[o7 Pahlawan] Terimakasihku Untuk Pahlawanku

Day 1,455, 10:29 Published in Indonesia Indonesia by Revip

"Pahlawan adalah seseorang yang telah berjasa bagi individu/masyarakat. Seseorang yang memberikan kontribusinya dengan sikap ikhlas dan tanpa pamrih. Menolong dan memiliki rasa empati tinggi adalah sifat para pahlawan sejati."


Semua bermula dari ketertarikanku akan kuis yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika eIndonesia. Aku berusaha mencari informasi tentang persyaratan mengikuti kuis tersebut kepada chester93. Satu pertanyaan mendasarku terhadap beliau,
"Apakah aku boleh menulis artikel tentang pahlawan nasional didunia real life?"
Aku bertanya begitu karena aku merasa blm ada sosok pahlawan yang kurasa secara pribadi di dunia eIndonesia, meskipun aku yakin, eIndonesia pasti memiliki pahlawan-pahlawan bangsa yang setahuku hingga saat ini nama mereka belum terangkum dengan pasti.
Namun chester93 menjawab bahwa kuis kali ini dikhususkan untuk pahlawan eIndonesia. Tertutup sudah peluangku. Akupun memutuskan untuk memfokuskan menulis artikel-artikel berita pada koranku yang masih bayi, Tabloid Rakyat.

Namun kawan, takdir berkata lain. Disaat aku sedang begitu bersemangat menulis koran, kabar buruk kudapat, accountku terkena permanent ban!
Kecewa jelas kecewa, aku tak berbuat curang seperti yg dituduhkan admin (multiple account), aku hanya mengirim invitasi pada teman kampusku, dan kami online melalui wifi yang sama. Ya, bisa dikatakan itu kebodohan pemula. Bandingku pun ditolak.

Disinilah yang namanya rencana Tuhan siapa yang tahu. Ketika aku sedang berputus asa, dukungan moril dari teman-temanku di Akaberi dan Front Pancasila terus berdatangan. Mojacko, rinisawa, AleeNyx, nayanda, dan Demon War. Merekalah pahlawanku yang pertama, orang-orang yang mengulurkan tangannya dikala aku jatuh hingga kembali bersemangat. Persahabatan pertamaku di dunia eRepublik. Sesuatu yang sama berharganya dengan persahabatan di dunia nyata.


Kawan, akupun mulai meniti karir lagi di dunia semu namun bersahabat ini. Berat jelas berat, banyak yang ingin kulakukan, namun apa daya terganjal permasalahan finansial. Gold yang kudapat tentu kuprioritaskan untuk membangun ulang ekonomi yang terkena badai. Satu hal yang kurindukan, yakni menulis artikel! Namun akupun terpaksa gigit jari, mengingat biaya membuat koran jelas tak masuk diakal bagi nubi sepertiku, 2 gold itu biaya yang tidak sedikit, jika tak mau dikatakan mahal. Mungkin situasiku itu dapat diibaratkan dengan pengemis yang meminta-minta didepan restoran cepat saji. Ingin hati dapat mencicip, apa daya uang tak cukup. Girang hati melihat orang sibuk makan, seketika tertohok mengingat aku tak bisa makan. Bagi mereka itu makanan murah, bagiku itu begitu berkelas. Itulah kondisiku, perumpamaanku akan rindunya aku menulis sebuah artikel koran.

Kawan, mungkin engkau pernah membaca novel karya A. Fuadi, yakni Negeri 5 Menara dan Ranah 3 warna? Ada 2 kata ajaib yang secara tak langsung sering menyemangatiku ketika sedang berputus asa, yakni
"Man Jadda Wajadda!" (Siapa yang berusaha akan menuai hasilnya)
"Man Shabarra Zhafira!" (Siapa yang sabar akan beruntung)
Ah dua mantra sakti itu!
Kawan, percayakah kamu, mantra ini mujarab!
Tiba-tiba aku teringat kembali tentang kuis dari Departemen Komunikasi dan Informatika eIndonesia, yang dimana disana ada program beasiswa koran. Beasiswa kawan! Beasiswa! Ah betapa semangatku benar-benar kembali membuncah, ya masih ada harapan!
Segera kuhubungi kembali chester93, kali ini untuk menanyakan program beasiswa tersebut. Respon beliau sungguh manis, beasiswa masih terbuka! Akupun disuruhnya menjelaskan alasan dan motivasiku mengikuti program beasiswa ini. Kujawab dengan apa adanya, dari mulai akun lama ku yg terkena ban, perihal perekonomianku yg masih krisis, hingga harapan besarku untuk dapat kembali menulis, tak lupa aku mencantum koran lamaku, Tabloid Rakyat, sebagai referensi penilaian.
Harap cemas kutunggu-tunggu hasil beasiswa darinya, dan kawan tahukah kamu? Malam ini kuterima kabar manis itu, "woke qm dapat", tulis chester93.
YEAH!! Kawan, Man Jadda Wajadda, Man Shabarra Zhafira!! Boleh aku difitnah oleh admin, namun lihat skrg, doa orang teraniaya itu selalu dikabulkan oleh Tuhan!

Kawan, secara pribadi aku memang tak begitu mengenal chester93. Hubungan kami tak lebih dari sekedar permasalahan kuis dan beasiswa ini. Mungkin bagi orang lain bantuan beasiswa ini tidaklah berharga. Namun bagiku kawan, ini amat-sangat berharga dan berarti. Untuk itu aku melihatnya sebagai pahlawanku, meskipun tak kukenal beliau secara personal, namun aku melihatnya memiliki rasa empati yang tinggi terhadap permasalahanku, dan juga menolongku untuk meraih harapan besarku.
Selintas kuingat Tirto Adhi Suryo (TAS), Bapak Pers Nasional.

Didalam novel Pramoedya Ananta Toer, beliau (disebutkan sebagai Minke) dikisahkan sebagai orang Indonesia pertama yang membuat koran kontra kolonial, yakni Medan Prijaji. Bukan korannya yang kubicarakan disini, tapi aku melihat sosoknya yang bersahaja terhadap para pegawainya (sekaligus anak didiknya) di Medan Prijaji hingga menghasilkan banyak bibit-bibit unggul. Kesempatan belajar yang dia berikan kepada Mas Marco Kartodikromo (Tokoh pers, pejuang kemerdekaan, dan Sosialis Indonesia) berbuah manis melihat legendarisnya Marco Kartodikromo dikemudian hari. TAS adalah tokoh yang begitu menginspirasiku, aku menganggapnya pahlawan di dunia nyata bersama Pram, dan Soe Hok Gie. Hal ini sejujurnya mengingatkanku pada jasa dari chester93, melalui kesempatan yang ia berikan secara tulus untukku. Apa bedanya ia dengan TAS? TAS berjasa bagi murid-muridnya lewat belajar gratisnya (bahkan digaji). Sementara chester93 begitu berjasa kepadaku (setidaknya bagiku) melalui beasiswa ini. Merekapun sama-sama memiliki rasa empati yang tinggi terhadap nasib seseorang dan didasari rasa ikhlas untuk menolong.
Tak salah lagi, ialah pahlawanku beserta sahabat-sahabatku di Akaberi dan Front Pancasila.

Terimakasih para pahlawanku 🙂