[PKS-LOMBA] Crazy Little Thing Called Love

Day 1,963, 23:34 Published in Indonesia Indonesia by Illuminatindo
Selamat Siang, Selamat Sore, Selamat malam dan Selamat datang di artikel eNews Merdeka pada hari ini.
Hari Ini saya mau mengikuti lomba yang di pelopori oleh PKS , mumpung saya juga penikmat film luar maupun dalam negeri, saya pun pada akhirnya tertarik untuk mengikuti lomba ini. Selamat menikmati ya agan smuanya !


Pendahuluan
Hari ini saya ingin menceritakan sedikit alur tentang suatu film thailand yang cukup terkenal dikalangan para remaja perempuan atau mungkin agan agan ada yang udah tau tentang film ini juga , bagi yang belum, kalo tertarik sama filmnya setelah saya menceritakan bisa di download aja gan sendiri. Enjoy !
Cast:
Baifern Pimchanok sebagai Nam

Mario Maurer sebagai Shone

Sudarat Budtporm sebagai Guru Inn

Acharanat Ariyaritwikol sebagai Top

Yanika Thongprayoon sebagai Faye

Chapter 1 [The Beginning]

Nam adalah seorang gadis muda yang berkulit gelap , jelek yang hanya pinter dalam pelajaran bahasa Inggris. Seperti gadis-gadis seusianya, dia diam-diam menyukai anak laki-laki populer di sekolahnya, dan namanya adalah Shone.

Nam tinggal bersama ibunya dan seorang adik perempuan yang selalu menggejeknya. Suatu hari Nam diminta oleh ibunya untuk pergi ke pasar, saat ia berjalan sambil memakan es krim menuju ke pasar tiba-tiba muncul seseorang laki-laki yang jatuh dari atas pohon dam memberikan mangga.

Dia berteman dengan 3 gadis lainnya yang lucu , asyik dan baik seperti dia. Sebagai seorang gadis remaja mereka biasanya berbicara tentang cinta dan anak laki-laki yang cocok dengan mereka.


Mereka berasal dari kelas yang sama di mana guru mereka adalah seorang guru yang asyik , juga terkadang keren , dan juga bisa terkadang menjadi aneh,
Disisi lain film ini menceritakan guru ini menyukai seorang guru olahraga

Di tengah pelajaran Nam meminta izin pada Guru Inn untuk pergi ke toilet. Meski ia akhirnya berbelok untuk mengintip Shone di kelasnya. Terlihat Shone sedang menjahili bangku temannya, Nam tersenyum geli dan puas.

Saat berbalik hendak ke kelas, ia berpapasan dengan Shone yang rupanya mendapatkan getah dari perbuatan jahilnya. Shone dihukum berdiri di luar kelas sambil mengangkat satu kaki dan merentangkan tangannya. Tanpa sepengetahuan guru, Shone memasang headset di telinganya. Nam tersenyum geli melihat Shone yang joget-joget diiringi musik di headsetnya.

Keluarga Nam menjalankan penginapan ,sementara ayahnya bekerja di AS. Ketika pamannya tiba ia mengatakan kepada keluarga Nam bahwa jika salah satu dari dia atau adiknya mendapat juara kelas, mereka akan tinggal bersamanya di AS.


Suatu hari saat Nam sedang berbaris hendak membeli air di sekolahnya, Nam dan teman-temannya diganggu oleh anggota tim basket yang memotong antrian dan mendorong mereka. Shone melihatnya dan pergi ke toko minuman untuk mendapatkan minuman untuk Nam dan teman-temannya. Karena insiden ini, Shone terlibat perkelahian dengan pemain basket dan hari berikutnya, mereka menerima cambukan dari Kepala Sekolah. Nam yang khawatir kepada Shone mencoba untuk pergi ke tempat perkelahian tersebut tetapi Shone tidak ada lagi dan apa yang tersisa adalah noda darah dan "kancing" yang kemudian Nam simpan. Jadi dia menunggu setelah Shone dihukum oleh Kepala Sekolah untuk memberinya plester untuk luka dan minta maaf atas apa yang terjadi. Ketika dia hendak pergi, Shone menyebut nama "NAM" dan mengucapkan terima kasih.

Sepulang sekolah Nam segera pergi ke danau dan berteriak heboh karena Shone tau namanya.

Di suatu tempat Nam dan kawan-kawannya biasa nongkrong sepulang sekolah, temannya menemukan buku 20 Trik Menggaet Senior untuk menjadi pacar. Nam pura-pura tak tertarik dan memilih membaca buku lain. Namun pada akhirnya ia diam diam juga mencoba mengikuti trik tersebut,
Metode pertama (dari Yunani):
“Pergilah ke tempat dimana banyak bintang seorang diri, lalu tariklah garis dari bintang satu ke bintang yang lainnya sampai membentuk nama pria yang kau sukai.”

Selanjutnya mereka mencoba memberikan sesuatu kepadanya, tetapi ketika mereka meninggalkan cokelat, cokelatnya meleleh .

Populer dan tampan, Nam memiliki musuh dalam mengejar hati Shone dan paling tangguh dari semua itu adalah Faye yang cantik yang telah melakukan apa pun yang mereka telah rencanakan untuk lakukan ... seperti memberikan Shone mangga, dan kue mangga untuknya ... dan berpura-pura cedera dan tak bisa jalan hanya untuk bisa pulang dan di boncengi Shone.
Chapter 02 The MakeOver

Dengan optimis dan Cinta, datanglah tahun kedua .. teman-temannya kembali menggunakan trik baru agar Nam dapat menarik perhatian Shone yaitu dengan cara melakukan segala macam perawatan pada tubuh Nam. Dari masker, lulur, sampai melumuri kulit Nam dengan kunyit. Nam yang sudah selesai perawatan, bersama teman-temannya datang ke toko olahraga milik ayah Shone. Mereka ingin bertemu Shone dan memperlihatkan Nam. Tapi rupanya Shone sedang pergi. Saat hendak pulang, rupanya Shone datang. Ia menyapa Nam kemudian heran dengan perubahan kulit Nam. Rupanya ‘treatment’ khusus yang dilakukan teman-temanya justru membuat Nam terlihat kuning.

Pendaftaran klub sekolah dibuka dan kebanyakan cewek bermimpi bergabung dengan klub menari yang sangat populer tersebut. Nam dan teman-temannya berbaris untuk mendaftar tetapi mendengar kata-kata kasar dari Faye yang menghina mereka menyebabkan aksi dorong mendorong diantrian yang membuat kepala guru menegur Nam dan teman-temannya untuk pergi. Jadi mereka terpaksa untuk mengikuti klub drama yang mereka benar-benar tidak ingin bergabung tapi ketika Nam melihat Shone sebagai anggota tim produksi seni, ia dengan senang hati bergabung.

Nam dipilih untuk memainkan peran Cinderella karena ia mahir dalam berbahasa Inggris. Ketika seorang teman Shone melakukan praktek make up pada Nam, seemua orang terkagum memandangi kecantikan Nam,namun Shone hanya bergumam "Snowhite berbehel".

Saat latihan drama, yang berperan sebagai Pangeran tiba-tiba terkena diare. Guru Inn memerintahkan Shone yang saat itu sedang melukis pohon untuk sementara mengganti peran Pangeran. Dan adegan yang diperankan adalah adegan Pangeran yang mencium Snow White agar bangun dari tidurnya. Nam menanti ciuman Shone dengan berdebar-debar. Sementara teman-temannya sudah heboh. Ia memejamkan mata. Namun saat ia membuka matanya lagi, sang Pangeran asli sudah kembali dari sakit diarenya dan bersiap mencium Nam karena terkejut melihat wajah pemeran pangeran yang jelek membuat Nam hampir jatuh dari panggung, tapi dengan cepat shone menangkap Nam dan memeluknya.

Hari pentas seni pun tiba. Seperti biasa, pertunjukkan tari mendapat sambutan hangat dari murid-murid sekolah. Semua memadati kursi penonton hanya untuk melihat Faye cs yang cantik menari. . Namun ada Seorang pria muda yang malah tertarik menonton pertunjukan drama yang di lakoni Nam.

Nam kecewa karena tidak melihat Shone saat ia berperan, tapi ia senang ketika dia mendapatkan catatan di bawah apel Snowhite yang mengatakan bahwa "apel tidak memiliki racun".

Ternyata pemuda yang menonton pertunjukan drama Nam adalah Top, Sahabat Shone yang sepopuler dan setampan Shone.


Di kantin rupanya drama Snow White yang diperankan Nam diputar berulang-ulang kali. Semua tak ada yang mengenali ,bahwa Snow White disana adalah Nam, dan Nam yang kini lebih manis dan cantik langsung terkenal di kalangan cowok-cowok. Sementara Shone dan Top juga melihat Tv yang sama.
Chapter 03 [The Mess]

Awal tahun baru dihebohkan oleh kedatangan teman Shone , Top , yang di kerumuni siswi siswi sekolah mereka , bahkan sampai menyebabkan perkelahian antara 2 anggota mayoret yang lalu menyebabkan Kedua Siswi itu akhirnya terluka karena pertengkaran tersebut. Yang satu leher dan kakinya, yang satu lengannya. Mereka dipastikan takkan bisa memimpin grup mayoret. Lalu Guru melihat Nam melemparkan bulu tangkis dan punya ide siapa yang bisa menggantikan kedua siswi tersebut.

Nam berlatih sangat keras untuk dapat membuktikan bahwa ia dapat menjadi orang yang lebih sebaik setelah mendapat hinaan dari Faye dan kawannya.

Pada suatu hari saat ia sedang latihan, dia melihat Shone melakukan tendangan penalti untuk tim sepak bola mereka ,yang sebenarnya ia tidak bisa lakukan karena ayahnya pernah gagal dalam mengeksekusi tendangan pinalti dan menyebabkan provinsi mereka tidak mendapat piala nasional.

Hari Festival tiba. Nam dengan pakaian leader mayoretnya terlihat sangat cantik, mereka berparade keliling kota ,membuatnya sangat populer sehingga pada perayaan Hari Kasih Sayang dia mendapat banyak hadiah. Tapi dia masih sedih karena dia sedang menunggu satu-satunya orang yang belum memberinya hadiah.

Kemudian Shone pun datang dengan membawah bunga..

Tapi ia berkata bahwa bunganya adalah dari temannya.

Malamnya, Saat ia memutuskan untuk belajar, secarik kertas terjatuh dari bukunya. Sebuah surat janji temu di depan tangga sekolah . Nam tersenyum. Harapannya bangkit lagi. Saat ia sampai di depan tangga sekolah muncullah Shone , namun pada saat itu juga TOP datang dan menawarkan dirinya untuk menjadi pacar Nam. tetapi Nam hanya terdiam.

Keesokan harinya Nam diajak TOP untuk menonton pertandingan sepakbola pertama Shone .

Di pertandingan Shone yang kelelahan menghampiri bangku Nam dan meminta air, Top tak punya karena baru ia berikan pada Nam. Nam akhirnya memberi punyanya. Shone meminum air pemberian Nam dan menyiram wajahnya. Nam melihatnya dengan terpesona. Pertandingan hari itu, Shone menang.

Akhirnya Nam menjadi lebih dekat dengan Shone, Top dan teman-teman mereka, dan jarang kempul bersama teman-temannya yang perempuan bahkan tidak menghadiri ulang tahun salah satu temannya malah ia pergi ke sebuah bendungan bersama Top , Shone dan teman mereka.

Di danau, semua sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang asik bermain gitar, ada yang memanggang makanan. Nam duduk di meja makan sambil memandangi Shone yang asik memotret pemandangan dari jembatan (indah banget). Nam pergi ke jembatan dan duduk disana. Shone datang, “Apa yang kau lakukan disini?”
“Aku rasa pemandangan disini indah”kata Nam. Mereka sama-sama terdiam. Nam membuka percakapan sambil menawarkan cumi, “Kau mau makan cumi?”
Shone menoleh, “Kau tak tahu cerita cumi ya?”
Nam menggeleng, “Tidak.”
“Aku akan memberi tahumu,” Shone pindah duduknya ke samping Nam, ia mulai bercerita, “Pada suatu waktu, ada pasangan cumi. Mereka telah mengarungi lautan dan samudra yang luas hingga mereka bertemu dan saling jatuh cinta, akhirnya mereka menikah. Pada hari pernikahannya, pendeta cumi menyuruh mereka saling berpegangan tangan... jadi mereka saling berpegangan tangan.... memegang tangan... memegang tangan... memegang tangan...”
Shone menempelkan jari-jarinya satu-satu. Nam tertawa geli melihatnya.
“Kak Shone, kau gila!”ujar Nam.
Shone tersenyum.
“Tapi lucu” tambah Nam lagi.
“Yang mana? Yang cerita, atau yang cumi?”tanya Shone.
“Yang cerita! Eh, tidak, yang cumi! Umm... aku bingung...” ujar Nam, Ia melirik cumi panggang, “Aku jadi agak tak mau memakannya.”
“Aku juga tak makan cumi begitu lama karena cerita itu” tambah Shone. Mereka pun terdiam.
“Jadi...” Nam bersuara, “Apakah kau pernah memegang tangan seseorang seperti cumi itu?”
“Pernah sekali” jawab Shone sambil menatap ke danau, “Seorang gadis berwajah canggung hampir jatuh dari panggung, jadi aku memegang tangannya...”
Belum selesai Shone cerita, Top datang sambil langsung memakan cumi panggang. Nam dan Shone berteriak, “Jangan!”
“Kenapa? Ini enak..”ujar Top sambil terus mengunyah. Nam dan Shone cuma bisa menghela nafas kesal.

Saat hendak kembali ke tempat kelompok kawan-kawannya yang lain Nam terpeleset dan kakinya terkilir jadi Top pun menggendongnya...

Keesokan harinya Cheer, Nim dan Gie(teman Nam) mengerjakan PR tanpa Nam. Nam justru duduk bersama gengnya Shone. namun ia segera menyapa kawannya tersebut dan menawarkan untuk mengerjakan PR bareng tetapi ia malah di tolak dan disuruh mengerjakan bersama teman-teman Shone saja.

Malamnya Shone dan kawan-kawan mengadakan piknik dan api unggun. Nam ikut. Ia membantu Shone yang bertugas memasak. Top duduk di dekat api sambil mendengar Pin bernyanyi. Tanpa sengaja tangan mereka berdua saling bersentuhan. Hati Nam berdebar, ia mendekatkan diri lagi ke Shone. Pada inti acara , Top dan Shone menceritakan bahwa dulu mereka pernah menyukai seorang gadis yang sama dan sejak saat itu mereka berjanji tidak akan pernah menyukai gadis yang sama lagi. Kemudian saat Menari di dekat api unggun Top mencium pipi Nam.

Saat Top mengantar Nam pulang, Nam meminta Top untuk tidak mendekatinya lagi dan ia mengatakan bahwa ia sudah menyukai orang lain. dengan sedih dan patah hati Top pun pergi dan meminta Shone untuk jangan pernah mendekati Nam karena ia tidak sanggup melihat orang yang ia cintai bersama teman baiknya sendiri.

Nam juga tertekan karena tidak mampu mengungkapkan isi hatinya kepada Shone.
Chapter 04 [The Truth]

Hari itu Cheer memutuskan tak akan melanjutkan sekolah yang sama dengan kawan-kawannya. Ia akan memasuki sekolah kejuruan. Saat mereka asik mengobrol, Nam datang dan suasana langsung tak enak. Nam duduk dengan sedih di jarak yang tak jauh dari mereka. Ia memandangi wajah Cheer dan masih berharap Cheer akan memaafkannya. Rupanya hati Cheer masih belum luluh. Nam dengan sedih menyanyikan lagu yang dulu mereka nyanyikan bersama-sama dan akhirnya mereka pun berbaikan.

Keesokan harinya saat Nam sedang menyapu halaman rumah, Cheer dan teman2nya datang dan memberitahukan bahwa Nam berhasil menjadi juara kelas, ini berarti dia bisa tinggal bersama ayahnya yang bekerja di Amerika. tapi ia takut karena tidak bisa bertemu dengan Shone lagi.

Hari kelulusan tiba, Nam menunggu Shone keluar dari kelasnya namun ternyata Shone masih dikelilingi oleh teman-temannya (PS: Nam dan Shone lulus bersama, sepertinya Nam akselerasi). Nam harus menunggu sampai ia dan Shone memiliki waktu hanya berdua saja. Ia mengikuti Shone bersama teman-temannya. Sampai akhirnya Shone pergi untuk memotret sendirian ke ruangan kolam renang, Nam didorong teman-temannya untuk mengambil kesempatan itu. Teman-temannya berjaga di luar ruangan.

Shone memotret Kolam renang sebagai kenang-kenangan. Nam menghampirinya, Shone pun memotret Nam.
“Nam, kau belum menanda tangani kemejaku,” ujar Shone.
“Kak Shone, aku ingin mengatakan sesuatu”Nam menghela nafas mengumpulkan kekuatan. Kemudian ia mulai mengatakan semuanya, “Aku mencintaimu. Aku sudah mencintaimu selama lebih dari 3 tahun ini. Aku sudah melakukan segalanya, mengubah diriku dalam banyak hal demi kamu. Aku mendaftar klub penari klasik, melakukan drama panggung, menjadi pemimpin grup mayoret, lebih rajin belajar, semuanya karena kamu.... Tapi aku tahu sekarang, hal seharusnya kulakukan, dan harus sudah kulakukan sejak dulu bahwa... adalah memberitahumu... Nam cinta Kak Shone...”
Nam menghela nafas dan mengeluarkan air mata kelegaannya. Ia menyerahkan mawar putih yang sudah ada kartu ucapan dan Tuan Kancing yang terikat di tangkainya pada Shone yang tertegun sambil menatap Nam.

Sesaat setelah Nam menghapus air matanya karena lega, tanpa sengaja matanya melihat ke arah kantung kemeja Shone. Tertulis disitu, Pin cinta Shone. Nam terkejut dan ia menanyakan ke Shone apakah itu benar. Shone pun mengiyakan hubungan ia dengan Pin sudah terjalin sejak seminggu yang lalu.

Shone pulang dan senang mendapatkan berita tentang karir sepak bola masa depannya dari ayahnya. Ketika ia membuka kulkas mereka, dapat dilihat ada cokelat pemberian Nam di dalam situ.

Dia pergi ke kamarnya dan membuka sebuah photobook yang berisi gambar Nam. Saat ia membalikkan setiap halaman, kita melihat kilas balik perasaannya yang sebenarnya kepada Nam. Ternyata ia juga diam-diam mencintainya ...

Shone membuka buku itu, ternyata buku itu penuh dengan foto Nam yang dihias begitu indah. Shone tersenyum sambil mengusap wajah Nam yang difoto dengan lembut. Lembaran dibuka. Ada halaman yang penuh dengan foto buku 9 Metode Cinta milik Nam. Rupanya buku itu di foto ketika Nam meninggalkannya saat latihan drama. Flashback adegan saat Nam mengambil buku itu dan menyeret-nyeret kakinya buat menutupi nomor telepon Shone. Di bawah foto buku itu ada tulisan, “Buku ini lucu. Tapi membuatku tahu betapa kau telah mencoba”
Di sampingnya lagi juga ada tulisan, “Aku ingin memberitahumu, bahwa kau telah berhasil sejak awal kau mencoba...”


Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto Nam yang di dandani oleh Pin. Kemudian flashback adegan lagi saat Nam tampil menjadi snow white yang cantik pertama kali. Saat itu Shone terlihat tak tertarik dan hanya mengatakan, “Dia tampak sama, Snow White dengan kawat gigi.” Padahal, saat pergi Shone tersenyum sangat senang sampai mengepalkan tangannya karena melihat perubahan Nam yang bisa menjadi begitu cantik.

Halaman berikutnya penuh dengan foto tangan Shone. Shone memotret tangannya sendiri kemudian menulis, “Bersentuhan tangan untuk pertama kalinya. Tapi aku harus segera melepaskan tanganku karena orang lain akan curiga” Flashback adegan saat Nam hampir jatuh dari panggung.

Di halaman berikut penuh dengan foto apel yang telah digigit, ada tulisan “Memberinya apel tapi ku gigit sedikit”. Rupanya sebelum pergi mengambil hadiah fotografi, Shonelah yang memberi Nam apel itu.

Kemudian Chon membuka banyak halaman lagi, semuanya isinya foto Nam yang sedang latihan mayoret, banyak sekali...
“Kau menjadi semakin baik! Semangat Nam!”
Flashback saat Nam mati-matian berlatih melempar tongkat siang dan malam, rupanya Shone hampir setiap saat memperhatikannya. Kemudian Shone memandangi foto Nam yang menjadi pemimpin Mayoret.
“Cinta bisa mengalahkan segalanya, termasuk rasa takut”

Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan Pohon Mawar Putih yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelum hari valentine. Di foto pertama tertulis, “Hari pertama.” Foto kedua, “Sangat sulit untuk tumbuh.” Foto kelima, “Tunas pertama.”

Flashback saat Shone memberikan mawar putih pada Nam, setelah mengatakan itu dari temannya, Shone berbalik kemudian menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Di bawah foto mawar putih yang telah tumbuh:
“Hari ini aku memberikan mawarnya pada Nam, kukatakan itu dari temanku karena aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya”

Kemudian langsung flashback adegan saat Top menembak Nam. Shone turun dari tangga dengan lemas. Ia hampir tak bisa berjalan lagi kemudian menyandarkan kepalanya ke dinding tangga.
Halaman berikutnya gambar Top dan Nam dari bawah tangga.
“Hari ini aku melihat Top menembak Nam. Kau tahu? aku sakit. Kenapa waktu kita tak pernah cocok?”
Shone menepuk bukunya dengan sedih. Ia teringat saat ia berlari-lari agar bisa memotret Nam yang jadi pemimpin mayoret. Juga saat ia Top menggendong Nam yang terkilir kakinya. Rupanya Shone sempat memotret dan memasangnya di buku album itu.
“Aku juga ingin kau naik ke punggungku.”

Juga banyak adegan flashback yang lainnya, termasuk saat Nam dan Shone di kolam renang. Rupanya Shone sempat menyelesaikan kalimatnya meski tak didengar oleh Nam yang pergi dengan Top, “Nam, maukah kau menjadi kekasihku?”

Disaat lain juga , Nam juga sedang menangisi kesedihannya akibat patah hati karena di tolak Shone. Tapi Malam itu juga Shone meninggalkan Photobook di depan pintu rumah Nam dan pergi karena ia sudah berjanji kepada Top untuk tidak mengejar Nam.
Chapter 5 [The Ending]
9 tahun kemudian......
Adegan di mulai di saat Shone sedang membawa seorang bayi yang dipikir anaknya dan mengantarkan kepada ibunya. Rupanya ibunya adalah Pin. Saat hendak pergi. Pin menanyakan Shone apakah ia akan datang ke acara televisi yang mengundangnya. Shone pun menjawab tidak tahu.

Latar pun berpindah ke sebuah acara talk show di sebuah Tv terkenal. Di situ Nam duduk. Ia dihadirkan sebagai seorang desainer ternama yang karyanya terkenal di Amerika. Bahkan katalog modenya pun dimuat di majalah mode terkenal. dia menceritakan segala hal tentang dirinya, dulu dia seorang gadis hitam yang jelek yang kemudian mengubah dirinya agar orang yang ia taksir bisa tertarik kepadanya. dia juga mengatakan bahwa karena kecintaaannya itu membuat ia menjadi orang yang seperti sekarang.

Kemudian pembawa acara tersebut menyerahkan photobook nya Shone dan memanggil tamu, yang ternyata adalah Shone sendiri ... Dia menyerahkan beberapa bunga ... Ketika pembawa acara bertanya apakah dia memiliki sesuatu yang ingin ditanyakan kepada nam. Shone mengatakan bahwa "Tuan Kancing"yang Nam pikir dari dulu adalah milik Shone rupanya bukan kancing milik dia melainkan milik Ding. (Anak Basket yang berantem sama dia).

lalu saat pembawa acara menanyakan apakah ada sesuatu yang ingin ditanyakan Nam kepada Shone. Nam bertanya apakah Shone sudah menikah. Dan shone menjawab :"Aku menunggu seseorang pulang dari Amerika...".
Nam tersenyum dan menangis bahagia. Kisah cintanya ternyata tak berakhir sedih. Shone masih menunggunya selama 9 tahun.

Moral Cerita : "Cinta dapat merubah segalanya, dan bisa menjadi inspirasi pemacu semangat dalam segala tindakan namun bisa menjadi sebuah malapetaka ketika tidak ditempatkan pada bagian yang sebenarnya. Perlakukan cinta sebagaimana mestinya."

Sekian sudah cerita dari saya pada hari ini. Tolong di Vote dan di Comment kalo ada masukan ya gan. Terima Kasih !
Hail eIndonesia
Hail Nubi
NKRI HARGA MATI