Gathnas oh Gathnas ( a Story From Bangwend )

Day 2,346, 10:01 Published in Indonesia Indonesia by koeprets

Bangwendisme…

Kisah ini dari sudut pandang bangwend seorang kalau ada kesamaan nama tokoh dan kejadian semuanya merupakan kesengajaan.

Bermula dari kata “penasaran” baca artikel gathering yang mampir di page beranda facebook. Wogh! Ternyata bakal dilaksanain nggak lama lagi, sebentar… dulu pernah ada wacana gathering kedua sebelumnya tapi sampai setahun lebih tak kunjung dilaksanakan.

Ah peduli amat yang penting register aja dulu, toh pas diwaktu yang ditentukan juga ada rencana mengunjungi ibukota, perkara nanti nggak jadi gampang aja lah kek jaman wacana gathering di tahun lalu, batal berangkat tinggal kirim aja sms ke panitia “sorry gw batal berangkat, wkwkwk”.

No offence buat yang mengupayakan gathnas sebelumnya ya 😛.

Dan ternyata… banyak hal bisa diceritakan dari jalan jalan sampai dengan gathering yang diikuti. Setelah diawali dengan “kegalauan” mengenai keikutsertaan berlanjut dengan permasalahan sebelum berangkat.

Cek punya cek di daftar barang yang dibawa ternyata oh ternyata Cuma bisa bawa 3 buah celana doang dikarenakan sebuah celana tiba tiba tak bisa digunakan, sobek dibagian yang sangat tidak menguntungkan…

Meskipun ada waktu untuk register tu celana ke tukang permak, celakanya sampai dengan waktu yang dijanjikan justru celana itu terlupakan. Sukses lah packing dan pemberangkatan hanya bermodalkan 3 buah celana untuk bekal jalan jalan.

Jam setengah tujuh malam kita berangkat lah ke stasiun, diantarkan oleh abay, junior di organisasi kampus yang jarak dari rumah cuma 4 menit jalan kaki. Tak masalah dengan jumlah celana yang minim, perhitungan awal cukup sih jikalau tak ada aral melintang, masih pede aja dengan bekal pas pasan.

Akhirnya kembali sampai ke stasiun kota Purwokerto, jam menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh, sementara kereta berangkat nanti jam delapan empat lima, masih banyak waktu, “santai dulu ah… segelas kopi sambil ngerokok enak nih…” kalimat tersebut muncul di benak, menemani kesendirian ditengah keramaian, yang berarti lebih baik masuk ke dalam peron stasiun ketimbang Cuma nungguin di lobby.

Saat berjalan di peron, sekilas mata melihat ke sebuah fasilitas umum yang disediakan oleh pihak stasiun bertuliskan “CHARGE HANDPHONE GRATIS”. Sekelebat perasaan nggak nyaman pun muncul… waktu serasa terhenti pun juga langkah kaki.

Beberapa detik kemudian teringatlah sepasang handphone, ya hendphone yang sedang dicharge, namun tidak di tempat yang saya lihat meliankan terbayangkan sebuah ruangan rapat dan Handphone itu ada di sebelah TV.

Ah tidak… handphne ternyata tertinggal di sekretariat organisasi kampus, tadi belum sempat diambil sesaat sebelum berangkat ke stasiun.

Senyuman mengejek diri sendiri, membodohi diri sendiri, sekaligus sedikit panik mencari cara untuk bisa pergi dan kembali secepatnya ke stasiun segera memenuhi pikiran.

Mau hubungi siapa? Pakai apa? Gw bukan orang sakti yang bisa ngelakuin telepati, terpaksa balik aja lah, taksi? Ojek? Which one is faster? Sedapetnya ajalah diluar.

Keputusan pun diambil, keluar stasiun bareng rombongan kereta yang baru sampai di stasiun, paling nggak ngurangin cengok yang ada. Tengok kanan kiri, nggak ada taksi Cuma ada tukang ojek yang ribut nawarin tumpangan, yang penting bisa sampai lah. Tawar menawar pun terjadi dan bisa itu handphone terambil dengan sukses.

Balik lagi ke stasiun kali ini diantarkan oleh Syahrin Sinaga, ketua organisasi yang tadi diceritakan, yang dengan gaya bataknya sukses ngebully seniornya sepanjang jalan soal ketinggalan handphone.

Beruntungnya, kereta yang bakal gw pake terlambat sampai satu jam lebih. Berangkatlah kita jam sepuluh dari stasiun kereta purwokerto sampai jakarta.

Sampai di Jakarta, bahkan sampai dengan jumat sore nggak ada yang spesial yang bisa diceritakan, palingan ya acara tambahan hujan hujanan dari belakang BRI (benhil) sampai dengan gw dapet kereta di stasiun Soedirman, ditambah sendal jepit murah dari bahan spons yang justru bikin nggak nyaman saat hujan, berkali kali kepleset lah di trotoar. Ditambah lagi ingatan tentang batasan cadangan celana yang dipakai…

sampai dengan depok, mengunjungi teman lama, pemain erep juga Miss_AllSunday. Nothing to be reported, sampai akhrnya keberangkatan di pagi harinya, oh iya malamnya bareng Miss_AllSunday kita ke basecamp di Jl. Kopo, Depok, asik juga lho tempatnya. Ente ente yang belom pernah tahu, musti main kesana.

Dan Gathering pun dijalani, hal pertama yang bisa gw ceritain adalah ekspresi penuh penyesalan dari lilinugroho yang ikut ngelepas bis pemberangkatan, tak tergambarkan.

Disamping perubahan bentuk temen temen yang setelah 2 tahun nggak ketemu bikin gw tertakjub takjub, dimulai dari Koye yang sekarang punya ornamen di bawah dagu, Bibin yang dah keliatan tambah berisi, sampai dengan Vandeput yang mengalami metamofosis sempurna (wkwkwkwkwkwkwk), dan ternyata vandeput nggak inget siapa gw di bis.

And the journey continues….

Dari mulai naik kapal penyeberangan sampai dengan pulang Cuma ada satu dua kata buat ngejelasin semuanya “TOP BGT” gw coba ceritain satu satu tapi tetep aja nggak bakalan lengkap, memang jauh lebih baik ente ikut aja di gath berikutnya alami kisahnya sendiri, kalo kata ESQ leadership center punya Ary Ginanjar “Feel the Experience”.

Kisah pertama di pulau Harapan…

Sampai juga kita di Home Stay, tempatnya nyaman, kecuali kondisi yang dihadapi pas baru datang. Masih belum diberesin dari pengguna sebelumnya, tak apalah toh sebentar lagi dibersihin.

Yang penting bisa shalat dulu, makan siang dan kemudian bersiap ke acara pertama kita Snorkeling, yay… Galau sesaat setelah makan ikutan snorkeling apa nggak, ada alasan untuk nggak ikut, ngejagain izan (magellanz) yang lagi teler karena masuk angin, atau lanjut enjoying acara yang disiapin.

Alasan utama sebetulnya bukan karena Izan, tapi karena celana habis, tinggal satu satunya, nasib gara gara kehujanan di hari sebelumnya, begonya gw celana yang kotor juga jadi ikutan basah gegara disatuin sama celana yang keujanan.

Dan akhirnya diputuskan gw ikut jalan aja, daripada bengong sendirian di pulau orang, tapi tanpa ikutan nyemplung laut. Kebayang sudah bencana terbesar kalau ikutan nyemplung laut, malam dan paginya musti Cuma pake sarung doang.

Ditambah liat tampang tampang riansya, mobilbalap, koeprets, marsecu, decksen, stranger, kambing, dan lain lain yang makin bikin gw parno karena tidak ada jaminan keamanan hanya bermodal sarung tanpa celana.

Snorkelling pun berlanjut, jalan jalan di laut, sampai dengan mampir di pulai bulat buat nonton sunset. Banyak kejadian mulai dari Kimi yang kena bulu babi, korek yang jadi barang pinjaman umum, goyangan kapal dari yang lembut sampai yang berasa bikin deg degan. Nyesel lah kalo nggak ikutan.

Kisah kedua di hari pertama

Setelah kita jalan jalan dengan kapal kecil, bergoyang goyang diatas laut, sampai juga kita di home stay. Namun efek lautan belum hilang, saat mandi dan sholat pun masih berasa goyang goyang kek di kapal, Leyeh leyeh sampai dengan acara games.

Hal yang paling bikin gerr… saat ade sang MC berkenalan dengan om Kertajaya “Saya suka dengan orang dewasa yang mempertahankan lesung pipitnya. Mana lesung pipitnya? Kasih lihat dong…”

Seketika meledak tawa semua peserta gathering nasional, mana ada yang berani ngelakuin itu ke om Kerta ditambah lagi ekspresi om Kerta yang bisa biin situasi jadi riuh gelegak tawa temen temen yang lain.

Games pun berlanjut, disambung dengan menghajar nikmatnya ikan dan sotong bakar, kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai erepublik dan lain lain. Sampai kembali ke home base dan istirahat malam.

Tapi tak secepat itu istirahat malam gw di kamar, saat pembahasan EBC dan erep dimana Vandeput menyampaikan tanggapannya ternyata masih belum cukup, dan akhirnya diskusi maish terus berambung sampai dengan jam satu malam di kamar. Ternyata penderitaan gw belum selesai sampai di home base. -.-‘

Hari kedua di pulau Harapan

Hari kedua sebenernya nggak banyak hal istimewa, gw termasuk golongan yang bangun paling pertama, rencana pagi buat liat sunrise ternyata nggak ada yang jalan kecuali vandeput dan asuqy yang pun denger ceritanya juga bikin ketawa ringan di pagi hari.

ketika sebagian besar orang mencari pemandangan sunrise ke timur, mereka malah cari di sebelah utara pulau ya mana dapat lah… Sementara kita kita yang lain tetap asik dengan bandrek, kopi, dan teh hangat di pagi hari.

Jam setengah sembilan, next wahana banana boat dengan bonus kuda laut. Gw nggak bisa ceritain karena bukan pelakon di game ini, tapi lihat dari ekspresi yang ngejalanin pastilah asik.

Kemudian kita berlanjut jalan jalan lagi dan mampir di penangkaran penyu sisik di kepulauan seribu sambil menikmati sebutir kelapa muda.

Sekembalinya di home base, sudah jam setengah dua belas sementara kapal penyeberangan berangkat pukul dua belas, well akhirnya pulanglah kita kembali ke angke, nggak ada cerita banyak dari gw, mungkin dari temen temen yang lain ada banyak cerita. Dan sampailah kita di Muara angke lagi menuju ke bis dan perjalanan pulang.

Berakhirnya Gathering Nasional 2

Akhir dari Gathnas erepublik 2 ini ditandai dengan pulang ke daerah masing masing, rombongan bandung, ada marsecu, decksen dan kawan kawan sudah mulai berpisah dari Muara Angke, beberapa kawan kawan lain juga mulai pisah di tempat tertentu.

Namun untuk temen temen ynag tetap di dalam bis sampai ke depok Kisah gathnas belum usai. Sebelum sampai ke base camp diputuskan untuk mampir di PSK, gw lupa kepanjangannya apa, yang jelas itu rumah makan yang menyediakan masakan kambing dan ayam dalam jumlah kiloan.

Makan malamlah kita disana. Seperti biasa, anak erepublik meskipun idealisme dalam game berorientasi kiri tapi kalau urusan perut tetep berorientasi kanan mentok.

Kejutan pun muncul saat bon pembayaran muncul gambarannya ada di artikel dari player yang lain soal gathnas 3 kali ini. Pake acara kurang hitung lah, nagih kembalian lah, dan lain lain lah, yang semuanya tetep bikin acara ini makin berwarna dan bermakna.

Sesampainya di base camp, kondisi biasa aja, sampai ngeliat mukanye lilinugroho yang menggambarkan penyesalan mendalam setelah mendengarkan potongan potongan cerita tentang Gathnas 2 ini.

Yang memang sih siapapun yang ikut tahu kisah kisah yang ada tapi tak bisa terlibat pasti merasakan penasaran dan penyesalan ketidak ikut sertaan didalamnya.

Dan malam pun berlanjut, sisa rombongan yang belum pulang ada 2 rombongan, ke bandung dan Purwokerto, malam pun kami habiskan dengan permainan kartu (LAKNAT) seven spade dimana melibatkan gw, panjoel4, LarasDea, dan CrowFord.

Dan gathnas pun resmi berakhir dengan kepulangan pesertanya Termasuk rombongan terakhir yang berencana pulang dihari senin sore, gw dan Izan ke bandung.

Perjalanan sampai dengan stasiun kota pun lancar, sampai dengan loket pembelian tiket kereta jarak jauh.“Mau kemana pak?” tanya petugas keamanan,“Beli tiket serayu pak, dimana ya pak?” tanya gw “Sudah tidak bisa pak, loketnya tutup?” jawab petugas keamanan, Loh kok begini? Tadi di telepon informasi bilang masih ada 300 kursi kosong kok sekarang nggak bisa beli. “habis pak?” “informasinya bisa dilihat pak, pelayanan mulai puul 07.00 s/d 19.00.”

Respon gw sama izan sama, langsung kita lihat jam tangan maisng masing. Dan ternyata belum pukul 19.00 masih ada sisa beberapa menit.“ Belum jam tujuh pak, masih kurang tiga di jam saya, di jam teman saya malah masih kurang sepuluh nih. Pake jam apa sih stasiun ini pak?’

“tapi sudah tutup itu pak, sudah tidak bisa melayani lagi.”Dan ternyata gathnas belum selesai buat gw dan izan. Setelah tragedi “jam 7 tutup” kita putuskan buat extend ke depok lagi untuk semalam untuk pulang di har berikutnya.

Terbayang sudah muka Laras Dea, Arale, dan w4ndrip dengan tawa ejekan dengan puasnya di EBC nanti.. Well balik lagi lah kita ke base camp, ikutan nonton rapat EBC, main seven spade lagi sampe pagi, ngabisin isi kulkas EBC lagi, sampai akhirnya gw dan izan bisa kembali ke rumah masing masing.

Dan kisah Gathnas buat gw pun benar benar berakhir dengan dituliskannya kisah gathnas ini. Thank you buat panitia dan pihak yang sudah mendukung, thank you buat Miss AllSunday yang udah siap direpotin, thank you buat peserta yang lain.

Sampai jumpa lagi di event selanjutnya