[Ekonomi] Tips Berusaha Food & Marketplacement

Day 1,039, 12:09 Published in Indonesia Indonesia by Andrana

Harga food anjlok!!

Ya, itu yang terjadi di eIndonesia saat ini. Dan tentu saja ini akan memuncukan kemungkinan yang besar akan banyaknya pengusaha food yang harus gulung tikar karena kehabisan modal.

Karena itulah, pada artikel ini saya akan memberikan beberapa masukkan-masukkan kepada para pengusaha (terutama food), serta masyarakat eIndonesia mengenai apa yang terbaik untuk dilakukan dalam menghadapi krisis tersebut.

Pertama-tama, tentu kita perlu tahu apa yang menjadi penyebab anjloknya harga food tersebut. Mungkin diantara pengusaha pun belum banyak yang menyadari, bahwa pada marketplace di V2 ini, perbedaan dengan di V1 bukan hanya terletak pada keberadaan CP, tp juga fakta bahwa tidak ada lagi faktor quantitas produk pada penempatan produk di marketplace.

Dulu di V1, ada dua faktor utama yang menentukan penempatan produk, yang pertama harga (semakin murah semakin top place), lalu faktor yang kedua adalah quantitas produk yang ditawarkan (semakin banyak quantitasnya semakin top place pada harga yang sama).

Sedangkan sekarang di V2, yang menjadi faktor penentu penempatan produk hanyalah harga, sementara quantitas diacak penempatannya. Karena itulah untuk yang sekarang banyak terjadi kasus over-storage alias kelebihan peroduk tak terjual, dimana jumlah produk yang menumpuk setiap harinya semakin banyak dan bahkan bisa sampai diatas 30K unit untuk RM.

Tentu saja yang seperti ini tidak terjadi di V1 karena pada saat produk menumpuk, maka jumlah yang ditawarkan semakin banyak untuk satu perusahaan, dan itu otomatis menempatkan produknya pada top place dalam range harga yang sama.

LALU, APA SOLUSINYA?

Saya pribadi karena menyadari hal ini sudah beberapa kali mengirimkan ticket ke admin dengan topic "feedback" dan pada posisi "high priority". Tapi, sampai sekarang balasan yang saya dapat hanya bahwa ini akan dipertimbangkan oleh tim development erepublik.

Tentu saja itu tidak memuaskan, apalagi jika kita melihat bahwa sekarang the Insider sudah beralih ke issu perubahan militer dan penambahan country.

Karena itu, yang harus dilakukan adalah, ayo ramai-ramai kita tulis ticket dengan topic "feedback" dan posisi "high priority", untuk menegaskan pada admin bahwa ini adalah masalah yang harus segera mereka tangani. Dan kemungkinan besok saya akan membuat satu petition mengenai masalah tsb lewat forum erepublik, dan akan butuh "sign dari sebanyak-banyaknya warga (link akan dicantumkan pada edit artikel besok)

np: untuk isi message pada ticket-nya, saya tulis pada komen pertama saya dibawah.



Lalu, mengenai kegiatan usaha di eIndonesia, berikut beberapa masukkan dari saya....

1. Stop Creating Food Company

Untuk masyarakat yang sedang berpikir untuk membuka perusahaan baru, dan para pengusaha yang belum memiliki food company, JANGAN BUKA FOOD COMPANY LAGI. Food company di eIndonesia dan hampir di seluruh negara di eWorld ini sudah over capacity. Jika mau membuka food company, bukalah pad negara baru yang akan dibuat oleh admin minggu depan. Dan ini termasuk salah satu yang menyebabkan banyaknya pengusaha yang akhirnya menggunakan harga sebagai satu-satunya alat bersaing.

PENCERAHAN : Ketika harga menjadi satu-satunya yang digunakan untuk bersaing, maka otomatis harga akan terus turun sampai pada titik yang akan memicu gulung tikar. Dan mengingat masih banyaknya pengusaha yang males sedikit berhitung, maka cara bersaing dengan harga itu sangat tidak tepat karena pengusaha yang tidak berhitung dalam penempatan harga tidak akan melihat apakah harga yang ditawarkannya itu menghasilkan keuntungan, BEP, atau malah kerugian.


2. Mulai Berhitung Pada Penentuan Harga Produk

Saat ini, sangat terlihat tidak berhitungnya mayoritas pengusaha food (dilihat pada harga termurah food Q1). Dari mana saya bisa men-judge seperti itu? cobalah hitung kebutuhan RM Garin untuk produksi food pada satu orang karyawan saja, dan itu di-kali-kan dengan harga RM Grain. Dari perhitungan itu saja, tanpa melihat gaji, harga sebenarnya sudah pasti bakal rugi, apalagi klo ditambah gaji (dilihat dari skill-nya).

Sebagai contoh, saya masukkan productivity saya sebagai karyawan Q1 Food company dengan skill Guru**.

Productivity + 10% boozeter (0 Gold) = 422
RM yang dihabiskan = 422 unit

Harga RM Grain = 0.03 IDR/unit
Total Biaya RM setiap saya work = 422 * 0.03 = 12.66 IDR

Total Produk Food per hari saya work = 422/9 = 46.9
Harga Food Q1 termurah = 0.25 IDR
Harga termurah kedua = 0.3 IDR
Total penjualan dengan harga termurah = 46.9 * 0.25 = 11.725 IDR
Total penjualan dengan harga kedua termurah = 46.9 * 0.3 = 14.07 IDR


Terlihat dari perhitungan diatas, bahwa dengan harga food 0.3 IDR per unit sekalipun, gaji yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada saya hanya sekitar 1.4 IDR per hari.

Jadi, mulailah berhitung pengusaha food, dan untuk masyarakat dan pemerintah, serta kongres jika memutuskan untuk menaikkan minimum salary dan menuntut murahnya harga food, jadikan perhitungan untung rugi perusahaan sebagai acuan, bukan perasaan saja.


3. Buang Ego dari Kritik dan Keputusan

Ya, sampai sekarang masih banyak, bahkan dari kalangan yang merasa ahli ekonomi, yang memberikan kritik harga produk dan besaran salary, dengan mengedepankan ego untuk sekedar mendapatkan yang terbaik untuk diri sendiri tanpa membuat perhitungan yang dapat membenarkan kritik. Solusi tidak selalu diperlukan, tapi pembuktian kebenaran kritik itu WAJIB.

Dan buat pemerintah dan Kongres, sebelum menyatakan bahwa harga terlalu tinggi atau gaji terlalu rendah, perlu dilakukan perhitungan dan pembuktian terlebih dahulu. Jangan pake perasaan.."perasaan gw cuma bisa nabung dikit deh dari beli food", "perasaan harga barang2 di pasar ketinggian deh", "perasaan gaji gw kekecilan deh, pelit bener tuh para pengusaha"...well, ternyata jika dilihat perhitungannya terbukti itu hanya perasaan saja.



Regard,
Andrana