Ah Celotehan Biasa...

Day 2,222, 01:56 Published in Indonesia Indonesia by Andifa R The Seventh

Sudah beberapa hari perang antara Indonesia dan Thailand berlangsung. Semua terjadi saat terjadi kesalahpahaman antara pemerintah Indonesia dan Thailand mengenai wilayah masing-masing negara di tanah Malaya. Thailand menggunakan bantuan TWO dalam perang ini, baik dalam bentuk perang MPP dan juga naturalisasi bombardir besar (tanker) dari negara lain, misalnya Serbia.

Selama ini, negara-negara di TWO banyak yang menjadi sekutu dan ex-sekutu Indonesia, misalnya Hungaria, Serbia, dan negara-negara lain. Sementara itu, CoT telah dibubarkan, dan banyak negara-negara ex-CoT berpindah ke TWO, menjadikan TWO makin besar saja.

Sementara itu, Indonesia dengan presidennya (meggy z) dan menteri-menterinya memilih tidak melancarkan perang besar-besaran. Mereka lebih memilih menabung dan mempersiapkan Treasury untuk pemerintahan bulan Januari, dan hal ini terbukti dengan 2000++ Gold dan 600K++ IDR di dalam Treasury-nya. Indonesia sebenarnya menginginkan perdamaian, tapi apa daya….

CHILE TELAH MASUK!!! OH HELL YEAH!!!
Negara ini telah masuk sebagai sekutu kita! Katakan: Alhamdulillah! Puji Tuhan!

Nah, sekarang, apa yang musti kita lakukan?

Yang musti kita lakukan sekarang adalah membebaskan negara Indonesia dari kungkungan Thailand dan menyediakan lapangan penjajahan *bukan lapangan pekerjaan* bagi Chile . Kita bisa, ‘kan, meminta jasa damage Divisi 3 dan Divisi 4 dari mereka? Yah, tahu sendiri, Div. 1 dan Div. 2 kita paling ahli dalam bakar-bakaran *me colek TNEI-AKMIL*. Tinggal Div. 3 dan Div. 4 saja.
Selanjutnya, kita bertanggung jawab membayar jasa-jasa Chile. Caranya? Dengan menyediakan tanah Tokai bagi mereka. Kalaupun Chile tidak ingin menjajah, tidak berarti kita boleh membiarkannya pulang ke negerinya tanpa wilayah jajahan. Cukup 1 saja. Ini adalah tanggung jawab moral, by the way. Yah, Menteri Luar Negeri lebih ahli daripada saya soal diplomasi macam ini. Oke, itu untuk negara-negara sekutu kita itu. Untuk kita, bagaimana? Ya, tahu sendiri lah kebutuhan negeri ini. Kita kurang membutuhkan Thailand dalam perspektif resource bonus, melainkan hanya wilayah Sabah (buah-buahan).

Selain itu, kita juga bisa melakukan sedikit diplomasi dengan Thailand sebagai teman kita, sehingga mencegah perang terus-menerus. Hal ini saya serahkan kepada Menteri Luar Negeri sebagai ahlinya. Setelah perang selesai? Yaaa menabung lagi lah. Tergantung presidennya aja.

Sudah, ah. Cukup.

Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, melainkan mereka yang beriman dan yang beramal saleh, serta senantiasa menasihati dalam kebenaran dan senantiasa menasihati dalam kesabaran.

Salam Keberuangan,
Andifa R The Seventh