---The Starter of Dejavu ---

Day 3,789, 12:57 Published in Indonesia Indonesia by ScimitarInd

Our memory is a more perfect world than the universe: it gives back life to those who no longer exist.
― Guy de Maupassant





It was a fine evening saat aku melangkah masuk ke dalam sebuah bangunan kantor partai yang masih terlihat resik, namun sangat terasa kehilangan kehangatan dari keberadaan penghuni.

Seseorang berdiri menyambutku di hall menuju ruangan tengah,

“Ah halo, apa kabar sobat ? sehat ? “ sapaku, sambil mengangkat tanganku kedepan alisku dengan gaya salute ke arahnya.


Doddykoped sang Councillor partai tersenyum ramah dan balik menyapa,“Baik Scimi aku sehat-sehat saja, mari masuk sudah lama tidak melihatmu.”

Sembari berjalan masuk menyusuri hall makin ke dalam mataku memandang ke sekeliling ruangan. Aku tidak melihat ada sarang laba-laba yang menempel di tembok atau di lampu gantung yang bergeming di ruangan tengah gedung yang tepat berada sekitar dua meter diatas sebuah meja kayu kotak yang juga terlihat bersih. Kutarik salah satu kursi dari enam kursi yang mengelilingi meja kayu tersebut lalu beranjak duduk.

Doddykoped membunyikan bel logam yang tadinya diletakkan di salah satu sudut meja lalu bertanya,“Mau minum apa Scimi ? Teh ? Kopi ? atau Jus Apel ?” Aku berpikir sejenak dan menjawab, “Kopi is fine bro.”

Sesaat kemudian, datang seorang lelaki muda dengan pakaian khas butler menghampiri meja. Doddykoped memberikan instruksi kepada orang itu untuk menyiapkan 3 Cappucinno, 3 air putih dan cemilan. Sang pelayan mengangguk pelan lalu bergegas kembali ke belakang. Aku tersenyum di dalam hati, masih ada bentuk kemewahan disini… Well, bagaimanapun partai ini masih berkiblat pada ideologi Far Right Wing pikirku.

“Paketum akan segera bergabung dengan kita scimi, dia tadi masih dalam perjalanan pulang dari market untuk membeli supply 5000 tank.” ucap doddykoped sambil membetulkan rambutnya yang keriting.

Sembari fail dengan indahnya dalam mencoba merapikan rambut keritingnya, doddykoped melanjutkan bicaranya,“Jadi katanya kamu berkeliling partai sebulan ini Scimi ? sejak turun dari pertapaanmu di gunung Manglayang ?”

“Ya dod, biasa lah, aku merasa adalah bagian dari courtesy untuk menyambangi kantor kantor partai yang ada saat aku turun dari pertapaan. Hanya sekedar silaturahmi saja, sebuah ekspresi penghormatan untuk teman teman yang masih exist di dunia Vana ini”, Jawabku.

“its not that special effort. Terutama saat aku sadar bahwa partai di eIndonesia saat ini sepi semua. So dalam satu minggu pertama aku sudah menebak, kondisi politik di eIndonesia sedang stagnan secara umumnya ya ?”.

Doddykoped mengangguk.“Politik hidup dari gerakan-gerakan dan gagasan manusia-manusia yang berbeda-beda, kalau aktivitas dan jumlah manusianya sedikit ? ya begitulah jadinya, stagnasi,” jawabnya.

Couldn’t agree more pikirku.

Dibelakangku terdengar langkah kaki menyusuri hall. Sejurus kemudian ada topi jerami melayang di udara dari arah belakang ke arah sebelah kanan ku. Benda yang melayang tersebut lalu jatuh tepat di gantungan teratas sebuah tiang tempat menggantung topi yang berdiri tidak jauh dari meja. Bahuku ditepuk dengan agak keras dengan dua tangan.

“ Scimiii, kemana aja kamu ?!”



Aku menoleh keatas.. “ Oey Jendral Pupujuku. Biasa lah, aku abis keliling keliling partai dan MU” jawabku.

“Keliling keliling mulu kerjaanmu, kesana kemari kaya setrikaan, xixixi”, ucap Pupujuku sambil menarik tangannya dari bahuku dan berjalan melintas melewati belakang kursi Doddykoped.

“Well”, kataku, “kesana kemari segini sih belum ada apa-apanya dibanding kesana kemari nya om pupujuku yang sempet-sempetnya jalanin pemerintahan eIndia.”

Mendengar komentarku, Pupujuku tertawa sambil menarik kursi berhadapan dengan kursiku di seberang meja lalu duduk.

“Katanya bertapa, tapi kok tahu aku sempet jadi gov di eIndia ?” tanyanya.

“Dari kabar angin yang menyapa lembut ke dalam goa tempat tapaku om.” Jawabku sambil menyeringai.

Tak berapa lama kemudian kami telah terlibat dalam obrolan pembukaan standar tentang kabar masing masing individu. Sang pemuda dengan pakaian butler telah kembali lagi membawa pesanan doddykoped dan menata minuman dan cemilan di meja.





10 menit percakapan berlalu, pupujuku mulai menyilangkan tangannya di depan dadanya.“Jadi kesimpulannya bagaimana Scimi ? Apa hasil kelilingmu menunjukkan kondisi eIndonesia bisa diubah ?” Tanya Pupujuku memulai topik mengenai kondisi eIndonesia.

“Kurasa bisa om. Pertanyaannya adalah seberapa excitednya semua pemain Indonesia terhadap game ini ? Pertanyaan ini harus dijawab dulu. Karena tanpa ada excitement, sebuah game komunitas apapun jenisnya, ngga akan dikontribusikan banyak orang.”

Doddykoped lalu angkat bicara, “ Kenapa excitement ? “ ujarnya dengan mengibaskan sedikit rambut keritingnya. “Masalahnya menurutku ada di para pemain oldbie yang biasanya sudah banyak kerjaan di RL, sementara newbie-newbie biasanya ngga paham apa apa mengenai game mechanic lalu membuat cepat bosan hidup di dunia erepublik ini"

"kondisi oldbie yang sudah keburu sibuk atau so sibuk, regenerasi yang ngga berjalan, Plato yang sudah tidak sekreatif dulu lagi, dan akhirnya kurangnya keaktifan seluruh player di eIndonesia ini membuat stagnasi di bidang manapun di eIndonesia.”

“Itu sih paparan masalahnya dod. Semua yang terjadi saat ini. Mangkannya Scimi bertanya seberapa excitednya kita-kita di eIndonesia terhadap eHidup ini, dan kalau aku bilang sih excitementnya sudah rendah. Mangkannya masalah masalah yang kamu paparkan tadi muncul dod." Ujar pupujuku menimpali.

“Iya,“ Sahutku, “Excitementnya sudah rendah, omongan om tepat. Kita mau main game karena merasakan excited. Darimana muncul excited ? dari pengejaran target misalnya, atau dari rasa kekompakan teman dan kelompok, atau bisa juga dari drama antar pemain.”

“Right now, pemain lama yang masih rajin login dan wnt, dasar bermain sesungguhnya biasanya karena merasa sayang aja charnya udah lama dan udah cukup gede strnya. Sementara Pemain baru binun dengan game mechanic dan lalu males liat ada pemain-pemain lama dengan status ingame jauh di atas mereka, jadi boro boro mau explore, dah keburu bosen duluan.”

“Intinya titik excite di pemain lama sudah ngga ada atau melempem, sementara titik excite di pemain baru, belum mulai sudah bosan. Karena memang di awal main erep ngga banyak yang bisa dilakukan kalau ngga explore.” Paparku dengan panjang, diakhiri dengan menyeruput kopi dari gelasku.

“Indeed,” sahut pupujuku. “Di kalangan pemain lama, yang masih aktif biasanya karena memang punya target pribadi yang dikejar. Tapi kebanyakan yang lain sih, yak karena sayang aja buang char.”

“Itulah mungkin kenapa kita sedikit lebih aktif ketika ada drama bergulir di media. Ada tambahan point excitement” Sambung pupujuku.

“Tapi ngga cukup drama,” sahut doddykoped, “para pemain erep jaman beta punya ambisi bersama yang membuat semua elemen merasa punya target. Lalu terbentuk kekompakan dengan berbagai bentuk. Drama antar pemain hanya menjadi bumbu pelengkap, bukan utama"

"Saling adu bacot, eCinta-cintaan, dll dulu adalah pelengkap. Kalau sekarang sih, drama seakan jadi bumbu utama untuk meningkatkan excitement.”

Aku mengangguk mendengar ucapan doddykoped.

Ya, dulu Indonesia punya ambisi. Sebuah target Bersama. Yang membuat bermunculan pergerakan-pergerakan yang sempat membuat eDunia jengah. Sudah saatnya Indonesia memiliki ambisi lagi. Bermain terlalu aman yang membuat insting menjadi tumpul.

“Kurasa.... hanya butuh satu atau dua orang yang tepat saja sebenarnya untuk membuka usul/opini mengenai ambisi Indonesia. Nanti seiring progress, kalau tetap konsisten, semua elemen excitementnya akan berdatangan lagi. Terutama di pemain pemain baru.” Sambung doddykoped.

“Aku setuju. Dan saat para newbie membutuhkan lagi tempat yang asyik untuk bermain dan belajar, gedung partai kita ini akan selalu terbuka lebar. Begitu juga partai partai yang lain sesuai roleplay yang ingin dimainkan.” Senyum pupujuku.

Good to hear that. Untuk persiapan itu juga kan kenapa Gedung ini masih dirawat ? “ tanyaku.

“ Tul, jangan khawatir soal stok tanks dan food. Masih banyak saudara-saudara kita yang masih berkeliaran di luar sana dengan Gudang-gudang yang terisi penuh tanpa ada yang pakai. Kita akan siap terima siapapun yang ingin bergabung belajar di Gedung ini.” tukas pupujuku sambil menyenderkan badannya ke kursi, lalu menoleh ke kiri.

“Doddy, sampaikan kepada teman-teman kita diluar sana.. Kita akan mulai menstart lagi starter yang sudah lama tidak diputar. Oh ya, sekalian mulai lagi inisiasi MTO/PTO program khas partai kita. Sudah lama juga aku cukup bosan dengan hanya berperang saja di medan perang.”

“Baik jenderal,” jawab doddykoped.

Aku tersenyum kecil, mengangguk, lalu beranjak berdiri.

“Kay, Terima kasih untuk kopinya guys, aku pamit dulu.“ sahutku

“Mau kemana kau Scimi ?” tanya pupujuku.

“Masih meneruskan silaturahmi ke player-player yang lain om. Kalau butuh cari aku, biasanya aku lagi minum-minum teh Tarik atau susu hangat di sebuah TAVERN di tengah kota om, bersama beberapa teman yang suka nongkrong disana juga”

“I see. Oke, thanks dah mampir bro, We’ll be in touch.” Ujar pupujuku sambil beranjak berdiri mengulurkan tangannya.

“We will.” Sahutku sembari menjabat tangan sang jendral dan sang councilor, dan lalu berjalan keluar gedung.

Sesampainya diluar Gedung, aku melihat kembali ke belakang sejenak. Aku nyalakan rokokku dan berjalan menyusuri jalan menuju tengah kota. I do hope partai ini bisa ikut menyemarakkan kembali politik di Indonesia kedepannya.

We’ll see….