Catatan Kecil Berarung Jeram

Day 760, 23:08 Published in Indonesia Indonesia by mistervicks

Berarung jeram seharusnya menjadi klimaks dari seluruh rangkaian kegiatan outbond yang saya ikuti bersama teman teman satu kantor selama 2 hari (18-19 Des 2009) di Citarik Sukabumi. Apa lacur yang terjadi dalam perahu saya dan teman teman adalah anti klimaks. Instruktur yang seharusnya menjadi pemandu atau team leader bagi kami justru menjadi mimpi buruk kami. Sepanjang perjalanan kami menjadi bulan bulanan kekesalan sang instruktur. Kondisi ini telah dimulai sejak awal perjalanan, saya yang berada paling depan ujung perahu mendapat tiket pertama kekesalannya. Ketika itu perahu kami di salip perahu lain, seorang teman sebut saja Bang AB memprovokasi saya dengan menyiramkan air dengan dayungnya, secara reflex saya langsung membalas dengan dayung saya. Tak dinyana kejadian itu membuat Mas DD sang instruktur marah dan langsung memindahkan saya ke tengah perahu. Dengan lapang hati saya menerima itu sebagai hukuman, karena saya masih berpikir itu demi kebaikan teman teman semua anggota tim agar kita tetap focus kepada tujuan.

Perjalanan pun berlanjut, kejadian kejadian aneh mulai timbul, mulai dari seringnya perahu kami terjebak bebatuan atau anggota yang terpental dan tercebur. Bisa jadi hal itu membuat Mas DD ini amat kesal dengan kami sehingga selama perjalanan Mas DD tidak henti hentinya menumpahkan kekesalan layaknya memarahi mahasiswa baru yang sedang di ospek. Kejadian berikutnya perahu kami yang melaju kencang menabrak sebuah batu besar, fatalnya salah satu anggota kami Mas AD harus terpental keluar, tak urung kejadian ini memicu kekesalan Mas DD. “kenapa tidak pegang tali” begitu teriaknya, kemudian kami pun diceramahinya sebagai rekan tim yang tidak kompak karena tidak sigap menolong Mas AD naik ke atas perahu.

Puncak kekesalan Mas DD kepada kami ketika perahu kami terjebak di bebatuan cukup lama, kondisinya saat itu cukup kritis karena arus sangat deras. Mas DD mulai berteriak teriak, kami berenam diperintahkan untuk segera pindah ke atas batu. Kami pun segera berupaya menaiki batu itu, naas bagi kami batu itu hanya cukup untuk 3 orang sehingga kami pun terjebak dalam kebingungan karena tidak bisa menaiki bebatuan sementara Mas DD terus berteriak teriak. Mas DD memarahi saya mengapa saya masih menginjak perahu, kemudian diapun berteriak kepada Mas BY agar segera turun ke dalam air. Mas BY yang belum berpengalaman terlihat kebingungan menghadapi arus yang sangat deras, turun “ayo turun, turun, ngga ada buayanya kok, gitu aja takut!” demikian teriak Mas DD yang justru membuat kami tambah panik. Mas BY pun dengan penuh keraguan akhirnya terjun ke dalam air yang seketika itu pula arus yang deras langsung menyeretnya ke tengah. Sontak Mas DD langsung berteriak “itu ngapain malah berenang, kan saya suruh turun bukan berenang”. Kondisi semakin tidak menentu, perahu tidak kunjung terbebaskan sampai pada akhirnya perahu perahu lain bermunculan. Instruktur instruktur di perahu berlompatan mencoba menolong kami. Singkat cerita berkat upaya para instruktur yang lain akhirnya perahu kami bisa dibebaskan dan perjalanan pun dilanjutkan tak lupa Mas DD kembali membrifing kami dengan nada kekesalan. Dengan menarik nafas dalam dalam saya mencoba bersabar, setiap perkataan dia mulai saya tidak cermati lagi. Saya perhatikan anggota tim yang lain telah kehilangan semangat, sorot mata motivasi kami yang pada awalnya sangat antusias mulai meredup. Kami tidak berusaha membela diri, kami semua diam entah apa yang ada dalam benak masing masing anggota. Yang pasti saya sendiri hanya berusaha menikmati sisa perjalanan dan berusaha mengabaikan setiap teriakan kekesaln Mas DD yang dilontarkan kepada kami.

Akhirnya setyelah kembali beberapa kali perahu kami terjebak yang akan disertai beberapa kali “omelan” dari sang instruktur, kami pun sampai diakhir perjalanan. Saya merasa sangat lega karena usai sudah perjalanan yang menegangkan, menegangkan bukan karena rintangan yang harus kami hadapi tetapi menegangkan karena mimpi buruk berada dalam satu perahu dengan Mas DD.

Hikmah Perjalanan:
Bila saya kaitkan dengan sebuah organisasi , Mas DD saya ibaratkan seorang pimpinan/team leader yang seharusnya mampu memimpin sebuah organisasi bernama perahu. Pimpinan seharusnya mengenal karakter anggota timnya, memahami tugas tugas yang diberikan, mengerti apakah anggota timnya memiliki pengalaman akan tugas yang diberikan dan seharusnya membimbing dan memotivasi setiap anggota timnya dalam meraih tujuan. Pada kejadian tersebut Mas DD bisa saya katakan gagal sebagai nakhoda sebuah organisasi. Anggota tim yang pada awalnya bersemangat justru mengalami demotivasi, karena Mas DD melulu hanya mengandalkan perintah dan perintah. Mas DD tidak mampu membangun kerjasama tim, tidak mampu meningkatkan motivasi anggota dan tidak mampu menjadi panutan seluruh anggota tim. hal tersebut berakibat organisasi tidak mampu mencapai tujuan. Lebih fatal lagi Mas DD pada akhirnya mendapat “mosi tidak dipercaya” dari seluruh anggota tim, sebuah kerugian yang sangat besar bagi karir Mas DD.

Semoga bila kita menjadi pemimpin sebuah organisasi dapat lebih memahami apa yang akan kita pimpin.

Salam Sukses

Mistervicks
-banyak teman banyak rejeki-
http://mistervicks.co.cc