terakhir untuk manufaktor, sektor moving ticket. Ini buat kami adalah sektor "anak tiri", rendahnya permintaan mengakibatkan membuat harga menjadi sangat rendah. Kita lihat di
sini, harga komoditas kita di pasaran dunia sudah termasuk paling murah. Dan data juga memperlihatkan bahwa sebenernya kita memang mampu memproduksi sendiri. Tetapi mereka kesulitan bersaing dengan sektor lain dalam pasar gaji dan upah. Pemerintah mengusulkan untuk menurunkan pajak PPh sektor moving ticket sehingga mereka mempunyai kekuatan untuk bersaing dengan sektor manufaktur yang lain. Walaupun secara angka masih tetap kalah, tetapi setidaknya take home pay para pekerja sektor ini bisa bersaing dengan sektor lain. Usulan pemerintah adalah penurunan PPh sektor moving ticket dari 20 persen menjadi 14 persen. Tetapi pemerintah mengusulkan kenaikan PPN dari 1 persen menjadi 2 persen. Toh barang kita masih tetap masuk kategori termurah di eWorld.

Pfiuhhh, punten kalau ada yang ngantuk bacanya, hehehe...moga-moga ngga kaya kuliah pemaparan ini 😛 Kesimpulan formulasi pajak baru (usulan)

Income Tax Import Tax VAT

food 20 % 99 % 4 %

gift 10 % 3-5 % 4 %

weapon 20 % 99 % 1 %

moving tickets 14 % 99 % 2 %

Okay, sekian dulu dari pemerintah, yang diwakilkan oleh saya. Untuk sektor land dan construction akan kami paparkan secepatnya. Terima kasih untuk kesabarannya, semoga anda semua tidak mengantuk membacanya 🙂


Maximus Sammitto

Common People Who Loves His Country Dearly