Nubi Menjerit Gw pun Ikut Menjerit Pake Toa

Day 1,045, 04:16 Published in Indonesia Indonesia by Shinemavi

Menghadapi perubahan modul war yang ada gw ngerasa gov lamban, bahkan bukan lamban tapi diam. Sampe saat ini gw gak liat adanya tindakan gov menghadapi perubahan modul war yang sangat mempengaruhi kesejahteraan citizennya. Gak ada himbauan kepada citizen untuk mengendalikan diri dalam menggunakan uang untuk war. Oke bahwa hak setiap citizen untuk menggunakan uangnya tapi lihat kondisi pasar saat ini, kaum kapitalis penggila perang tentunya diuntungkan dengan adanya modul war ini. Harga food melambung begitu pula rasio antara penggunaan weapon dengan war yang gw pikir sangat-sangat gak rasional.

Salah satu contoh tank q5 seharga 50 IDR hanya bisa dipakai 5 kali artinya tiap kali ngeklik fight kita udah harus mengeluarkan biaya 10 IDR ditambah food q1 seharga 0.4 IDR x 3 (dengan asumsi 3 food q1 = 9wellness untuk mengembalikan 10 wellness yang hilang ketika fight). Berarti satu kali war dengan weapon butuh biasa sekitar 11,2 IDR.

Sedangkan estimasi war tanpa weapon dengan asumsi 1 musuh harus dibunuh dengan 2 kali fight berarti minimal butuh biaya sebesar 2,8 IDR (dengan asumsi 7 food q1 untuk mengembalikan 20 wellness yang hilang saat war, kisaran harga food q1 tetap 0,4 IDR).

Kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa ”war adalah hal yang mustahil bagi nubi dengan perkiraan gaji apprentice +/- 2,5 IDR maka untuk sekali kill musuh butuh biaya 2,8 IDR dan defisit sebanyak 0,3 IDR)

Gw juga gak semata2 nyalahin pengusaha karena pengusaha pun juga dirugikan dengan perubahan ini. Standar gaji naik, nyari pegawai juga susah. Yang lebih parah, gak dikit para pekerja yang wellnessnya dibawah 50 akibat ngeklik fight sampe gak sadar diri. Ini menyebabkan adanya lingkaran setan.



Saran (gw gak mau dibilang ngekritik tanpa solusi lagi, dan gw harap gov gak budeg ato buta sampe gak bisa baca artikel gw) :

1. Gov cobalah buat himbauan secepatnya untuk para citizen untuk mengendalikan diri dalam menggunakan uangnya (kecuali untuk war-war penting itupun biasanya ada subsidi)
2. Segera sediakan hospital di tiap2 BF dan kasih himbauan nubi untuk tidak war kecuali di BF-nya ada hospital
3. Menurunkan tax gw pikir udah gak ada ngaruh-ngaruhnya buat penurunan harga. Tapi untuk tahal awal menghadapi culture shock modul war baru yaitu dengan tidak mengadakan war dulu dalam waktu dekat dan ngasih edukasi citizen dalam war agar jangan liar.

Sorry kalo ada yang tersinggung, ni artikel dibuatnya buru2, kata2nya gak rapih (gw ngekritik pake bahasa diplomatis aja masih sering disalahartiin buruk, apalagi yang kek gini ya ahahahahahah.....)

Bukan Sinetron

Hanya Nubi Miskin yang Bertahan di Erep