[IPDN-Sosial]Tugas Kelompok: Menjadi Übermensch

Day 1,827, 13:01 Published in Indonesia Chile by van Zarathustra
Prolog
1. Artikel ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Sosial IPDN dari pak dosen CoachDimi dengan Tema "Bersosialisasi agar apa yang kita ingin dapat tercapai dengan halus tanpa melukai pihak lain".
2. Übermensch adalah tokoh imajiner F. W. Nietzsche dalam novelnya, "Also Sprach Zarathustra".



Isi
Sudah cukup banyak artikel yang berseliweran--baik diblog, ruang chatting serta forum--dan coleteh yang terlontar terkait cara/dasar/tutorial bermain game virtual ini. Tetapi (menurut sepengetahuan penulis), mungkin belum ada artikel yang membahas bagaimana kita mampu tetap terus survive bertahan hidup secara lebih jauh tentang bagaimana kita sukses baik secara militer, politik, ekonomi dan sosial. Oleh sebab itu, penulis di sini akan menjabarkan sedikit-banyak terkait hal tersebut seefektif mungkin.

Sebelum masuk ke dalam penjabaran tentang apa-apa yang harus kita lakukan, penulis akan mendeskripsikan sedikit hal mengenai Übermensch yang diambil menjadi tajuk dalam menyelesaikan tugas kelompok ini.

Seperti sudah disinggung di atas terkait keber-ada-an dan kelahiran Übermensch ini, di mana Übermensch merupakan mitos, fiksi, rekaan, absurd, dongeng, serta lanturan yang termakhtub di dalam kitab "Also Sprach Zarathustra" karya F.W. Nietzsche. Nietzsche mencoba mengkonstruk tokoh Übermensch sebagai sosok yang memberikan nilai pada dirinya sendiri tanpa berpaling dari dunia dan menengok ke seberang dunia, sehingga pemberian makna hanya dapat dicapai melalui Übermensch. Übermensch wujud dari manusia yang yang menganggap dirinya sebagai sumber nilai. Manusia yang telah mencapai Übermensch ini adalah manusia yang selalu mengatakan “ya” pada segala hal dan siap menghadapi tantangan, yang mempunyai sikap selalu mengafirmasikan hidupnya dan tanpa itu Übermensch tidak mungkin akan tercipta. Jadi, Übermensch tidak pernah menyangkal ataupun gentar dalam menghadapi berbagai dorongan hidupnya yang dasyat.

Meskipun demikian, penulis tidak menuntut hal ini sebagai kemutlakan. Penulis memberikan ruang seluas-luasnya kepada pembaca untuk merekonstruksi sosok Übermensch yang semu ini.

Kembali ke topik permasalahan, di sini ada beberapa hal yang akan tulis paparkan terkait bagaimana kita memaknai ediri dari "apa" menjadi "siapa". Antara lain: Pertama, kita harus mengetahui di mana kita berpijak. Ingat pepatah kuno berujar, "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Yah, di mana pun kita berada, di situ pula terdapat peraturan dan sistem yang berlaku--tak terkecuali hutan rimba sekalipun. Jadi, pelajari segala "fakta sosial" yang berlaku di dalamnya, baik manifest maupun latent. Hal ini dapat kita temui ketika sedang asik menjelajah dikehidupan yang "fana" ini (learning by doing).

Kedua, pencetus teori evolusi (Charles Darwin) pernah bersabda, "Orang yang dapat bertahan bukanlah mereka yang cerdas, bukan pula mereka yang kuat. Tetapi, adalah mereka yang mampu beradaptasi. Jadi, kita tidak perlu menjadi cerdas dan berotot untuk terus bertahan dalam menikmati kehidupan "by-click" ini.

Ketiga, berkomunikasi dan berinteraksi. Kita adalah mahluk sosial, jadi hakikatnya diantara kita saling mengisi, menerima-memberi, dan membutuhkan. Banyak saluran atau medium yang digunakan dalam game berbasis web ini, baik itu fitur internal (berasal dari/disediakan oleh Admin) maupun fitur eksternal. Selain itu, ikutilah/gunakan segala fasilitas dan event yang ada di dalamnya sebaik dan semaksimal mungkin, seperti masuk ke dalam Military Unit (MU), tergabung dalam sebuah partai politik (eparpol), membuat media massa (ekoran) serta mengikuti kuis yang sedang diselenggarakan, baik oleh eindividu, ekelompok (eparpol maupun MU) serta epemerintah. Tak lupa, bergabunglah di Internet Relay Chat (IRC) sebagai saluran ekternal lainnya yang lebih efektif dan efisien karena di IRC kita dapet berkomunikasi secara langsung.

Keempat, berperan aktif. Setelah kita dapat masuk ke dalam saluran-saluran komunikasi, akan lebih baiknya jika kita juga berperan aktif. Banyak bentuk dan cara dalam keikutsertaan kita ini, seperti ambil bagian pada posisi-posisi strategis atau yang anda rasa cukup nyaman dan layak bagi anda. Yang terpenting, tujuan anda--apapun itu--dapat terealisasi. Tak kalah pentingnya adalah anda menikmati itu.

Kelima, konsekuensi. Bak dunia nyata anda, edunia yang sebesar layar monitor anda ini pun tak lupa meninggalkan jejak konsekuensi logisnya dan anomienya tersendiri. Konsekuensi ini pun beragam wujudnya, baik yang bersumber dari Admin hingga esosial, apresiasi dan puja-puji hingga caci-maki serta cemo'oh, label epamong negara sampai epengkhianat dan epemberontak. Jadi, pilihlah apapun yang anda suka karena hidup dan ehidup adalah pilihan.

Itulah setidaknya beberapa hal yang coba penulis susun untuk membimbing eanda-eanda yang kehilangan jati diri dan tak tahu barus berbuat apa. Semoga kita semua menikmati edunia yang tak lepas dari ke-konyol-an, ke-lucu-an serta ke-salut-an ini.



Epilog
1. Tugas ini disusun oleh: van Zarathustra dan Celestial Angel.
2. Mengingat artikel ini merupakan tugas, maka perdebatan di atasnya (di dalam kolom komentar) tidak diijinkan. Biarkan dosen sendiri yang memberikan penilain subjektif dan objektifnya.
3. Kendati demikian, segala komentar, baik berupa puja-puji, apresiasi, caci-maki, cemo'oh, saran dan kritik dipersilakan. Tetapi, tidak akan direspon oleh tim penulis.
4. Perubahan atas tulisan ini diharamkan.