[PS] Segores Tinta Dari Seorang Peternak Nubi

Day 2,677, 15:35 Published in Indonesia Colombia by Arzaq

Assalammu’alaikum wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Bismillah..

Seminggu ini penulis mencoba menyelami kehidupan di eIndonesia. Mulai dari aktif tanya sana-sini, baca artikel yang paling baru dan sesekali baca artikel jadul. Dengan satu tujuan yakni “memahami”, memahami game mech, memahami perilaku warga eIndo, dan memahami sejarah eIndo. Puncaknya adalah keikutsertaan penulis dalam Musyawarah Besar(Mubes) Tentara Nasional eIndonesia (TNeI) semalam terkait trending topic yang sempet bikin “rusuh” warga eIndonesia, yang pada akhirnya memberikan dorongan yang begitu kuat kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan dibawah ini. Penulis sebagai Newbie(nubi) tidak akan ikut-ikutan membahas terkait subtansi permasalahan yang dibahas oleh para sesepuh semalam, yang sebenarnya penulis yakin bahwa sumbernya adalah miss komunikasi. Namun, biarlah sang waktu yang akan menjawabnya(re😛Hasil mubes semalam akan segera dipublikasikan oleh pimpinan TneI).

Cerita ini berawal dari sebuah artikel yang bertajuk “Sosok Nurmillaty Abadiah, Penulis Surat Terbuka Unas untuk Menteri Pendidikan”, saat itu penulis sih niatnya cuma mampir dan iseng-iseng membaca isinya doang. Barangkali dapat sedikit membantu mengusir kebosanan penulis yang tengah disibukan dengan persiapan selangkah menuju pelaminan kala itu, yakni seminar proposal skripsi. Namun tidak dapat pungkiri kenyataan bahwa artikel tersebut telah memikat hati penulis dengan penggalan paragraf dibawah ini:


“...Uniknya, di laptop itu, dia juga menyimpan surat-surat perjanjian “kontrak politik” dan kerja sama dengan bahasa diplomatis. Surat tersebut, rupanya, dibuat untuk bermain game online bernama eRepublik, sebuah permainan yang merupakan bentuk simulasi kehidupan nyata. Dalam game itu, Taty berprofesi sebagai pengamat politik.
“Dalam game tersebut, saya mengalir begitu saja. Saya tidak tahu kenapa jadi pengamat politik di situ,” paparnya.
Menurut Taty, dari game itulah dirinya banyak belajar menggunakan bahasa-bahasa diplomatis dalam menulis. Apalagi dia memainkan game tersebut sejak kelas VIII SMP. Dia hanya berhenti saat ada momen serius seperti unas. Pada hari-hari biasa, jangan ditanya, Taty akan kuat berjam-jam di depan komputer untuk bermain game kesayangannya itu...”
Sebelum melanjutkan artikel ini, penulis ingin bertanya kepada para penghuni eIndonesia yang pembaca artikel ini, “Wahai eSaudaraku, apa yang sejatinya pertamakali terlintas dalam benakmu ketika mendengar kata “eRepublik”?

Yup untuk sekedar nostalgia, baru pertamakali penulis mendengar nama “eRepublik” ialah melalui dari artikel tersebut. Dan pertamakali yang terlintas dalam benak penulis adalah kata “Negara”. Terlepas dari deskripsi dan teori, bagi penulis kata “Negara” merupakan sebuah simbol yang mewujudkan suatu entitas kehidupan yang meliputi kekuatan, kekuasaan, kepercayaan, impian dan harapan. Maka sudah barang tentu penulis yang notabene merupakan mahasiswa konsentrasi hukum tata negara yang bergelut dibidang hukum dan politik tentu akan sangat tertarik dengan penawaran yang disajikan oleh eRep dengan menggabungkan antara simulasi kehidupan nyata, strategi, politik dan diplomatik. Bagi penulis, ini merupakan sarana kreatif dalam pembelajaran kehidupan bernegara.

Kembali pada penggalan artikel yang penulis kutip diatas, apabila merujuk pada frasa kalimat “simulasi kehidupan nyata”, maka setidak dapat diambil minimal 2 point of view(PoV):

Point pertama bahwa toh ini hanyalah simulasi yang tidak lebih dari sekedar game, apapun yang kita lakukan di eWorld, mau jungkir balik kek, mau caci maki kek, tidaklah dapat mempengaruhi kehidupan kita di Real Life(RL). Point kedua memiliki pemikiran bahwa ini merupakan lebih dari sekedar game, karena kehidupan di eRep adalah cermin dari kehidupan kita di RL. Apapun yang kita hadapi di eWorld ini tidak jauh berbeda dengan apa yang kita hadapi di RL.

Anda bebas memilih PoV mana yang akan anda pilih, bisa salah satu dari PoV yang telah penulis sajikan diatas, atau bahkan anda memiliki PoV tersendiri. Silahkan saja, karena kebebasan untuk memilih ini merupakan esensi dari demokrasi yang kita hadapi disetiap kesempatan dalam kehidupan bermasyarakat. Penulis tidak akan pernah mampu menjadi seorang eDiktator yang dapat menggiring opini publik menuju kesimpulan yang ia pribadi yakini, apalagi penulis hanyalah seorang nubi yang mencoba belajar menerbitkan artikel perdananya sebaik mungkin demi kepuasan pembaca, agar mendapat feedback yang cukup untuk sekedar mengembalikan modal. Maklumlah, nubi kismin gold dan idr. Syukur-syukur kalau lebih, mau disimpen buat modal eNikah sambil belajar mandiri. Terakhir, yuk mari sampaikan kritik-kritik tajam dengan bahasa yang anggun dan elegan, saya yakin sebagian besar warga eIndonesia adalah masyarakat yang terdidik.

Cukup demikian sekiranya apa yang ingin penulis sampaikan. Apabila terdapat hal yang kurang berkenan, mohon ma’af. Karena sesungguhnya segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, sedangkan segala bentuk khilaf tak lain berasal dari pribadi penulis yang lemah ini. Akhirul kalam wabillaahiitaufiq wal hidayah wassalammu’alaikum wr. wb.
link terkait:
http://batampos.co.id/01-05-2014/sosok-nurmillaty-abadiah-penulis-surat-terbuka-unas-untuk-menteri-pendidikan/

Salam hangat dari pekarangan rumah ane, sekali-kali mampir sini gan. Ane kasih susu segar deh, langsung minum pake embernya XD


Perkenalin calon istri ane, do'ain ta'arufnya lancar ya gan!! 😃