RANAH EKONOMI
maling
Sebelum euforia atas gerakan ekstrem dari temen-temen PKeI ini hilang begitu saja di telan waktu, saya mengajak teman-teman yang suka berdiskusi di ranah ekonomi untuk membahas beberapa catatan statistik yang saya temukan dari tools-tools erepublik (erepublik.ws).
I. Fakta-fakta:
a. Harga-harga barang yang ada di market saat ini termasuk termahal (dari sudut pandang G) di seluruh dunia.
Foo😛
Q1 > di eI 0.03 G di luar 0.01 G
Q2 > di eI 0.06 G di luar 0.03 G
Q3 > di eI 0.08 G di luar 0.07 G
Q4 > di eI 0.12 G di luar 0.09 G
Q5 > di eI 0.17 G di luar 0.18 G
Weapon:
Q1 > di eI 0.13 G di luar 0.10 G
Q2 > di eI 0.25 G di luar 0.22 G
Q3 > di eI 0.45 G di luar 0.35 G
Q4 > di eI 0.59 G di luar 0.51 G
Q5 > di eI 0.91 G di luar 0.85 G
Grain:
di eI 0.0092 G di luar 0.0051 G
Iron:
di eI 0.0089 G di luar 0.0084 G
Dan semua produk yang ada di market eI adalah termasuk termahal di seluruh eDunia.
b. Mata uang (rate) eI di peringkat 9 dari 60 negara artinya, G di eI termasuk yang termurah di antara 60 negara yang ada.
II. Fakta-fakta berdasarkan asumsi umum:
a. Banyak company di eI yang menggunakan jasa ternak agar bisa menghasilkan keuntungan.
b. Banyak company milik asing yang beroperasi di eI
III. Asumsi awal:
a. Seharusnya, dengan banyaknya company yang menggunakan jasa ternak, membuat harga produk di market eI lebih bersaing, akan tetapi faktanya, produk-produk eI tidak bisa menembus pasar global. Dalam arti, hanya terjadi persaingan di konsumsi lokal.
b. Dengan mahalnya barang-barang di eI, menyebabkan banyak company asing yang beroperasi di eI dengan harapan mereka dapat meraih keuntungan yang maksimal, dengan cara, keuntungan IDR yang didapat dikonversi ke G karena G di eI termasuk yang termurah.
Contoh, apabila asumsi company di luar mendapatkan 10 USD (contoh), terus di eI juga mendapatkan keuntungan 10 IDR, maka, secara G, lebih menguntungkan untuk membikin company di eI. karena 10 USD dibandingkan 10 IDR secara G adalah lebih tinggi 10 IDR. 10 IDR bisa menjadi 0.295 G sedang 10 USD cuma menjadi 0.240 G.
Belum lagi apabila company-company tersebut memberi makan ternak ato memfasilitasi ternak mereka dengan barang-barang dari luar, misalkan ternak makan food dari luar (yang lebih murah secara G), keuntungan mereka akan lebih berlipat ganda.
IV. Ide Awal:
"Mengubah rate eI dalam hal ini menurunkan nilai IDR - menaikkan harga G"
Asumsi awal:
- Bila diasumsikan harga produk di eI tetap dan nilai G naik, maka yang terjadi harga produk eI secara G akan turun.
Contoh:
Bila harga 10 food Q1 di eI = 8.3 IDR
Rate 1 G = 33.9 IDR, Harga 10 food Q1 = 8.3/33.9 = 0.2448 G
Rate 1 G = 35.9 IDR, Harga 10 food Q1 = 8.3/35.9 = 0.2312 G
Rate 1 G = 37.9 IDR, Harga 10 food Q1 = 8.3/37.9 = 0.2189 G
dst.
Artinya, apabila rate kita ubah, dengan menurunkan rate IDR dan menaikkan G, maka secara G, barang kita akan makin murah dan bisa bersaing dengan pasar global.
Pertanyaan yang muncul:
"Apakah dengan menurunkan rate IDR akan berimbas pada harga barang menjadi naik (secara IDR, bukan secara G)?"
a. Pertama, harga barang ditentukan oleh faktor supply and demand plus persaingan pasar.
Apabila demand tinggi, harga naik, demand rendah, harga turun.
Persaingan tinggi, harga turun, persaingan rendah, harga naik.
b. Faktor rate?
Reaksi pasar (company) ketika melihat rate naik adalah menaikkan harga barang, agar keuntungan mereka secara G tetap, tapi harus diingat, adanya aturan persaingan pasar dan faktor supply and demand.
Artinya, tidak otomatis, ketika rate IDR diturunkan, maka harga barang akan naik. Harga akan selalu ditentukan oleh persaingan pasar (Free Market). Mereka yang melihat keuntungan mereka secara G akan turun, nggak akan semudah itu mencoba menaikkan harga barang, karena mereka tetap akan bersaing dengan company-company yang hanya bermain di ranah IDR.
Dari penjelasan b. ada satu pemahaman awal yang perlu diluruskan, yakni ada 2 pembagian utama dari company, yakni:
1. Company yang bermain di ranah IDR
2. Company yang bermain di ranah G
Company yang bermain di ranah IDR adalah company yang "umumnya" merupakan company lokal yang bermain hanya di ranah IDR dan melihat keuntungan dan kerugian company mereka dari sudut pandang IDR
Sedangkan company yang bermain di ranah G adalah company yang "umumnya" merupakan company luar yang bermain dengan melihat keuntungan dan kerugian company mereka dari sudut pandang G
Back Up plan:
Apabila ternyata terjadi kenaikan harga barang dengan turunnya rate IDR, maka ada satu yang bisa dilakukan yakni dengan cara menggerakkan BUMN sebagai pengontrol harga pasar. Artinya, kenaikan harga pasar bisa diintervensi dengan melakukan operasi pasar oleh BUMN.
Prediksi "ideal" yang akan terjadi:
"Ideal" dalam arti, tidak terjadi kenaikan harga barang setelah rate IDR diturunkan, adalah ketika kita memasuki pasar global, maka, produk-produk tidak hanya menjadi konsumsi lokal, akan tetapi menjadi konsumsi internasional.
Artinya, secara aturan supply and demand, apabila demand tinggi, maka dibutuhkan supply yang seimbang agar harga tetap stabil, karena apabila supply tidak seimbang, yang ditakutkan adalah harga akan naik.
Untuk beberapa produk dalam hal ini produk-produk Q1, mungkin tidak akan bermasalah, karena di eI sudah begitu banyak, bahkan mungkin terlalu banyak company Q1, akan tetap untuk company Q5 (weapon) yang merupakan salah satu aspek primer, jumlahnya masih cukup sedikit, sehingga, ada baiknya apabila dibentuk suatu asosiasi weapon Q5 yang bisa berkoordinasi mengantisipasi harga agar produk-produk yang ada tidak lepas ke pasar internasional.
"Ideal" juga berarti, pengusaha-pengusaha lokal yang merupakan pengusaha company yang bermain di ranah G ("umumnya" pengusaha besar) akan mengalami penurunan keuntungan secara G. Imbas penurunan keuntungan secara G juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kembali ke penurunan rate IDR, Pertanyaan yang utama adalah, di rate berapa apabila kita akan mencoba menurunkan rate IDR?
Mari kita lihat selisih yang ada pada produk eI dan produk luar termurah:
Foo😛
Q1 > di eI 0.03 G di luar 0.01 G selisih 0.02 G
Q2 > di eI 0.06 G di luar 0.03 G selisih 0.03 G
Q3 > di eI 0.08 G di luar 0.07 G selisih 0.01 G
Q4 > di eI 0.12 G di luar 0.09 G selisih 0.03 G
Q5 > di eI 0.17 G di luar 0.18 G selisih 0.01 G
Weapon:
Q1 > di eI 0.13 G di luar 0.10 G selisih 0.03 G
Q2 > di eI 0.25 G di luar 0.22 G selisih 0.03 G
Q3 > di eI 0.45 G di luar 0.35 G selisih 0.10 G
Q4 > di eI 0.59 G di luar 0.51 G selisih 0.02 G
Q5 > di eI 0.91 G di luar 0.85 G selisih 0.06 G
Grain:
di eI 0.0092 G di luar 0.0051 G selisih 0.0041 G
Iron:
di eI 0.0089 G di luar 0.0084 G selisih 0.0005 G
Apabila selisih-selisih tersebut kita rata-rata menjadi 0.0287
Misal sekarang rate di 1 G = 33.33 IDR (kita lihat dari offer IDR yang lebih stabil di 1 IDR = 0.03)
Kemudian kita lihat harga 10 food Q1 = 8.3 IDR
Secara G 10 food Q1 = 8.3/33.33 = 0.249 G
agar terjadi penurunan harga terhadap G sebesar 0.0287
maka harga 10 food Q1 harus ada di kisaran 0.249 - 0.0287 = 0.2203 G
Berapa rate agar 10 food Q1 seharga 0.2203 secara G adalah 8.3/0.2203 = 37.676
artinya apabila ada di rate 1 G = 37.676
offer IDR yang stabil ada dikisaran 1 IDR = 0.027 G (1 G = 37.037 IDR) sampai 1 IDR = 0.026 G (1 G = 38.461 IDR)
Berapa harga food Q1 apabila menggunakan rate diatas? (1 G = 37.676)
10 food Q1 = 8.3 IDR
Secara G = 8.3/37.676 = 0.226 G atau 1 food Q1 = 0.022 G (mulai bersaing dengan pasar internasional)
Berapa harga weapon Q1 apabila menggunakan rate diatas? (1 G = 37.676)
10 weapon Q1 = 43.8 IDR
Secara G = 43.8/37.676 = 1.16254 G atau 1 weapon Q1 = 0.116 G (masih lebih mahal dari pasar internasional, tapi sudah mendekati)
Berapa harga weapon Q5 apabila menggunakan rate diatas? (1 G = 37.676)
1 weapon Q5 = 30.24 IDR
Secara G = 30.24/37.676 = 0.802 G (terlalu murah dan bakal laku keras di pasar internasional)
dari beberapa perhitungan diatas, rate 1 IDR = 0.027 G sampai rate 1 IDR = 0.026 G cukup ideal untuk membuat produk-produk kita masuk pasar internasional.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih bagi yang mau membaca uraian yang sangat panjang dan membosankan ini.
Terima Kasih.
Maling.
Comments
Sepet-sepet dah, mata 😛
komen dulu lah, baru baca...
artikel ttg ekonomi soalnya, musti dipahami, ditelaah dan dicerna baru bisa di hujat 😛
kenapa harga kita mahal??
karena GAJI KITA JUGA TERMAHAL DI DUNIA................
Periode berikutnya jd Mentri ekonomi aja ya pak Maling 😃
Udah bosen kan jd Gubernur NBI? 😁
hujat dulu baru baca......wkwkwkwkwk
piss gan...!
Plok..Plok....😃
Aku pro penurunan harga, tapi gak utk penurunan IDR
@Bong
setuju...😃
hmm..idenya sich bagus, cuma yg seperti ini musti ada kesepakatan antara SELURUH pemain monex dan GM, jadi kemungkinan ini bisa dilaksakan mungkin bisa dibilang 25%
(aslinya aku gak tau mesti komen apa, wong dah dibaca sampe 3x tetep aja gak mudeng wkwkwkwkwk )
cuma mlongo..ga ngerti pembicaraan Prof. Maling 😮 😮
/me puyeng baca kebanyakan angkanya XD
duh... X(
aq ra mudeng opo2 to mas dr artikel iki ...
Nice news 😃 Wah, baru kali ini ada info yg bagus di koran eIndo, hehehe.....kita punya kemampuan koq, sekarang dah saatnya kita jd penguasa ekonomi di eRep.
analisis yang mantab
/me puyeng liat angka-angka bejibun
+1 phortoz
Dari dulu ekonomi gw gak ngerti deh... wkkwwkw
saya setuju, memang butuh kerja keras juga lo menurunkan harga idr dan menteri ekonomi nya juga musti tahan dihujat karyawan nantinya 🙂
laksanakan az secepatnya komandan 😃
tapi beneran sepet mata liat angka2 di atas 😛
wogh.. master ekonomi.. berguru dikit aja ud bisa untung bbrp G.. hehe
Vote aja deh...
Habis makan gorengan liat bungkusnya kok terlalu berbobot ya XD pusying bukan master ekonomi 😐
Gini maling. Kalo menurunkan nilai IDR itu gampang. Kita borong aja smua offer GOLD di monex sampe kandas, ntar nilai IDR pasti turun. Tapi kalau disuruh menaikkannya lagi, sumpah, susah kali. IDR bisa dicetak, tapi GOLD gak bisa disunglap.
Tapi kalau menurunkan harga, nah, ini bisa. 😃
Salute for mr Maling ....
Salam MERDEKA ™ bro !!!
halal bihalal tgl 11 di cito dateng yah ....
denger skenario ini keknya orang2 bakal nimbun gold nih .... 😛
wow keren tapi gue ngga ngerti..voted aja dah!
@_@
pokoknya lanjutkan dah ndan.. @_@
vote aja dah gw...
turunkan harga... 😃
idr jangan d turunin kk...
kalo bisa 1 idr = 1 gold...
bener kata bong kalo cuma nurunin gampang... naekinnya empot2an.. kyk.... nah loh?
sebernya tinggal niat pengusahaa aja brani perang harga ngga...
wkwkwkwkwkwkwk piss ah...
/me pusing bacanya, serahkan saja pada ahlinya..
vote aja
VCS
ayo semua nimbung gold , idr maw dinikin nyugsep 😃 borong semua , indonesia murah meriah euyyy..
hebat euy, voted!
tapi keknya kalo perekonomian gini2 terus kondisinya idr akan terus melemah deh dan ga usah diperintah juga bakalan nyungsep ndiri 🙂
ga ngerti...kalo artikelnya salah juga aku ga ngerti...
plok plok
wew... baca di hp sama di laptop sama aja... sama gak ngertinya
wkwkwkwkwkwk
@Bong > sebenarnya aku juga setuju, sangat riskan untuk menurunkan nilai IDR, karena untuk menaikkan nya bakalan sulit, tapi mungkin kalo bisa sedikit memberikan pandangan, saat ini, satu-satunya keuntungan rate saat ini adalah, kita bisa membeli G dengan murah, akan tetapi rate saat ini bisa dikatakan tidak "friendly" dengan pasar (produk), sehingga apabila kita pilih satu rate dibawah rate sekarang, terus rate itu dijaga terus, (menjaga rate masih lebih mungkin, daripada menaikkan rate yang memang sangat2 sulit), akan tetapi, ketika kita sudah milih rate tersebut, dan rate tersebut "friendly" dengan pasar (produk), nggak perlu lagi rate dinaikkan lagi, kita bakal stay di rate yang "friendly" dengan produk, sehingga produk kita bisa bersaing di pasar internasional, kalopun kita coba, "sedikit" paksakan harga turun dengan mungkin intervensi BUMN ato pake proposal tax, memang bisa dilakukan, akan tetapi imbasnya juga ke yang lain2, yang perlu diingat juga, harga-harga yang ada di eI sekarang adalah harga2 dengan ternak sudah ikut didalamnya, maksudnya, harga tersebut sudah sangat murah apabila melihat dari segi produktifitas pekerja vs salary nya, sehingga, kalo kita tekan lagi, ini artinya, kita peras lagi ternak lebih dalam, secara iklim industry, apabila ternak sudah merasuk terlalu dalam, disuatu periode, kita akan hancur sendiri oleh ternak itu sendiri.
But, anyway, its just an opinion 🙂
buseet, bener-bener daah...
*__*
/me menunggu saatnya anthrax mewabah... 😛
http://www.erepublik.com/en/article/edisi-7-hot-tt-bidan-pkei-dukung-maling-jadi-presiden-968015/1/20#comments" target="_blank">http://www.erepublik.com/en/article/edis[..]ments
/me gak pernah ngerti modul ekonomi dan monex di erep... *.*''
buset dah sampe puyeng nih kepala
/me pengen muntah gara2 liat angkanya 😛
hmmm...
program kerjanya bagus bro maling ;p
vote maling for eRI 1 XD
wah sep2 berarti sekarang rate ideal jadi 37 idr/G ya.. yang menjadi pertanyaan saya:
seberapa ngaruh penurunan harga barang dalam ranah G ini terhadap daya saing di perdagangan internasional? gimana pendapat para GM2 yang orientasinya ekspor?
Karena penurunan rate IDR ini bisa jadi pedang bermata dua dengan catatan, menguntungkan kita kalau yang terkena efeknya adalah para GM lokal yang biasa bermain di ranah G (bisa jual lebih murah di luar). Sebaliknya akan merugikan kita kalau ternyata yang terkena dampaknya adalah para GM asing.
Bukan bermaksud diskriminatif, tapi nyatanya sekarang ini mereka toh juga menjual di dalam negeri karena memang harga barang kita relatif tinggi secara G. Kalo akhirnya harga itu turun, mereka mending jual ke luar negeri atau ke negara asal mereka. Supply barang dalam negeri yang ada turun dan malah membuat harga naik. Rakyat yang ga ngerti apa2 cuma liat harga naik ini, mereka ga sadar kalau harga itu sebelumnya sudah turun dalam ranah G. Singkatnya, cuma tau apesnya aja 😃
dan satu hal lagi, kalau penurunan rate IDR ini untuk menekan para peternak, saya tidak setuju. Gini, kalau kita mau ningkatin nilai IDR, sbenrnya cukup puasa cetak IDR aja sebulan.. pasti rate IDR naik. Karena dengan segala kelemahan game ini, peternaklah yang memberikan asupan gold dalam pasar monex kita.
Sebenarnya penurunan nilai IDR tidak ada hubungannya dengan menekan peternak, saya lebih condong dengan tujuan menurunkan rate ini untuk mendapatkan rate yang "friendly" terhadap pasar. Dengan harapan bahwa apabila barang kita bisa laku secara internasional (dalam hal ini melalui "black market", karena fitur license untuk saat ini bisa dikatakan tidak berfungsi optimal karena selain mahal untuk beli license, juga masih berpengaruh dengan tax). Satu catatan dari black market adalah, apabila harga barang kita terhitung murah secara internasional, maka orang-orang luar akan membeli IDR kita untuk dapat membeli barang-barang kita secara "black market". Dan proses pembelian IDR oleh orang-orang luar ini adalah salah satu target utama dari penurunan IDR agar G bisa masuk ke eI.
ummm jd bgitu yah... (manggut manggut walaupun ga ngerti hahahaha)