HIKAYAT KADIROEN (2)

Day 2,966, 06:09 Published in Indonesia Colombia by kerikil

selamat malam para pembaca sekalian, selamat menikmati karya lawas dari seorang tokoh masa lalu.

"HIKAYAT KADIROEN"
KARYA : SEMAOEN


ceritera ini akan di update sampai tamat inshaALLAH setiap 2 hari sekali.

Siapa sesungguhnya Mantri Polisi itu? Ia masih muda sekali, baru berumur 20 tahun. Dan baru saja keluar dari Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (O.S.V.I.A) di Probolinggo. Ia baru saja bekerja sebagai Schrijver Controleur selama tiga bulan. Namun sudah dipandang pantas untuk menjadi mantri polisi. Pada waktu pencurian ini terjadi, ia baru tiga hari ditugaskan jadi mantri polisi di Onderdistrik Semongan. Ia adalah pemuda yang amat bijaksana, meski ayahnya hanya seorang lurah. Dengan pertolongan Tuan Kontrolir yang membawahi lurah tersebut, maka anaknya bisa masuk sekolah O.S.V.I.A di Probolinggo. Tuan Kontrolir tersebut sudah mengambil si anak lurah tersebut sebagai anak emas sebab Tuan Kontrolir tahu bahwa anak itu memang cerdas dan bijaksana. Hal serupa ini memang amat jarang terjadi di tanah Jawa. Dari sekitar 10.000 orang, hanya ada satu. Kita harus tahu bahwa pada masa itu, sekolahan memang amat sedikit jumlahnya. Dan itu khusus untuk anak para priyayi. Sedang anak-anak orang kecil, sampai anak lurah sekalipun, hampir tidak mungkin dapat belajar sampai sempurna. Hanya karena watak, kepribadian dan keberanian lurah tersebut, ia berani mendekati Tuan Kontrolir dengan yakin walau tidak melupakan sopan santun yang berlaku. Maka Tuan Kontrolir menjadi senang pada lurah itu. Apalagi, lurah itu memang terkenal sebagai yang terbijaksana di antara lurah-lurah yang lain. Karena hubungan itulah maka anak lurah itu bisa diambil sebagai anak emas Tuan Kontrolir. Anak emas itu bernama Kadiroen. Di sekolah ternyata ia terpandai, suka belajar, rajin menuntut ilmu. Dan wataknya teguh kuat serta pemberani. Ia tidak akan berhenti berikhtiar selama apa yang diinginkan tercapai. Ia berjiwa merdeka dan pemberani sehingga tidak mudah bagi pemuda sebayanya untuk mengalahkannya dalam segala hal termasuk dalam kecerdasan, beradu kekuatan fisik dan lain-lain. Oleh sebab itu, di sekolah ia dianggap sebagai bintang kelas. Ia dicintai oleh guru-gurunya dan dihormati oleh sesama murid.
Kadiroen memiliki perawakan yang sedang, tidak besar tidak juga kecil, tetapi di dalam tubuhnya tampak tersimpan kekuatan yang besar. Wajahnya ganteng. Kulitnya hitam bersemu merah halus. Matanya terbuka lebar, serta bersinar tajam jika memandang. Hal itu menandakan bahwa pemiliknya mempunyai kepribadian yang kuat, berwatak kesatria dan tidak suka berbuat dosa. Selain itu, ia pemberani, setia dan mudah dipercaya. Ia hormat dan tidak suka menghina pada sesama, tidak suka menyakiti hati nurani lain. Sehingga semua orang senang melihatnya.
Kadiroen memang ditakdirkan Tuhan memiliki kebaikan dalam segala hal, melebihi dari yang lain-lain sesamanya. Dan ia memang sangat suka berbuat kebaikan. Meski ayahnya hanya orang kecil atau orang biasa, tetapi ibunya masih memiliki gelar Raden Ayu. Karena ibunya tahu betul watak, kecerdasan dan kepribadian ayah Kadiroen, ia merasa senang meski hanya kawin dengan seorang lurah. Apalagi ia memang sudah tidak punya sanak famili lagi. Dan tampaknya semua sifat dan tabiat dari kedua orangtuanya itu, telah melekat, menurun pada diri Kadiroen. Karena ia memang sangat suka berbuat kebaikan, maka ia melebihi sesama pemuda sebayanya.
Berkebalikan dengan watak mantri Polisi Kadiroen, yakni atasannya atau Asisten Wedono Semongan; Ia adalah anak seorang regen yang bergelar Raden Panji Tumenggung. Dan anak yang jadi Asisten Wedono itu bergelar Raden Panji juga. Ia sudah berumur 35 tahun. Meski sudah bekerja selama 12 tahun di Binnenlandsch-Bestuur, tetapi masih saja berpangkat asisten Wedono. Sejak ia disekolah, ia tergolong amat bodoh dan kocak. Tabiatnya sangat berani luar biasa, kalau menghadapi orang kecil dan yang ada dibawahnya. Jadi wajar jika ia suka berbuat sewenang-wenang. Tetapi jika ia menghadapi para pembesar yang ada di atasnya, atau lebih kuat dibanding dirinya, dia menjadi amat penakut dan sangat bersikap hormat. Bahkan saking hormatnya, martabat dirinya sendiri sering direndahkan seperti seekor anjing. Wajar jika ia punya watak penjilat. Memang sudah lumrah jika watak penjilat biasanya disertai dengan watak sewenang-wenang. Meski tamatan O.S.V.I.A. di Probolinggo, tetapi di sana ia hanya memamerkan kebodohannya, amat tidak suka belajar, tidak disenangi guru dan sesama murid yang lain. Hanya karena ia anak seorang regen karena ayahnya yang berpangkat tinggilah, menggunakan pengaruhnya, ia bisa menjadi asisten wedono tersebut, ia diangkat menjadi asisten tersebut, ia bergelar Raden Panji Kuntjoro Noto-Prodjo-Ningrat, sebuah gelar yang amat panjang dan mentereng.
Begitulah dua orang yang satu dengan yang lainnya saling bertolak belakang, seperti siang dan malam, meski mereka sama-sama bekerja dalam satu instansi. Yang baik hanya menjadi mantri polisi yang diperintah, sedang yang busuk justru menjadi asisten wedono yang memerintah.
Setelah jam satu siang, Tuan Asisten Wedono pulang, Selama itu juga Soeket masih tetap menunggu. Ia sudah ditinggal pulang oleh lurahnya. Lurah itu berjanji sanggup menjadi saksi nanti sore apabila Soeket hendak melaporkan perkaranya pada asisten Wedono. Setelah Tuan Asisten Wedono pulang, Soeket langsung saja datang menghadap. Tetapi kata Tuan Asisten Wedono:
“Tunggu saya makan dahulu.”
Selesai makan, ia memanggil Soeket yang segera menjelaskan perkaranya.
“O, Ndoro, hamba orang miskin. Hamba hanya memiliki seekor kerbau, sebagai tumpuan mencari sesuap nasi. Tetapi tiba-tiba, tadi malam kerbau itu dicuri orang!”
"Kamu amat teledor! Kemana kamu semalaman pergi? Tidur nyenyak itu saja yang kau bisa. Bayangkan kerbau sebesar itu. Dicuri orang kau tidak tahu. Hai pemalas. Sekarang kamu minta tolong sama aku. Apa memang kamu sudah tidak bisa menjaga kerbaumu sendiri. Dasar pemalas!” kata Tuan Asisten Wedono sambil marah besar.
Soeket menjadi amat takut. Dalam benaknya, ia sangat menyesal. Mengapa harus mengadukan masalah ini. Coba kalau tahu bakal begitu. Tentunya ia sebisa-bisanya akan mencari sendiri kerbau serta pencurinya Sekarang nasi telah menjadi bubur. Lalu mau dikata apa. Ia memberanikan diri, menuturkan kejadian yang sebenarnya.
“O, Ndoro, hamba mohon ampun. Tadi pagi jam tiga, hamba berangkat ke kota untuk menjual kelapa. Dan baru pulang setelah jam delapan. Anak hamba hanya seorang tapi tiba-tiba tadi malam sakit. Sedang istri hamba juga turut sakit. Jadi sejak jam tiga pagi tadi, rumah hamba kelihatan sangat sepi, itulah sebabnya sampai kecurian."
"Diam!" Kata Tuan Asisten Wedono yang marah besar. "Kamu dasar bodoh, mengapa semua sedang sakit nekat kau tinggal ke pasar?"

Bersambung...

sampai jumpa 2 hari kedepan..
terimakasih