PARADIGMA NEGATIF JUDGEMENT

Day 3,450, 22:11 Published in Indonesia Indonesia by Pain Akatsuki



PARADIGMA NEGATIF JUDGEMENT
by The Curses Art



Selamat datang di dunia manusia, dunia di mana derajat seseorang tidak semata-mata dipandang dari derajat taqwanya. Ada ribuan atau bahkan mungkin jutaan variable yang dinilai oleh manusia. Ya, karena manusia bukan Tuhan. Ini adalah dunia di mana dosen men-judge mahasiswa dengan nilai, masyarakat men-judge perilaku seseorang dengan norma, hakim men-judge tersangka dengan barang bukti dan saksi.
Judgement ( justifikasi ) adalah adalah tools dalam pengambilan keputusan. Apa kata dunia bila kita tidak dapat menjustifikasi??. Tanpa justifikasi akan terjadi chaos, di mana tidak ada keputusan yang jelas akan sesuatu.

Apakah men-judge orang itu tercela? Mengapa kita sering men-judge orang lain dari luarnya saja? Disini The Curses Art akan mencoba memberikan sudut pandang yang berbeda. Kalian bebas mengartikan asalkan dalam koridor yang baik dan benar. Berhubung justifikasi sangat erat kaitannya dengan sudut pandang (perspektif) seseorang, maka tidak ada justifikasi dengan nilai kebenaran absolut, kecuali kebenaran relatif.

Kebanyakan pemikiran menyebutkan bahwa tindakan justifikasi memiliki konotasi makna negatif.
Banyak orang yang merasa tidak senang ketika dirinya di-judge oleh orang lain. Dari konteks kalimatnya ketahuan jika orang yang merasa tidak senang tersebut telah dijustifikasi negatif oleh seseorang lainnya. Padahal justifikasi tidak melulu terkait hal-hal negatif.

Justifikasi berbicara benar dan salah, justifikasi berbicara baik dan buruk (sesuai-tidak sesuai), bahkan justifikasi berbicara tentang indah dan tidak indahnya sesuatu. Nalar dan emosi manusia terlibat di sini. Lantas kenapa kita melarang orang melakukan tindakan justifikasi??
Bukankah ketika Anda mengatakan seseorang men-judge Anda tidak baik ,secara tidak langsung Anda juga telah men-judge orang tersebut telah men-judge Anda tidak sesuai dengan harapan yang Anda inginkan?

Walau bagaimanapun, justifikasi tidak dapat lepas dari apa yang disebut sebagai norma dan peraturan. Keseluruhan perspektif yang ada digembleng dalam suatu aturan yang disepakati bersama baik tertulis (peraturan ) maupun tidak tertulis (norma) untuk kepentingan bersama. Justifikasi menjadi tidak legal sesaat ketika justifikasi itu melenceng dari norma dan peraturan.

Tidak semua orang punya mental yang kuat menghadapi sebuah justifikasi (termasuk saya), baik itu justifikasi positif maupun justifikasi negatif. Berapa kali kita mendapat pujian (justifikasi positif) dan lantas pujian tersebut menumbuhkan bibit keangkuhan di hati kita.

Lantas kenapa rupanya kalo ada yang men-judge kita negatif?? Bukankah itu sebuah bentuk Kontrol sosial?? Slogan pemerintah mengatakan,” Kalo bersih kenapa risih??” Kenapa kita harus ambil pusing dengan perspektif/ justifikasi orang lain terhadap kita, yang kita yakini tidak demikian adanya. Lain cerita dalam konteks ranah hukum, Anda dapat melakukan pembelaan dan bahkan banding jika proses peradilan dianggap tidak adil terhadap Anda.
Kalaupun justifikasi negatif orang terhadap kita itu benar adanya, semestinya kita berterima kasih pada Sang Penggerak Hati dan Pikiran, Dia telah membukakan mata kita akan kesalahan atau kekhilafan kita. Kita pantas bersyukur, Dia hanya membukakan sebagian kecil kehinaan dari kehinaan yang menggunung di dalam diri kita.

Tinggal tindak lanjut berikutnya, seberapa besar keberanian kita untuk men-judge diri kita secara jujur untuk mengakui jutaan kehinaan lainnya. Jangan tunggu orang lain melakukannya. ( Kontrol Diri vs Kontrol Sosial ). Ketika diberikan ujian, ada baiknya kita meluangkan waktu lebih banyak memikirkan solusi/ jawaban dari pertanyaan tersebut ketimbang mempertanyakan pertanyaan tersebut. Cermati soalnya sebentar, tangkap maksudnya, dan segera jawab. Jadi ketika ada justifikasi, khususnya justifikasi negatif, mestinya kita menganggap itu sebagai pertanyaan yang mesti kita jawab dengan evaluasi diri. Bukan lantas kita mempertanyakan dan menjustifikasi balik orang yang men-judge kita.

Hanya Mengingatkan ...
Tetap Jaga Kewarasan Kalian !!!