[RENUNGAN] Bacaan Ringan Mengenai Sebuah Ketidaksetujuan Akan Suatu Hal !
Sang Jahus Jarzani
Hail eIndonesia...!!!
Selamat Siang, Sore, Malam dan ataupun Pagi untuk eIndonesia...
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran mengenai bagaimana mencegah rasa tidak setuju agar tidak menimbulkan perdebatan yang tidak sehat.
Sambut baik rasa tidak setuju itu. Ingatlah slogan, “Apabila 2 mitra selalu setuju, salah satu dari mereka tidaklah diperlukan.” Kalau ada beberapa hal yang belum Anda pikirkan, bersyukurlah kalau itu diberitahu kepada Anda. Mungkin ketidaksetujuan ini merupakan kesempatan Anda untuk dikoreksi, sebelum Anda membuat kesalahan serius.
Jangan percaya pada kesan pertama naluri Anda. Reaksi alami kita yang pertama dalam sebuah situasi yang tidak mengenakkan adalah menjadi defensif. Hati-hati. Tenanglah dan perhatikan reaksi pertama Anda. Mungkin itu bagian Anda yang terburuk, bukan Anda yang terbaik.
Kendalikan kemarahan Anda. Ingat, Anda bisa mengukur besarnya seseorang melalui hal-hal yang membuatnya marah.
Dengarkan dulu. Beri kesempatan lawan Anda untuk berbicara. Biarkan mereka selesai berbicara. Jangan menolak, mempertahankan diri atau berdebat. Semua itu hanya akan mempertinggi tembok penghalang. Berusahalah membangun jembatan pengertian. Jangan membangun penghalang yang lebih tinggi dari kesalahpahaman.
Cari bidang-bidang kesepakatan. Kalau Anda sudah mendengar perkataan lawan Anda, pikirkan dulu pokok-pokok atau bidang-bidang yang Anda setujui.
Jujurlah. Cari wilayah-wilayah dimana Anda bisa menerima kesalahan, dan sampaikan hal itu. Minta maaf atas kesalahan Anda. Hal ini akan membantu melucuti senjata lawan dan mengurangi sikap defensifnya.
Berjanj ilah untuk memikirkan ide-ide lawan Anda dan pelajari ide-ide tersebut dengan seksama. Dan lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Lawan Anda mungkin benar. Lebih mudah seperti ini dan jangan sampai lawan Anda bisa berkata: “Kami sudah berusaha menyampaikan pada Anda, tapi Anda tidak mau mendengarkan.”
Berterimakasihlah kepada lawan Anda dengan tulus atas minat-minat mereka. Siapapun yang mau meluangkan waktu untuk menyampaikan ketidaksetujuan dengan Anda berarti dia berminat dalam hal yang sama seperti Anda. Pikirkan mereka sebagai orang-orang yang ingin menolong Anda, dan Anda mungkin bisa menjadikan lawan Anda sebagai kawan.
Jangan terburu-buru bertindak, beri waktu kepada kedua belah pihak untuk memikirkan masalahnya. Lakukan perbincangan di lain hari (besok atau setelahnya), ketika semua fakta bisa disampaikan. Ajukan pertanyaan sulit ini kepada diri Anda sendiri.
Mungkinkah lawan saya benar? Sebagian benar? Adakah kebenaran dalam argumen mereka? Apa reaksi saya untuk menyelasaikan masalah, atau apa itu hanya menghasilkan frustasi? Apakah reaksi saya akan membuat lawan saya semakin menjauh, atau bisa menarik mereka lebih dekat dengan saya? Apakah saya kan menang atau kalah? Jika saya berdiam diri saja dalam masalah ini, apakah rasa tidak setuju itu akan meledak? Apakah situasi sulit ini merupakan kesempatan bagi saya?
“Salah satu cara memperoleh manfaat sepenuhnya dari perdebatan adalah menghindarinya.”
Analogi :
“Ada sepasang Suami Istri, tidak peduli betapa marahnya satu sama lain. Apabila seseorang dari mereka berteriak, yang lain harus mendengarkan – karena apabila 2 orang yang berteriak, tidak akan terjadi komunikasi, yang terdengar hanyalah suara berisik yang semrawut.”
Anda dapat mengatakan kepada orang lain bahwa mereka salah, dan jika Anda menyampaikan kepada mereka bahwa mereka salah, apakah Anda bisa membuat mereka setuju dengan Anda? Tidak akan pernah! Hal itu malah akan membuat mereka ingin memukul balik. Dan cara seperti itu tidak akan pernah membuat mereka ingin mengubah pikirannya.
Jangan pernah memulai dengan mengatakan ”Saya akan buktikan sesuatu pada Anda.” Cara itu sungguh buruk. Itu sama saja mengatakan: “Saya lebih pintar dari Anda. Saya akan sampaikan satu atau dua hal, dan membuat Anda mengubah pikiran Anda.” Itu sebuah tantangan. Itu malahan membangkitkan perlawanan dan membuat si pendengar / pembaca ingin melawan Anda, bahkan sebelum Anda memulai pertempurannya.
Memang sulit, bahkan dibawah kondisi yang paling ramah sekalipun, untuk merubah pola pikir (pikiran) seseorang. Jadi, mengapa harus membuatnya semakin sulit? Mengapa Anda membuat cacat diri Anda sendiri?
Kalau Anda hendak membuktikan apapun, jangan buat seorang pun mengetahui hal itu, bijaksanalah, sehingga tidak ada yang tahu bahwa Anda melakukannya. Seperti pepatah mengatakan:
“Orang harus diberi pelajaran dengan cara seolah-olah Anda tidak mengajarinya, Dan hal-hal yang tidak diketahui diajukan sebagi hal-hal yang terlupa.”
Karena kita tidak bisa mengajarkan apapun pada seseorang; kita hanya bisa membantunya menemukannya sendiri dalam dirinya.
Berusahalah lebih bijaksana daripada orang lain kalau bisa; tapi jangan katakan itu kepada mereka.
Saya hanya tahu satu hal, yaitu saya tidak tahu apapun.
Jika seseorang membuat suatu pernyataan yang menurut Anda salah, walaupun Anda tahu bahwa itu salah, bukankah lebih baik memulainya dengan mengatakan: “Baiklah, menurut saya hal ini adalah sebaliknya, namun mungkin saja saya salah. Dan kalau saya salah, saya ingin diperbaiki. Mari kita menelaah hal tersebut.”
Anda tidak akan pernah mendapat kesulitan kalau Anda mau mengatakan kemungkinan Anda pun bisa salah. Cara itu akan menghentikan semua perdebatan dan mengilhami lawan Anda untuk menjadi sama adil, terbuka dan berpikiran luas seperti Anda. Ini akan membuatnya ingin juga mengakui bahwa dia mungkin juga salah.
Kalau Anda tahu dengan pasti bahwa seseorang salah, kemudian Anda dengan gamblang mengatakan hal itu, apa yang terjadi?
Hanya sedikit orang yang berpikir logis. Kebanyakan dari kita berprasangka. Sebagian besar dari kita dirusakkan oleh pendapat yang sudah terbentuk sebelumnya, oleh rasa iri, curiga, takut, cemburu dan angkuh.
Salam Sejahtera,
Sang Jahus Jarzani
PANCASILA HARGA MATI !!!
Comments
pertamir
Anjritttt ni Para PERTAMAX Hunter . .. LOL
keren : )
Kesempax
✯ ✯ ✯ SKYMAX✯ ✯ ✯
keren si.. asal jangan TLDR 😒
KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Pertamaxxx
pertamini ._.
bah.....
VCSR
tldr but nice, voted
Analogi :
“Ada sepasang Suami Istri, tidak peduli betapa marahnya satu sama lain. Apabila seseorang dari mereka berteriak, yang lain harus mendengarkan – karena apabila 2 orang yang berteriak, tidak akan terjadi komunikasi, yang terdengar hanyalah suara berisik yang semrawut.”
====
yang bikin analogi suka neriakin istri? bini ane gak pernah neriakin ane, ane gak pernah neriakin bini
harusnya diganti: apabila ada yang teriak maka tidak terjadi komunikasi, tapi komuniMAKI
mungkin ane yang gak jenius ini belum sampai ilmunya untuk mencerna bahwa komunikasi suami istri bisa dilakukan dengan gantian berteriak...
@aliy1 : "Ada sepasang Suami Istri, tidak peduli betapa marahnya satu sama lain." Itu kk' intisarinya dari analogi tersebut, hehehe....
ijin copy yaa,, bagus banget sih...
ngadenan : Yoo.. jngn lupa tulis sumber-link-nya dari eRep, hehe..
dr komen2 artikel ini dan artikel2 sebelumnya, harusnya sih keren penulisnya, tp kok gw ga pernah dapet niat buat baca satupun artikel TS. Mgkin bisa dibikin less tl;dr : 3
voted
VCS
pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan persetujuan dalam setiap tindakannya, tak terkecuali juga untuk tindakan buruknya. begitu diagungkan kah rasa ingin mendapat persetujuan ?
@ts, seberapa marahnyapun suami istri salah satunya berteriak apa akan ada win win solution?
Maaf kalau pengalaman dan pemahaman ane kurang mumpuni dan memang bukan pakar komunikasi
Kalau memang ada sumber artikel yang menjelaskan bahwa komunikasi suami istri bisa baik baik aja dengan gantian berteriak mungkin bisa dishare sebagai pendukung argumen ente
@aliy1 : gini loh, semisal ada sepasang suami istri, ada perbedaan pendapat mengenai hal yg penting, lalu bertengkar, pasti keduanya emosi, Nah... Intinya jika disaat seperti itu keduanya saling emosi (ini yg dimaksud berteriak) memaksa membenarkan pilihannya, maka takkan terjadi komunikasi jika tak ada yg mendengarkan satu sama lain. Seberapapun marahnya, harus ada 1 pihak yg mau mendengarkan teriakan (pendapat) pihak lainnya. Bukan malah sama2 berteriak tanpa ada satupun yg mau mendengarkan..
CMIIW
Jadi pernyataan @TS menjustifikasi bahwa dalam keadaan emosi meneriaki istri/suami dihalalkan atau adalah hal yang umum dan berlaku universal asalkan salah satu pihak mendengarkan teriakan istri/suami
kalau kita sudah puas meneriaki istri/suami, maka kita akan persilahkan istri/suami kita meneriaki kita dan kita yang gantian mendengarkan teriakan istri/suami kita
hal ini menyebabkan komunikasi bisa berlangsung dibanding saling meneriaki
...wow... I'm new in this territory...
btw, teori siapa ini ya? mohon petunjuknya
@stranger, namanya juga ADA manusia yang butuh pembuktian dan pencitraan
ciyus loh ini
voted
@aliy1 : Sebuah teori yang dikemukakan oleh seorang Penulis Terkenal bernama Dale Carnegie a.k.a Dorothy Carnegie . . .
Inti dari perumpama'an tsb adalah, saling mendengarkan satu sama lain . . . .
1. tanpa ada bantahan bahwa yang ane omongin itu salah dan memberikan referensi dale carnegie berarti dale carnegie menyarankan gantian saling teriak untuk pasangan suami istri?
buku apa? bab berapa? halaman berapa?
atau mungkin bisa diquote sahaja kalimat yang menyatakan dale carnegie mengajurkan pasangan suami istri yang sedang bertengkar sebaiknya meneriaki pasangan dengan bergantian.
this is becoming embarrasing, isn't it?
2. saling mendengarkan teriakan pasangan adalah perumpamaan yang tepat? ane gak tau ente belajar berumah tangga dari siapa, mungkin dari dale carnegie itu, tapi mungkin ente harus banyak tambah wawasan, cobalah untuk tidak meneriaki pasangan anda dalam berargumen masih banyak cara persuasif dalam berargumen. Tapi kalau ente cuman tau berargumen dengan teriak, ane cuman bisa ngelus dada aja...
Kesian anak orang diteriakin sama orang yang belum lama dikenalnya. Kalau aja emak bapaknya tau anaknya yang diurusi dan dibiayain dari mulai dari dalam kandungan sampai sudah segede gitu... eh malah diteriakin pasangannya.... sakit hati banget ya
....Orang harus diberi pelajaran dengan cara seolah-olah Anda tidak mengajarinya...memang sulit... udah pake logika gak mempan, pake satire pun gak nembus...
kak aliy ditanya tuh udah ngerti blon? kok ilang aja. wkwk
@aliy1 : Perumpamaan kata 'teriak' disini bukan berdefinisi "teriak-teriak" . . .
Arti kata yg sepadan dengan kata, "pendapat", terkadang pernyataan yg dikemukakan oleh seorang Ahli/Penulis seperti itu, mungkin itu adalah gaya bahasanya...
Saya lupa lg halaman berapa, tapi judulnya "How To Win Friends And Influence People" . . .
Semoga Anda mengerti apa yang saya maksudkan..
Voted.
@kaka aliy :
jadi lebih baik yang mana nih menurut kaka ali :
1.saling meneriaki
2.ada yang mengalah setelah kepala dingin baru di selesaikan
atau
3.ga ada yang teriak?
voted 07
HAIL INDONESIA & ARGENTINA !
suscribed
Aliy nya ilang..
udah ngerti berarti dia... weleh2...