[CERPEN ISC] Tokyo Romance

Day 1,812, 01:19 Published in Indonesia Indonesia by Rafi rag

"Don't find me again and live on. Because I have no regrets from loving you, take only the good memories" ~ G-Dragon

_______________________________________________________________________________

Kali ini nubi satu ini pingin iseng ikut lomba cerpen yg dibuat ISC 😃
tanpa basa-basi silahkan dibaca \o/

_______________________________________________________________________________

Tokyo Romance

Namaku Riki Aku tinggal di Tokyo, Jepang. Sekarang aku duduk di kelas 1 SMA. Aku baru saja pindah ke Jepang. Aku tinggal di Jepang bersama temanku yang juga berasal dari Indonesia, namanya Angie. Aku tinggal di rumahnya bersama dengan keluarganya yang lain. Dia sudah cukup lama tinggal di Jepang. Dia sering membantuku untuk belajar berbahasa Jepang.

Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah di Jepang. Pagi ini aku bangun jam 7 pagi. Saat aku terbangun Bu Citra orang tua Angie menyuruhku untuk bergegas mandi dan segera memakan sarapan agar aku tidak terlambat pada hari pertamaku sekolah. Seleasai aku mandi aku segera bergegas menyiapkan diri dan langsung pergi ke meja makan. “Pagi tante, si Angie kemana?” tanyaku pada Bu Citra, “Dia ada di depan, nungguin kamu” jawab Bu Citra. Aku segera bergegas menghabiskan sarapanku dan menemui Angie di teras depan rumah.

“Ayo cepetan dah mau telat nih!” teriak Angie “Iya sebentar mau make sepatu dulu” jawabku dengan santai. Selesai aku memakai sepatu kami segera berangkat. “Kenapa kamu gak pergi duluan tadi?” tanyaku “Nanti kalo aku pergi duluan nanti kamu pergi kesekolahnya gimana? Emang tau dimana sekolahnya?” jawab Angie “Bener juga sih. Hehe…” jawabku.

“Cepetan dah telat nih” kata Angie sembari menambah kecepatan berjalannya. Akhirnya kami sampai disekolah tepat dengan suara bel. Aku dan Angie berpisah di depan sekolah karena aku ingin ke kamar mandi terlebih dahulu. Aku lalu mencari kelasku, memang agak sulit karena semuanya ditulis dalam bahasa Jepang. Untungnya kemaren Angie sudah mengajariku bahasa Jepang walapun cuman sedikit setidaknya aku masih bisa membaca tulisan kelas yang ada dipasang ditiap pintu kelas. Akhirnya aku bisa menemukan kelasku setelah berjuang keras, kelas 10-C. Aku segera memasuki kelas baru ku. Guru yang ada dikelas itupun menyambutku dan segera memperkenalkanku kepada murid lainnya. Semua murid menerimaku dengan baik, tapi tanpa kusangka ternyata aku sekelas dengan Angie. Guru itu menyuruhku duduk di bangku kosong disebelah Angie.

“Eh, ketemu lagi” sapa Angie “Iya nih dah kayak takdir aja” jawab kku bercanda. Pelajaran pertama adalah Matematika. Pelajaran berlangsung tertib berbeda jauh dengan suasana belajar di SMP-ku yang di Indonesia. Pada akhir pelajaran guru itu memberikan tugas yang cukup banyak. “Akhirnya istirahat juga” gumamku. “Kamu ngerti gak apa yang diajarin sama sensei Kimi tadi?” Tanya Angie “Sensei?” tanyaku “Sensei itu guru” jawab Angie “Oh. Jadi nama gurunya tadi itu Bu Kimi?” tanyaku lagi “Iya gitu aja gk tau” jawabnya dengan agak kesal “Maklum masih beradaptaasi sama suasana baru” jawabku sambil bercanda. “Ke kantin yuk” ajak Angie “Ayo” jawabku penasaran ingin melihat makanan yang ada di kantin. Kami segera mengambil makanan dan duduk di meja dengan teman-teman Angie. Angie memperkenalkanku pada teman-temannya. “Yang itu namanya Takeda” kata Angie sambil menunjuk laki-laki yang ada di depannya. “Kalo yang itu namanya Akina” kata Angie sambil menunjuk ke wanita yg duduk di depan ku. Kami makan bersama sambil mebicarakan hal-hal lain yang tidak aku ketahui. Setelah selesai makan kami kembali ke kelas. Bel berbunyi setelah beberapa saat kami sampai di kelas. Pelajaran kali ini adalah Bahasa Jepang. Pelajaran berlangsung seperti pelajaran sebelumnya tertib.

Akhirnya sekolahpun berakhir. Aku dan Angie segera pulang ke rumah. Sesampai di rumah aku beristirahat sambil menonton TV di ruang tamu bersama keluarga Angie yang lain. “Kamu gak ngerjain PR?” tanya Angie “Emang ada PR apa?” tanyaku balik “Jadi kamu gak tau ada PR matematika?” jawab Angie “Emang ada PR ya?” jawabku masih tidak percaya “Ternyata susah juga ya ngomong sama kamu” jawab Angie kesal “Peace, cuman bercanda kok. Emang PR-nya yang mana?” jawabku. Setelah mengetahui PR matematika aku segera mengerjakannya. Setelah beberapa menit aku segera menyerah mengerjakan PR itu dan meminta bantuan kepada Angie. “Gie bantuin ngerjain PR-nya dong” pintaku “Emang gk ngerti?” tanya Angie “Gimana mau ngerti kalo gurunya neranginnya pake bahasa Jepang, kalo gurunya ngajarinnya pake bahasa Indonesia sih masih bisa ngerti walaupun cuman dikit” jawabku kesal “Ya udah sini aku ajarin” jawab Angie walaupun sedikit terpaksa “Makasih Angie yang baik dan cantik” kataku sambil bercanda.

Setelah sebulan tinggal di Jepang akhirnya aku bisa berbahasa Jepang. Aku juga sudah bisa menulis Jepang. Banyak perubahan yang telah kualami. Tapi perubahan yang paling aneh adalah aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama Angie. Ya, mungkin aku jatuh cinta padanya seseorang yang selalu membantuku dari pertama aku sampai di Jepang sampai sekarang.

Pagi ini aku berangkat sekolah sendiri karena aku sudah tau jalan yang harus dilalui sedangkan Angie sudah berangkat lebih dulu. Setibanya di kelas aku segera meletakan tasku dan duduk memikirkan perasaanku terhadap Angie. “Riki” panggil Angie sambil melambaikan tangannya di depan wajahku “Eh iya. Kenapa Angie?” jawabku “Kamu daritadi mikirin apaan sih?” tanya Angie penasaran “Bukan apa-apa kok” jawabku sambil berusaha menutupi perasaanku “Ya udah kalo gitu” jawab Angie. Bel berbunyi dan pelajarnpun dimulai. Seperti biasa pelajaran berlangsung tanpa ada event special. Pelajaranpun berakhir dan seperti biasanya Bu Kimi memberikan tugas. Aku pergi ke kantin dan segera mengambil makanan. Selesai mengambil makanan seperti biasa aku duduk bersama 3 temanku yang lain. Selagi temanku yang lain berbicara aku hanya bisa diam sambil melihat ke makananku dan sesekali melihat ke Angie yang duduk di depanku. “Riki kamu ngapain sih dari tadi ngelamun terus?” tanya Angie “Gak apa-apa, cuman lagi males aja begitu dikasih tugas” jawabku menyembunyikan semua yang ada dipikiranku “Perlu aku bantuin apa?” tanya Angie “Boleh deh” jawabku.

Sepulang sekolah aku menunggu Angie di depan gerbang sekolah untuk pulang bersama. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Angie keluar dari gedung sekolah. “Gie, pulang bareng yuk” ajakku “Gimana ya, aku mau ke toko buku dulu” balas Angie “Aku juga sebenernya tadi mau ke toko buku tapi gak jadi, mau barengan gak?” tanyaku “Ayo”. Kami berdua langsung berangkat ke toko buku yang berada lumayan dekat dari sekolah. Kamipun mencari buku yang ingin kami beli. Setelah setengah jam mencari buku akhirnya kami menemukan buku yang kami ingin beli. Kami segera ke kasir untuk membayar buku yang kami beli. “Eh tapi aku lupa bawa dompet lagi” kata Angie “Ya udah aku aja yang bayarin sini” jawabku “Gak ah akunya gak enak sama kamu, nanti nyusahin lagi” tolak Agie “Gak apa-apa kok, anggep aja ucapan terima kasih karena kamu dah bantuin aku dari aku tiba di Jepang sampai sekarang” jawabku “Beneran gak apa-apa nih?” tanya Angie “Iya beneran kok” jawabku lagi “Makasih” balas Angie. Selesai membeli buku kami pulang ke rumah karena hari sudah mulai malam. “Darimana aja kok tumben pulangnya lama?” tanya Bu Citra “Habis beli buku tante” jawabku “Ya udah sana mandi terus makan malam sama-sama” kata Bu Citra. Aku lekas mandi dan pergi ke meja makan untuk makan malam bersama keluarga Angie yang lain. Selesai makan aku dan Angie mengerjakan tugas bersama walaupun besok adalah hari libur. Pikiran itu datang lagi tentang perasaanku terhadap Angie. Sambil mengerjakan tugas aku sesekali melihatnya sambil tersenyum. “Ngapain sih senyum-senyum gitu?” tanya Angie ketika melihatku “Bukan apa-apa kok” jawabku sambil menahan tertawa “Daritadi pagi ngomongya gitu terus, pasti ada apa-apa kan?” tanya Angie makin penasaran “Beneran bukan apa-apa kok” jawabku tidak mau kalah “Awas kalo ada apa-apa” balasnya “Iya iya” jawabku. Selesai mengerjakan tugas aku pergi ke kamarku dan berusaha tidur. Tapi entah mengapa pikiran itu selalu muncul. Aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku kepada Aggie. Setelah berpikir lama untuk menentukan cara yang bagus untuk menyampaikan perasaanku akhirnya aku menemukan cara yang tepat. Setelah itu aku memutuskan untuk tidur.

Besoknya aku bangun dan segera pergi ke kamar mandi dan menyiapkan diri. Setelah mandi aku segera memakan sarapanku dan pergi untuk menyiapkan kejutan untuk Angie. Aku berencana untuk mengajak Angie pergi ke Taman Inokashira. Tempat yang kurasa tepat untuk menyatakan cinta. Sebelum aku pergi ke taman menyiapkan kejutan aku menulis sebuah surat kecil yang berisi sebuah puisi pendek, surat itu kuletakan di meja belajar Angie. Setelah meletakan surat itu aku bergegas pergi ke taman.
Sebenarnya aku adalah seorang penakut

Ketika aku menonton film horror aku akan menutup mataku
Ketika berada di ketinggian kakiku akan gemetar
Tetapi hal yang paling menakutkan buatku adalah ketika aku
adalah ketika aku tidak bisa melihat mu

Datang ke Taman sore ini!


Sesampainya di taman aku segera menyiapkan kejutan untuk Angie. Tanpa kusadari hari sudah sore, untungnya semua persiapan sudah selesai. Sekarang tinggal menunggu Angie untuk datan. “Semoga saja dia datang” ucapku. Tanpa diduga Angie datang. Aku langusng berjalan kearahnya dengan bunga dibelakang punggungku. Tanpa membuang waktu aku langsung menyampaikan apa yang dari dulu ingin kusampaikan. “Gie, kamu mau gak jadi pacarku?” ucapku yang mebuat Angie langsung terkejut. Setelah beberapa saat akhirnya Angie menjawab “Sebenernya aku juga dari dulu suka sama kamu. Tapi aku gak bisa ngungkapin dalam kata-kata”. Jawaban yang tidak kuduga akan disampaikannya. Kami berduapun saling tersenyum satu sama lain. Momen manis itu dilengkapi dengan bunga sakura yang sedang dalam puncak mekarnya di musim semi ini. Bunga itu tambah indah dengan cahaya lampu yang berwarna-warni menyinari bunga sakura itu.

_____________________________________________________________________________

sekian cerpen buatan ane
maaf kalo cerpennya jelek 🙁

note: nama yg ada di cerpen ini hanyalah fiksi
_____________________________________________________________________________