[Surat Terbuka] Permohonan Maaf

Day 5,253, 23:11 Published in Indonesia Republic of China (Taiwan) by maling

Jujur, ketika Handray memposting artikel mengenai Kudeta, saya tidak punya komen apapun. Karena menurut saya, Kudeta yang dilakukan oleh sdr BeeBeam dkk, dan kemudian menjadikan sdr BeeBeam menjadi Diktator, menurut saya hanya masalah status yang berbeda. Buat saya, ini hanya perihal De Facto dan De Jure saja. Secara De Facto, BeeBeam dkk, sudah menguasai segala sendi Erepindo, baik itu militer, politik, dan ekonomi. Peran BeeBeam dkk sangat krusial menentukan visi dan arah Erepindo kedepan. Dan saya tidak melihat sedikitpun niat buruk dari BeeBeam dkk dengan Erepindo. Sehingga, selama niat baik itu untuk membawa Erepindo untuk menjadi lebih baik, saya akan selalu mendukung. Dan yang saya lihat dari Kudeta kemarin, hanya perubahan De Facto ke De Jure saja.

Akan tetapi ketika saya membaca artikel sdr BeeBeam mengenai kenapa Diktator? Entah mengapa, tiba-tiba emosi saya memuncak. Tepatnya ketika saya membaca alasan diktator adalah Presiden Terpilih kurang kompeten dan membahayakan posisi eIndonesia di kancah Internasional, tiba-tiba rasa empathy saya ke sdr Bhara terpantik. Entah mengapa, saya merasa sdr Bhara direndahkan serendah-rendahnya oleh pernyataan tersebut, dan dengan fakta, tidak sedikit yang mengamini keadaan ini dengan mendukung proses kudeta tersebut.

Jujur, saya tidak ada history apapun dengan sdr Bhara, bahkan kalo merunut jauh kebelakang, dulu TOP juga sempat ada sedikit konflik dengan Varokah. Tapi sepanjang yang saya tahu, saya tidak melihat sedikitpun, niat buruk atau adanya (motif) kesengajaan dari sdr Bhara untuk melanggar hal-hal yang prinsipil, baik itu dengan sengaja membahayakan posisi eIndonesia, atau ada niat buruk untuk kepentingan pribadi.

Dari track recordnya, saya tidak melihat adanya potensi dari sdr Bhara untuk menyelewengkan uang negara. Saya juga tidak melihat sedikitpun motif dari sdr Bhara secara akrobatik “beyond imagination”, punya ide yang membahayakan secara international, entah itu dengan sengaja, menjual Jawa ke Lawkee, atau dengan sengaja berkongkalikong dengan Asteria, atau bermain mata dengan CODE, atau apapun itu. Bahkan bisa jadi, sdr Bhara tidak tahu apa itu Asteria, apa itu CODE, siapa itu Lawkee. Yang saya tahu, dan bisa kita lihat dari program sdr Bhara yang menurut saya sangat naif tapi jujur, adalah niat baik untuk mensubsidi berbagai macam hal, yang menurut saya tidak ada yang salah dengan hal itu.

Terlepas bahwa, kepresidenan lebih dari itu, lebih dari hanya sekedar bagi-bagi subsidi, tapi saya juga percaya, sistem kepresidenan di eIndonesia sudah matang dan sudah terbentuk dengan baik dan saya juga tidak menafikan bahwa disini peran sdr BeeBeam dkk sangat besar. Saya memahami ada TNeI dan MU-MU lain yang akan membantu dari sisi MOD, ada teman-teman yang sudah berpengalaman di MOFA, yang saya kira juga tidak tega membiarkan sdr Bhara sendirian menghadapi urusan luar negeri, ada Prime Minister, ada Governor, semua adalah sistem yang sudah simultan, dan sekali lagi, saya tidak melihat sedikitpun niatan buruk dari sdr Bhara untuk merubah tatanan itu. Walau secara jujur saya juga akan mengatakan, saya kurang sepakat dengan proker sdr Bhara, tapi seperti yang dilihat di prokernya yang naif itu, hanya niat baik untuk bagi-bagi subsidi.

Dan di prespektif saya, kejadian kemarin adalah, sebuah Kudeta yang menghakimi Niat baik seseorang. Kudeta yang menghakimi seseorang yang tidak memiliki motif secara sengaja membahayakan eIndonesia secara international. Kalaupun misal di perjalanan pada akhirnya sdr Bhara kesulitan memahami game mechanic, dan entah akhirnya kejadian, karena kurang paham mengenai game mechanic, sehingga salah serang, salah pencet tombol atau apapun itu, saya melihatnya adalah sebuah kesalahan tanpa motif, bukan sebuah kesengajaan. Dan menurut saya, hal-hal seperti itu masih reversible. Masih bisa diperbaiki.

Sekali lagi, Sepanjang saya bermain erepublik, saya selalu mengecam segala hal yang menurut saya sangat prinsipil. Teringat ketika kejadian ex AG sempat menyerang Lesser Sunda Island, menurut saya hal ini sangat prinsipil, dan saya harus bersuara lantang tentang ini. Dan kali ini, yang saya lihat adalah, sebuah hal yang menurut saya juga sangat prinsipil, yakni, sekelompok orang menghakimi niat baik seseorang dengan Kudeta.

Terlepas sdr Bhara capable atau tidak menjadi presiden, Niat baik saja itu cukup atau tidak, prespektif saya bisa salah, tapi saya menyadari, saya telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Saya menulis komen dengan kata makian yang tidak selayaknya diucapkan oleh orang yang sudah cukup tua seperti saya.

Ada pepatah, Waktu menyembuhkan Luka, tapi ternyata, waktu tidak menyembuhkan kebodohan. Saya yang sudah tua ini, terkadang masih tetap bodoh dalam merespon sesuatu. Jujur, waktu menulis komen tersebut, dalam hati kecil saya mengatakan, bikin yang bombastis saja, biar rame, biar ndak adem ayem aja komunitasnya.

But I was wrong, It’s not worth it, too much harm has been done.

Maka dengan ini,

Saya, bermaksud untuk menyampaikan permohonan maaf, kepada sdr BeeBeam dkk, atas kesalahan yang sudah saya perbuat. Saya mengucapkan kata-kata kasar yang tidak selayaknya untuk diucapkan.

Saya memahami, kata yang sudah terucap tidak bisa ditarik kembali, dan luka yang dalam pasti menyisakan bekas, tapi saya berharap, pintu maaf itu selalu terbuka.

Sekali lagi, saya mohon maaf atas ucapan kata-kata kasar yang sudah saya ucapkan, dan hal ini sekaligus sebagai pembelajaran buat saya pribadi di kedepannya untuk lebih berhati-hati dalam berucap dan berkomentar.

Tertanda,
maling

nb.

Saya bermaksud memposting surat terbuka ini lebih awal, akan tetapi, mohon maaf saya belum bisa memposting surat terbuka ini lebih awal karena saya mendapat penalty dari Plato karena content yang saya buat.



Membaca kembali apa yang saya tulis, sepertinya saya layak mendapat penalty dari Plato.

Sekali lagi saya mohon maaf.

Terima kasih.

Wassalam.