Budaya Membuat Artikel
maling
Ketika artikel banyak bermunculan, saya mencatat ada beberapa yang unik untuk dikupas.
1. Junk
Sepertinya minimal seminggu sekali ada artikel yang dikategorikan sebagai Junk. Dan respon para pembuat artikel dan yang comment unik-unik, bahkan tidak jarang malah bikin bete. Bukan hanya yang bikin artikel, tapi yang comment kadang juga bete. Kalo coba dianalisa, sebenarnya hal ini sangat merugikan. Mengapa? Kalo dilihat dari sisi yang buat artikel, artikel junk umumnya dibuat oleh para newbie. Dan standard para newbie adalah pengen tampil di permukaan, pengen exist, trus mencoba menulis sesuatu yang menurut mereka adalah unik. Dan akhirnya mereka menulis tentang sesuatu yang dikategorikan junk. Sehingga ketika di comment oleh temen2 yang laen, respon nya unik. Ada yang merespon dengan lapang dada dan diem saja melihat "pembantaian" para tukang comment, ada yang merespon balik dengan lebih nyolot 😃
. Dan ini adalah kerugian bagi komunitas eIndonesia! Para newbie harusnya dibimbing agar mengerti cara bermain eRep. Mereka adalah aset, aset yang harus dijaga. Bayangkan apabila newbie tiba2 berhenti maen eRep gara ribut masalah artikel junk.
Mungkin kalo boleh usul, buat kedepannya, ketika kita tahu ada sebuah artikel junk, maka diharapkan tidak usah memberi comment. Kita serahkan saja pada yang berwenang untuk memberi comment. Dan comment yang diberikan pun dengan bahasa yang baik.
Misal:
Terima kasih atas artikel yang anda buat, tapi mohon maaf, artikel anda tergolong kategori Junk. Apabila anda belum mengerti artikel yang termasuk kategori Junk, silahkan PM saya ke xxx@xxxx.
Minister of Media
xxx
Dan yang melihat artikel junk tapi belum dikoment oleh minister of media, silahkan hubungi minister of media, alias ikuti rantai komando, sehingga nggak terjadi kejadian2 yang nggak diinginkan.
2. Bahasa
Ada sebuah analisa unik mengenai penggunaan bahasa indonesia dalam artikel2 yang terbit. Ketika eIndonesia menduduki peringkat ke 4 di seluruh dunia dan bisa dikatakan memiliki angkatan militer terbaik, maka nggak salah apabila mata seluruh eDunia melihat ke eIndonesia. Artinya, nggak sedikit dari para bule2 tersebut untuk menggunakan translator* untuk mengartikan artikel2 terbitan kita. Ini artinya sebuah warning buat kita agar berhati-hati dalam membuat artikel, khususnya pejabat-pejabat terkait dalam memberikan instruksi ato buat temen-temen yang mendengar isu2 akan menyerang ato maksud2 lain berkaitan dengan negara lain. Gunakan cara2 untuk mengaburkan tulisan pada artikel tapi kira2 masih dimengerti oleh para pembaca. Ato kalo pengen aman, kaburkan tulisan tersebut, kemudian cek tulisan tersebut pada translator, cek apakah tulisan tersebut bisa di translate ato enggak, sehingga berita2 penting nggak akan menyebar lewat artikel dengan asumsi bahwa bahasa Indonesia jarang ada yang tau. Di RL emang kita di injak2 ... tapi di eRep kita calon nomer satu! 🙂
3. Forum vs Artikel
Sebuah fenomena unik ketika comment2 pada forum lebih sepi dibandingkan dengan comment2 pada artikel. Bahkan penulis pun kalo ke forum pasti cuman login absen logout 🙂
. Padahal dibandingkan dengan artikel, post di forum punya banyak kelebihan. Lebih aman, Lebih bebas, Ada Emoticon, Bisa macem2 deh. Tapi yang terjadi malah banyak yang bikin artikel dibandingin akses ke forum. Penulis mencatat ada sekitar 1749 users yang terdaptar di forum. User kita di eI 4000an. Mungkin separo nya sapi dan separo laennya temennya sapi 😃
j/k. Tapi bukan itu intinya, partisipasi penggunaan forum harusnya bisa ditingkatkan. Atau memang saya sendiri sebagai penulis yang kurang aktip di forum, bahkan kalo dipikir-pikir, kenapa artikel ini nggak di post di forum aja ya? Heheheheheheheheheheheheheheh, jadi binun. Lanjut ah.
4. eJunk
Mungkin banyak yang tidak sependapat dengan saya bahwa ada artikel2 eJunk yang beredar. Misal iklan jualan, kalo dilogika kan, ini termasuk kategori spam. Alias sebenarnya nggak perlu tapi karena masih related ya masih ditolerir. Contoh laen mungkin kirim2an surat cinta bahkan lamaran. Kalo saya pribadi menilai ini termasuk katagori eJunk, 🙂
. Tapi berhubung terkadang lamaran itu bisa membikin drama di kehidupan eRep ya gak masalah 🙂
Terima Kasih.
Comments
pertamax
keduax
Ketigaxx
point2 yang menarik. voted 😃
1. betul itu,nubi2 kaya saya harus dibimbing.
2. analisa yang bagus,berarti harus hati2 dalam nulis berita.
3. no comment
4. kalau nulis eKawin di koran kayanya gpp,sukur2 bisa kebagian hadiah.. hehehe..
nda dapat klimax.. cp d
awas maling 😛
asssoooyyy
hehehe..sy biasa ke forum cuma untk permainan lanjutin kata, junk cafe, cek lagi pemda e-Maluku ada kehidupan ato tidak, IDS Partij, english dikit2 di international lounge,balik lg liat wajah Cininta ma Elle di foto 😁 muter2 forum sampe sadar bhw cuma sendirian balik lagi deh ke sini cari koran.
enjoy aja..
moga2 ini bukan e-junk
/me masih tetap minum cappucino+merokok
Nubi yang mo dibimbing masih ada Masila kok 😁
@pak men media..
coba hubungi aban, waktu itu dia pernah buat draft aturan sola artikel..di jaman pemerintahannya andi wicaksono klo ga salah..artikelnya bagus untuk di jadikan tolak ukur mana yg junk dan mana yg ga junk.
klo di forum sedikit yg baca sih soalnya...😛
agreed..
voted 😉
tentang rinkasan perang pampas ntar
http://www.erepublik.com/en/a[..]/en/a[..]825/1
ttg post ini
emank di forum ramenya cuma lounge,,yg laen stengada lawan...
hehe.....
gak setuju sama point ke empat mengenai contoh junk iklan jualan bukan junk.. gile lo ndro itu buat product knowledge.. bah kalo gak punya nama entar persaingan cuma sekedar harga.. soal kawin itu buat variasi udah ada sejak di erep beta dan gak cuma di indonesia
mendingan makan junkfood yu ah
terapkan aturan yg jelas
voted
PISS
INDONESIA RAYA
user asli di ei cuma 150 orang kok 😃
Sebagai salah seorang newbie dan calon lurker yang (merasa) perlu dibimbing, sebenarnya artikel tentang apakah yang akan dianggap penting/bukan junk dalam media eRepublik?
Mengenai ketenaran artikel versus forum, mungkin yang terjadi adalah siklus:
Penulis artikel bertambah - > Artikel makin populer - > Forum sebaliknya - > Penulis mencari publisitas lebih besar - > Penulis artikel bertambah
Ya, entah darimana rantaian kejadian itu dimulai, haha...
*bersembunyi lagi*
@maling & @Boeng_ijan :
Terima kasih atas dukungan dan sarannya...
Seperti yang pernah saya katakan sebelumya memang butuh aturan yang jelas dan rada mengikat untuk hal ini karena disamping artikel adalah hak asasi seluruh warga negara untuk bersuara dan berpendapat tetapi juga ada kewajiban untuk menjaga stabilitas negara, norma kesopanan, dan mengutamakan urusan negara di sisi lainnya.
Seyogyanya memang untuk para warga negara baru ataupun seluruh warga negara membaca dan memahami etika serta aturan-aturan yang ada di forum terlebih dahulu, karena forum kurang lebih sudah mencakup beberapa hal tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik atau setidaknya tidak merepotkan negara 🙂
Saya sendiri memang belum menemukan bagaimana aturan membuat artikel/media di forum kita, tidak ada salahnya nanti akan saya tambahkan perihal aturan tersebut bekerjasama dengan teman-teman lain yang lebih senior dan paham untuk konteks ini.
Sementara bagi para warga negara baru, ada baiknya sebelum membuat media/artikel terlebih dahulu bertanya kepada para warga negara lama yang sekiranya memang mengerti tentang hal ini atau langsung hubungi saya.
Sejujurnya memang saya cukup direpotkan dengan adanya artikel-artikel yang tidak penting, terutama yang tidak berhubungan dengan eRepublik atau artikel-artikel yang asal tulis saja, oleh sebab itu saya sangat terbantukan dengan adanya artikel dari @maling ini.
Vote..
Terima kasih
-Minister of Media Republik eIndonesia-
suro samidji