[Story] Become a Father --Part 3

Day 3,561, 11:29 Published in Indonesia Bulgaria by Kecebongs

Become a Father
By : Hazio

Note :
Sebelumnya saya mohon maaf baru bisa update cerita ini lagi karena seketika akun saya terkena banned yang tidak jelas. Punya sapi juga ngga, punya dua akun juga ngga dan tau tau kena banned permanent multi-account. Karena cerita ini sendiri sudah panjang dan jadinya sayang kalau cuma ada di PC saya, jadi saya lanjutkan di akun baru saya + koran baru saya ini.

Cerita ini hanya iseng belaka, tidak ada jadwal pasti untuk cerita ini. Cerita ini juga mengandung unsur Dewasa, untuk yang masih dibawah umur apabila ingin membaca harap bertanggung jawab terhadap diri sendiri XD
Apabila ada kesamaan nama, latar ataupun jalan cerita mohon dimaafkan.
Sebelumnya :
Setelah Dian pulang, kami hanya ber-sms ria semalaman sampai kami tertidur karena lelah dengan aktifitas hari ini. Ya, kami hanya membicarakan hal-hal yang kami sukai, saling tanya-jawab untuk mengenal satu sama lain semakin dalam, tidak ada yang membahas tentang kejadian tadi sore di sofa rumahku. Tidak ada yang berani mungkin..
Baca : Become a Father --Part 2

*Kriingg kringgg kringgg*
Suara alarm digital yang berisik membangunkanku dari tidur nyenyakku, memaksaku untuk bangun dan bergegas bersiap menuju sekolah yang pasti sangat membahagiakan. Setelah merasa seluruh energi terkumpul ditubuh, langsung aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk sarapan diruang makan bersama keluargaku.

Sarapan pagi ini seperti biasa, ada Ibu dan juga Ayah. Ayah mungkin seperti orang tua orang tua lain yang menikmati sarapan dengan koran disisinya. Membaca hal-hal yang menarik untuk dibaca. Sedangkan ibu sedang sibuk mengambilkan sepiring makanan untukku yang begitu tiba didepanku langsung kumakan dengan lahap. Setelah sarapan langsung aku berpamitan ke-kedua orangtuaku dan beranjak menuju sekolah dengan motor kesayanganku.

Sampai disekolah seperti biasa pukul 06.45 pagi, kelasku sudah ramai karena sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai. Saat memasuki kelas, aku melihat bahwa Dian sudah ada didalam ruangan kelas. Aku berjalan menuju kursiku dan harus melewati tempat Dian terlebih dahulu. Pandangan kami bertemu saat aku melintasi mejanya dan aku memberikan senyumanku yang paling manis menurutku, mungkin dia berfikir aneh.. dan tak lupa mengucapkan “Selamat pagi” dengan nada rendah lalu berlalu menuju kursiku.

Teman sebangku-ku sudah ada disana sedari tadi dan memperhatikanku dari awal aku masuk kedalam kelas, sampai aku tiba disebelahnya. Temanku ini bernama Rasyadhiar dan dia ini orang yang sangat-sangat kepo. Orang yang ingin tau banyak hal, ya hal apapun yang dapat dijadikan bahan bicaraan, dan dia ini Pria. Pria Gosip.

Aku dan Rasya berteman sejak pertama kali kita duduk dimeja yang sama awal mulai kelas ini, Rasya sering datang kerumahku untuk bermain, atau bercerita tentang hal-hal yang dia suka. Aku cukup pendiam dan Rasya cukup aktif dalam banyak hal. Rasya juga adalah tempatku bercerita-cerita tentang perasaan terpendamku terhadap Dian. Dia tau banyak tentang itu.

Baru aku dudukan pantat-ku ini dikursiku, langsung saja aku dapat pertanyaan dari Rasya. “Wih udah berani senyum ke Dian lo! Hebat!” Cuap Rasya dengan suara yang sedikit kencang yang membuat dua orang didepan kami Andi dan Muklis menengok kebelakang dan berkata “Apaan ada yang jadian?” dan langsung dibalas dengan Rasya “Dih najis budeg, korek tuh kuping”, membuat kami semua tertawa seketika.

Pelajaran pertama di-isi oleh pelajaran Fisika. Pelajaran ini cukup membosankan, membosankan karena menyulitkan. Aku tidak pandai dalam pelajaran fisika. Tapi satu hal yang membuat pelajaran ini sedikit tidak membosankan.. Gurunya yang cantik! Yap, guru fisika, Bu Ima ini adalah guru yang cantik. Masih muda dan berpenampilan dewasa, berhijab dan manis. Bu Ima ini guru kesayangan kami, terutama anak laki-laki.

Bu Ima masuk kedalam kelas, dan ketua kelas kami langsung berteriak lantang “Bersiap, Berdiri, Memberi salam” dan dilanjutkan dengan doa bersama untuk memulai pelajaran dipagi itu.

Pelajaran dimulai dan aku tidak bergitu fokus dengan pelajaran saat itu, tapi aku fokus.. fokus melihat buah pantat Bu Ima yang terlihat jelas di seragam guru yang dikenakannya itu. Khayalan khayalanku akan Bu Ima semakin menjadi-jadi. Aku berkhayal aku di panggil olehnya dan mungkin akan ada sebuah kecelakaan kecil dimana kami berciuman dan aku ingin meremas buah dadanya yang ranum itu, mungkin nikmat. Dan tak lupa juga meremas pantatnya yang sangat seksi itu. Ah, sayangnya itu hanya khayalan yang cuma membuat adik kecilku berdiri dari sarangnya.

Lagi diam dalam khayalan, tiba-tiba aku disuruh untuk berdiri karena akan ada pemeriksaan tas hari itu. Pemeriksaan itu bertujuan untuk mencari barang-barang yang seharusnya tidak dibawa kesekolah. Dari bisik-bisik temanku aku mendengar sebelumnya bahwa ada beberapa anak kelas 1 ketahuan merokok dikamar mandi sekolah, jadi hari ini sekolah melakukan razia rokok diseluruh kelas untuk meminimalisir penggunaan rokok diarea sekolah.

Adik kecilku masih berdiri dengan gagahnya karena khayalanku dan aku disuruh berdiri sekarang? Oh no! Pasti akan terlihat jelas tonjolan dicelanaku ini.
Bu Ima memulai inspeksi tas dari orang paling depan dibarisan kami, yang berarti bahwa barisanku orang yang paling pertama digeledah oleh Bu Ima. Adik kecilku masih berdiri! Bu Ima semakin dekat kearahku dan Adik kecilku tak juga kunjung mengecil. Aku mengambil tasku dan menutupi Adik Kecilku dengan tasku.

Bu Ima sudah ada dimejaku, aku diposisi pojok dekat jendela jadi tas Rasya terlebih dahulu yang diperiksa. Selesai sudah tas Rasya diperiksa dan kini giliran tasku. Bu Ima meminta tasku yang saat ini aku gunakan untuk menutupi Adik Kecilku ini, “Ari, sinikan tasmu” pinta Bu Ima kepadaku. Aku dengan terpaksa memberikan tasku kepada Bu Ima dan membiarkan Adik kecilku menonjol dicelana ku dengan bebasnya. Kulihat Bu Ima sedikit melirik memperhatikan dan kembali melihat ketas-ku untuk segera memeriksa tas-ku kembali. Situasi itu berlangsung cepat dan kini aku dapat duduk kembali di kursiku dan menahan malu-ku karena sudah menujukan tonjolan kemaluanku kepada guruku.


...BERSAMBUNG...

Tambahan Author :
1. Mohon maaf karena cerita ini akan dipotong menjadi beberapa part dikarenakan tidak muat untuk menanpung panjangnya cerita yang sudah saya tulis. Dan satu lagi, cerita ini dibuat dengan ketidak sengajaan. Harap dimaklumi apabila alur cerita sedikit aneh.

2. Saya sangat senang apabila ada kritik dan saran dari para pembaca terhadap cerita ini. Kritik dan saran pembaca dapat membuat artikel-artikel kami kedepan menjadi lebih baik lagi daripada saat ini.

3. Alangkah lebih bijaknya apabila setiap pembaca melakukan "Vote" untuk mengapresiasi karya Author atau klik "Subscribe" untuk berlangganan artikel kami supaya tidak terlewat update terbaru kami. Kami mengucapkan terimakasih yang mendalam apabila anda dapat meng-Endorse kami.


Terimakasih telah membaca..