HIKAYAT KADIROEN (13)

Day 3,009, 15:41 Published in Indonesia Colombia by kerikil

Ahai selamat pagi kawan-kawan semua, semoga kalian masih tidak bosan membaca hikayat lawas ini.

"HIKAYAT KADIROEN"
KARYA : SEMAOEN


ceritera ini akan di update sampai tamat inshaALLAH setiap 2 hari sekali.

...jelas dan nyata tentang kejadian yang sebenarnya.....

Kadiroen mengetahui hal-hal ini; karena itu, selamanya ia rahasiakan nama pengadunya, sedangkan ia tidak lupa mengurus pengaduan itu hingga selesai. Dengan jalan seperti itu maka para pejabat kecil yang melakukan berbagai kesalahan sering diketahui oleh Kadiroen. Aturannya, Kadiroen ini dibenci oleh para pejabat yang ada di bawahnya. Apalagi oleh para pejabat kecil-kecil, seperti juru tulis dan sebagainya, karena mereka tidak lagi bisa memungut upah yang macam-macam dari rakyat yang memiliki keperluan untuk mengurus ini dan itu.

Oleh sebab itu, para pejabat kecil lalu penghasilannya menjadi berkurang. Hasil-hasil gelap, sekarang hilang sama sekali. Dengan itu, maka para pejabat yang ada di bawah sering menghalang-halangi atau memberatkan pekerjaan Kadiroen, hal itu lalu membikin repotnya Kadiroen. Sejumlah perkara, mesti ditanganinya sendiri. Boleh dibilang Kadiroen bekerja siang-malam. Semenjak Kadiroen menjadi wedono, wajah dan badannya kian lama kian bertambah kurus, karena beratnya pekerjaannya itu. Tetapi Kadiroen tidak begitu memikirkannya. Ia hampir tidak memikirkan badannya sendiri. Kadiroen hanya mau memikirkan satu masalah; yaitu membikin keselamatan dan kemakmuran rakyat.

Di antara keluh kesah itu, ada juga rakyat yang keberatan membayar pajak atau belasting yang hampir saban tahun terus naik. Tetapi sebagai pegawai gupermen, Kadiroen mesti mengikuti aturan negara dalam hal pajak ini. Dan setelah ia hitung dan tahu bahwa pajak si pengadu sudah semestinya maka ia bukan saja tidak bisa menolong pun ia harus menerangkan kepada si pengadu bahwa di mana ada negara yang hidup teratur, maka di situ pasti ada pajak. Gupermen tambah tahun tambah besar belanjanya, sebab kemajuan negara memaksa adanya bermacam-macam aturan baru yang selamanya menambah ongkos. Maka sudah tentu sering ada tambahan belasting itu. Sebaliknya, Kadiroen menjanjikan kepada si pengeluh semacam itu bahwa ia akan berusaha memajukan kehidupan rakyat. Supaya rakyat tidak merasa berat memikul kewajiban membayar belasting. Dan memang, Kadiroen memenuhi kewajibannya serta janjinya kepada rakyat. Siang dan malam tidak kenal lelah ia berusaha memperbaiki penghasilan rakyat itu.

Semakin banyak rakyat yang mengadukan masalah yang ada di desa-desa, semakin menumpuk pekerjaan Kadiroen. Dan semakin tambah pintar pula Kadiroen memerintah distriknya. Dan ia sudah sering membikin voorstel-voorstel (laporan) kepada pembesar-pembesarnya untuk keperluan penduduk tersebut. Di antara voorstel-voorstel itu adalah:

a.     Supaya kebun tebu milik pabrik mendapatkan pengairan di waktu malam dan sawah milik rakyat mendapatkan pengairan di waktu siang karena rakyat yang miskin keberatan betul bekerja malam buat mengairi sawahnya. Sedang pabrik mempunyai modal buat membayar mandor malam (waktu itu aturan air berkebalikan dengan voorstel tersebut).
b.    Supaya lurah dilarang menerima premi dari pabrik buat tiap-tiap bau sawah yang oleh penduduk desanya disewakan kepada pabrik. Sering terjadi bahwa lurah mencari premi itu dengan perintah halus dan sebagainya kepada rakyat, supaya mereka mau menyewakan sawahnya, hal yang mana sering merugikan keperluan rakyat di desa.
c.     Supaya dilarang pabrik memberi voorschot kepada orang kecil yang akan menyewakan tanahnya, karena voorschot itu sering menarik rakyat yang melarat dan bodoh. Kadiroen memberi alasan bahwa rakyat itu umpamanya anak-anak yang masih senang bermain dengan uang. Oleh sebab itu, maka siapa pun harus dilarang jika menyewa tanah dengan memberi voorschot uang pada orang kecil yang menyewakannya.
d.     Supaya semua orang Jawa, Tionghoa, Arab dan lain-lainnya dilarang meminjamkan uang dengan bunga lebih dari 10% selama satu tahun (tukang mindring rentennya sampai 250% sampai 300% selama satu tahun). Dan gupermen supaya mengadakan sendiri bank desa dengan bunga murah. Alasannya juga bermain-main uang sangat berbahaya untuk anak-anak.
e.     Dan voorstel-voorstel lain yang penting untuk distriknya.
Di antara voorstel-voorstel itu, ada yang dikabulkan oleh pembesar. Tetapi voorstel a, b, c, dan d sudah ada lebih dari enam bulan belum ada jawabannya. Oleh sebab itu, pada suatu hari Kadiroen meminta izin pada atasannya, Patih dan Regen, supaya ia bisa menerangkan sendiri dengan panjang lebar dengan Tuan Asisten Residen. Tiba-tiba Kadiroen mendapat jawaban dari atasannya, supaya Kadiroen sabar dan percaya pada Tuan Regen. Ia seorang pejabat di bawah Regen, mesti melaporkan voorstel-voorstel itu pada Patih dan Patih akan meneruskan pada Tuan Regen dan akan meneruskan pula pada Tuan Asisten Residen dan seterusnya.
Adapun voorstel-nya Kadiroen lebih jauh masih diurus Tuan Patih dan Regen. Dan karena banyaknya keinginan, urusannya mesti sedikit lama. Mendapat balasan serupa itu, maka Kadiroen menjadi susah. Tetapi apa boleh buat, Kadiroen mau menunggu. Kadiroen bekerja terlalu berat, sehingga pada suatu hari ia menjadi sakit. Dan terpaksa dalam tiga buIan ia meminta cuti. Sesudah sembuh, maka ia kerja lagi, nyaris siang-malam.

Sudah dua tahun Kadiroen menjadi wedono dengan berusaha sekeras mungkin mengurus keperluan rakyat. Tetapi sia-sialah pekerjaannya sebab rakyat di distriknya hampir tidak menunjukkan kemajuan kemakmuran sama sekali. Susahnya kehidupan rakyat pada akhir tahun kedua itu masih sama saja dengan permulaannya. Bedanya dengan distrik-distrik lain hanya sedikit, untungnya rakyat tidak semakin bertambah melarat sebagaimana di distrik-distrik lain di mana orang-orang kecil keadaannya semakin lama semakin mundur. Karena hal-hal yang serupa itu, semakin kuat niat Kadiroen untuk menjaga keperluan rakyat yang dianggap sebagai anaknya sendiri yang masih kecil yang berhadapan dengan "permainan uang" yang tampak disengaja oleh pihak pabrik gula dan pihak mindring-mindring desa. Sudah barang tentu Kadiroen tidak lupa, dan bersama-sama dengan itu, selalu memberi keterangan pada rakyatnya supaya berhati-hati dalam mengurus uang dan harta-hartanya. Ia selalu memberi tahu dan nasihat mengenai perkara ini.

Pada suatu hari, yaitu kira-kira sesudah sepuluh bulan Kadiroen mengajukan voorstel a, b, c dan d, ia mendapat kabar dari Tuan Patih bahwa voorstel tersebut telah diteruskan pada Tuan Regen. Sesudah wedono-wedono lain dimintai pertimbangan atas masalah-masalah ini banyak pejabat-pejabat bumiputera yang sepakat dengan kehendak Kadiroen.

Dua bulan berikutnya Kadiroen dipanggil Tuan Asisten Residen untuk menerangkan panjang lebar, berbicara sendiri tentang alasan-alasan voorstel-nya yang penting itu. Kadiroen menjadi bahagia karena sekarang keputusan voorstel-nya itu sudah dekat. Begitulah, maka pada suatu hari Kadiroen datang ke kantor Tuan Asisten Residen. Pejabat Afdeeling ini adalah seorang Belanda yang sudah sedikit tua. la mencintai rakyat dan orang kecil. Karena mengetahui voorstel-nya Kadiroen, ia menjadi senang dan memberikan pujian pada Kadiroen. Tuan Asisten Residen senang karena Kadiroen dengan voorstel-voorstel-nya sudah berusaha keras untuk kemakmuran rakyatnya. Tetapi, sudah barang tentu kesenangannya itu tidak lantas dengan sendirinya menghapus perbedaan pendapat mengenai perkara-perkara di atas, antara Tuan Asisten Residen dengan Kadiroen. Juga supaya perbedaan pendapat itu menjadi beres, maka Kadiroen dipanggil oleh Tuan Asisten Residen. Pejabat ini menerangkan kepada Kadiroen bahwa voorstel-voorstel itu memang sangat penting, sehingga tidak bisa diputuskan oleh Tuan Asisten Residen sendiri. Yang memutuskan voorstel-voorstel itu seharusnya pemerintah (gupermen) dan ketetapannya harus disertai dengan keputusan kerajaan karena hal-hal yang ada dalam voorstel-voorstel itu ada sangkut pautnya dengan pokok-pokok peraturan dalam negeri.

Tuan Asisten Residen menimbang bahwa voorstel-voorstel yang diusulkan Kadiroen itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Yang pertama menyangkut orang yang meminjamkan uang dengan renten yang sangat berat kepada rakyat. Mengenai pasal yang pertama ini, Tuan Asisten Residen berpendapat lain dengan Kadiroen. Ia berkeyakinan bahwa pabrik gula itu dapat memajukan kehidupan rakyat sebab banyak membuka lapangan kerja baru serta membantu pengedaran uang di kalangan rakyat. Memang, ada baiknya jika voorstel-voorstel Kadiroen dalam hal ini diturutinya, tetapi Tuan Asisten Residen khawatir bahwa pabrik lalu menderita begitu banyak kerugian dan menyebabkan kemunduran sehingga perusahaan-perusahaan itu akhirnya ditutup. Hal yang mana akan menyebabkan kerugian rakyat juga. Dalam selisih pendapat antara keperluan rakyat dengan pihak pabrik memang sangat sukar ditentukan, siapa yang seharusnya mendapat bantuan. Tuan Asisten Residen sendiri menimbang bahwa dalam hal ini, lebih baik pemerintah mengambil jalan yang netral dan menyerahkan urusan ini pada pihak-pihak yang berselisih, bagaimana baiknya. Tuan Asisten Residen sudah meminta pertimbangan Tuan Kontrolir dan Tuan Kontrolir bermufakat dengan Kadiroen; Jadi memang ada perbedaan keyakinan dengan Tuan Asisten Residen mengingat bahwa kebanyakan pejabat dan Kontrolir yang ada di bawah perintah Tuan Asisten Residen bertentangan keyakinan dengan Tuan Asisten Residen pula dan karena mereka kebanyakan sependapat dengan Kadiroen maka Tuan Asisten Residen berjanji meneruskan voorstel-voorstel yang diajukan Kadiroen pada Tuan Residen. Hanya saja Tuan Asisten Residen memberi pertimbangan bahwa ia tidak sependapat. Kadiroen menilai bahwa keputusan Tuan Asisten Residen sudah adil, sebab ada juga asisten-asisten residen yang dengan seenaknya memotong  voorstel-voorstel yang tidak sesuai dengan pikirannya dan hanya meneruskan pikirannya sendiri saja ke atas. Karena itu Kadiroen memuji pada Tuan Asisten Residen.

"Ya, Wedono, kowe memang setia dan cerdik hoor!. Tetapi jangan bosan dan putus asa kalau ada hal-hal yang tidak mencocoki dengan kehendakmu. Begitupun voorstel-voorstel-mu itu, oleh Gupermen belum tentu disetujui dan balasannya tentu bisa sangat lama. Urusan ini di tingkat residen ada sekitar tiga bulan, sebab mesti harus meminta pertimbangan kepada asisten-asisten residen yang lain dan sebagainya. Habis itu, sedikitnya sampai enam bulan harus dipertimbangkan dengan para direktur dan sebagainya. Lalu sedikitnya sampai tiga bulan lagi baru diurus oleh Raad van Indie. Dan enam bulan lagi pergi ke negeri Belanda atau pada Tuan Yang Mulia Minister van Kolonien. Hal ini berhubung besarnya urusan pabrik gula. Dan baru enam bulan lagi ada keputusan. Itu pun kalau Staten-General (Tweede dan Eerste Kamer) dinegeri BeIanda tidak turut mempertimbangkannya. Saya kira dalam dua atau tiga tahun lagi baru bisa diputuskan. Dan bagaimana keputusannya itu pun saya tidak tahu!"

Begitulah, Tuan Asisten Residen menjelaskan dengan lemah lembut. Kadiroen memperkirakan bahwa waktu yang ditempuh memang sangat lama, tetapi apa boleh buat, memang sudah semestinya begitu.

Terhadap pasal yang kedua yaitu voorstel tentang mendirikan bank desa dan melarang orang-orang meminjamkan uang dengan bunga yang sangat berat, maka Tuan Asisten Residen sepakat dan mau membantu voorstel itu. Hanya mengenai masalah mendirikan bank desa tersebut ada perbedaan pendapat. Kadiroen berpendapat supaya modalnya diberi oleh Gupermen, sedang Tuan Asisten Residen berpendapat supaya modalnya dicari dan dikumpulkan oleh rakyat sendiri. Gupermen sifatnya hanya memberi bantuan (subsidi). Sebab kalau tidak begitu, Gupermen pasti akan kekurangan uang dan tidak bisa menuruti maksud mendirikan bank desa tersebut. Tuan Asisten Residen berpendapat bahwa aturan memungut bunga, caranya meminjamkan, mengatur pembukuan dan lain-lain ada begitu banyak macamnya. Hal ini harus dipertimbangkan dan memakan waktu yang begitu lama juga. Kira-kira juga sampai dua atau tiga tahun. Begitulah, maka Kadiroen bermusyawarah dengan Tuan Asisten Residen. Dan sepulangnya, ia merasa sedikit senang. Karena voorstel-voorstel-nya akan diteruskan ke pemerintah. Ia berdoa kepada Tuhan Allah supaya kehendaknya mendapat keputusan yang baik oleh Gupermen, agar rakyat dapat dijaga kepentingan hidupnya saat berhadapan dengan kepentingan-kepentingan pihak lain.
Tiga tahun sudah, Kadiroen menjabat sebagai Wedono. Pada waktu itu umurnya kira-kira baru 28 tahun, tetapi karena kecerdikannya itu, pada suatu hari dipilih untuk mewakili Patih di Kota S, sebab Patih di situ sedang sakit. Pada waktu mewakili Patih itu, maka pekerjaan Kadiroen menjadi bertambah banyak. Ia mengurus pemerintahan dengan sungguh-sungguh, sehingga hampir siang-malam ia bekerja. Sebaliknya, pejabat-pejabat yang ada di bawahnya banyak yang mengomel dan tidak mau membantu dengan hati ikhlas semua maksud Kadiroen yang sangat berguna buat rakyat. Para pejabat itu hampir semuanya mufakat dengan peraturan-peraturan apa adanya sebagaimana zaman dahulu, yang urusannya begitu gampang dan tidak membikin pusing kepala. Saat tourne Kadiroen sering mendapat berbagai masalah. Terpaksa ia harus mengingatkan kepada para pejabat yang ia perintah sebab mereka sering alpa meneruskan kehendaknya pada rakyat. Jadi ia sering mendapat masalah karena kehendaknya sering dipotong di tengah jalan. Selain itu, masih banyak yang salah pengertian sehingga kemudian penerimaan rakyat menjadi keliru terhadap maksud yang baik itu. Tetapi kesusahan Kadiroen terbesar adalah.bahwa rakyat masih saja hidupnya tidak cukup sebagaimana seharusnya. Tandanya adalah lumbung-lumbung padi banyak yang kosong, kerbau, sapi kepunyaan rakyat terus berkurang, rumah-rumah rakyat tidak begitu baik dan sentosa seperti yang dahulu-dahulu. Betul juga, rakyat yang sering dinasihati Kadiroen itu lalu pintar mengolah uang, tetapi toh umumnya kemakmuran dan keselamatan rakyat belum maju. Itulah yang menyusahkan Kadiroen dan memaksanya bekerja siang-malam itu. Mewakili Patih baru dua bulan, Kadiroen jatuh sakit lagi sebab pekerjaannya terlalu berat. Ia terpaksa meminta cuti lagi sampai dua bulan lamanya. Dan di waktu ia kembali dari cuti dan mengurus lagi pekerjaannya, badannya menjadi sangat kurus. Ia kelihatan lebih tua dari usia yang sebenarnya. Begitulah, maka Kadiroen merasa terjepit. Pejabat yang ada di bawahnya tidak membantu dengan hati ikhlas semua kehendaknya, rakyat banyak yang salah pengertian, voorstel-voorstel yang diusulkan sangat lama, pekerjaannya terlampau berat. Sedang hasil kerjanya untuk rakyat hampir tidak ada dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Kadiroen. Sungguh Kadiroen tidak bisa mengerti apa sebab-sebabnya semua ini.


Bersambung....

(kamu orang harus tunggu dengan hati ikhlas dan sabar, karena saya tidak bisa konsisten menerbitkan ini cerbung hikayat kadirun 2 hari sekali...)

Sampai jumpa di episode berikutnya..