Cerbung PKeI (baju kotak-kotak)

Day 2,949, 16:38 Published in Indonesia Colombia by kerikil

melanjutkan cerbung sebelumnya ini dan guna mengisi kekosongan artikel di sebelah. semoga artikel ini cukup menghibur. selamat menikmati..


Sore itu, Ditengah kenaikan semua komoditi pasar apalagi perlengkapan perang dan uang pun sudah mulai susah di dapat, apa mau di kata, tetap berlatih dan berlatih supaya jadi kuat, walau badan ini lelah tapi harus tetap semangat demi ibu pertiwi (bukan ibu mariana atau ibu karlina yang sering jadi pembicaraan dan guyonan para kamerad yang lain). Lagi asik bercanda bersama Marxis, Mrsantosa, Pemaban, dan kamerad-kamerad yang lain di training ground.“Apel darurat....!!” teriak kamerad pletoxxx, bah ada apa lagi ini, belum cukup pemulihan kondisi badan ini habis berkelahi dengan para koboi, sudah disuruh apel pula. Saya, Marxis, Mrsantos, Pemaban dan kawan-kawan yang lain segera bergegas pasang seragam dan menuju aula tengah, tampak berkas-berkas berserakan, habis di acak-acak entah oleh siapa dan apa yang dicari.

“Kita akan mengadakan pembersihan, kalian harus bersiap2” ujar komandah fitz dengan muka garang.“ah masalah apalagi ini, pembersihan apa lagi yang di bicarakan? Bersih2 gedung merah dengan bertumpuk-tumpuk arsip yng berserakan? Atau mau merongsok mobil sutan syahrir yang sudah karatan? Kalo yang terakhir ini saya harap tidak jadi, itu mobil kenangan yang akan jadi pengingat kita, bahwa kita nanti suatu saat pun akan menyusul kawan syahrir. Cepat atau lambat” saya berguman.

Lewat tengah malam setelah beberpa obrolan dan bercangkir-cangkir kopi dan rokok klobot campur kemenyan yang asapnya cukup menyesakkan dada, pembicaraan mengenai penyusup dan organisasi yang disusupi masih berlanjut entah siapa gerangan penyusup tersebut dan apa motif dari dia melakukan penyusupan ini, yang jelas isu ini membikin gempar dan merusak segala rencana penyerangan balik yang sudah di susun dengan rapi. “Kalian yang masih kura2 konsen saja berlatih dan berlatih biar jadi kuat, tak usah ambil pusing masalah penyusupan ini, biar kami saja yang menangani” komendan fitz angkat bicara. “Tapi posisi kalian harus siap jika sewaktu-waktu kita membutuhkah”.

Azan subuh mulai terdengar bersautan, lelah badan ini, matapun mulai mengantuk, satu persatu kawan-kawan yang sedari tadi di ruang tengah ambil posisi mulai tertidur hanya beberapa kawan yang masih terlihat dan terdengar suaranya sedang berkonsolidasi langkah-langkah apa yang akan di ambil buat mengatasi penyusupan ini.

Brak...!! pintu gedung merah di tendang oleh seseorang dengan kasar, dan kita pun kaget. “jangan bergerak..!!” seorang polisi tiba-tiba muncul dengan wajah badut tapi dibikin garang sambil menodongkan senjata, “kalian mau merencanakan apa lagi...!” beberapa polisi mulai masuk dan dengan seenaknya mengacak-acak arsip dan catatan-catatan yang bertumpuk di meja. “Hai ada apa ini..!! mana surat perintah kalian..!!” komendan fitz berteriak tak kalah garang dan kami yang setengah sadarpun hanya terdiam karena otak masih belum berfungsi normal, ada kekacauan apa lagi ini di pagi buta. Terlihat beberapa kawan menghalangi polisi-polisi yang mengacak2 meja bertumpuk kertas2 yang belum dirapikan seperti mencari sesuatu. “ini surat perintah penggeledahan dan kalian di indikasikan mau melakukan makar terhadap eNegara ini” polisi itu penunjukan selembar kertas. “Bajingan tengik apa-apa ini, kalian dapat darimana isu itu..!!” komandan fitz masih ngotot, tak selang berapa lama beberapa polisi itu pun membawa beberapa tumpuk kertas, “ini akan kami bawa dan periksa dan kau ikut kami” polisi itu menunjuk salah satu kamerad berbaju berbaju kotak-kotak dan merekapun keluar sambil memborgol kamerad tersebut.

Koenings, Mailed, fitz, zatsuma, pletoxxx dan kami pun berkumpul,”bajingan apa mau mereka dan kenapa dia saja yang di bawa ke makas polisi? Atau jangan-jangan dia itu yang membocorkan segala rencana kita?” Koening angkat bicara. “Jangan berprasangka buruk dulu,kita lanjutkan saja penyelidikan internal kita”mailed menimpali. Ayo kita sarapan dulu, kalau sudah kenyang baru bisa berpikir jernih", dan kami pun bergegas keluar menuju lesehan nasi kuning di depan gedung merah dengan penjual berbadan dada montok, tiba-tiba.. “hey buku kotak-kotak siapa ini..”

bersambung..

silahkan dilanjut.
dilanjut kamerad MD lodwyk