[Ep. 1]Prahara Nimbus

Day 1,363, 09:45 Published in Indonesia Indonesia by psy_cho

Sejenak mari kita lupakan keributan tentang perang, politik ekonomi dll. Just enjoy the article 😛

Alkisah pada jaman dahulu kala, bumi terbagi menjadi berbagai kerajaan besar dan kecil. Diantara sekian banyak kerajaan itu, kerajaan nimbus adalah kerajaan terbesar dan terkuat. Di kerajaan itu, tinggalah putri tatiaar yang rupawan.


Kabar akan kecantikan putri tersebut telah menyebar hingga ke sudut bumi. Beberapa pangeran yang penasaran pun ingin mengetahui kebenaran berita tersebut. Sebenarnya mereka menyangsikan kebenaran dari berita itu dan menganggap bahwa berita itu dilebih-lebihkan. Namun akhirnya demi memuaskan rasa penasaran, mereka berjanji akan datang langsung ke kerajaan Nimbus bersama2 pada saat yang telah ditentukan.

Akhirnya hari yang dijanjikan telah datang, pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan berkumpul di alun-alun ibukota kerajaan Nimbus. Pangeran-pangeran yang datang antara lain, Pangeran Badut dari Kerajaan Selendang Merah, Canesten dari Kerajaan Bocil, Aimond dari Kerajaan Auoo, serta Pangeran Dai dan Bijak dari Kerajaan Sayur Hijau. Diantara mereka, hadir pula salah satu Jendral dari Nimbus, Jendral Besar Ardodo.

Ketika mereka mendengar bahwa sang putri sedang berjalan-jalan di taman, mereka pun bergegas menuju taman. Dengan hati2, mereka mengendap-endap tanpa suara layaknya seorang pencuri kawakan (udah bakat). Mereka melepas jubah kebesaran, sepatu dan benda2 lain yang dapat menyebabkan bunyi berisik.

Sesampainya mereka di tengah2 taman, serentak mereka kehilangan nafas. Mereka menunduk, tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi. Perlahan2 mereka mendongak untuk melihat pemandangan yang berbeda untuk memata2i sang putri tepi sungai.


Lebih indah daripada bunga krisan yang tumbuh di musim gugur. Memancarkan kemilau layaknya mentari memancar diantara kabut pagi. Memesona laksana redup bulan diantara tipisnya awan. Anggun ibarat angsa di kali ... "ehem" sungai.

Seketika itu pula para Pangeran Dai jatuh hati. Tiap malam dia tidak dapat tidur nyenyak memikirkan sang putri. Dilanda siksaan rasa kangen yang semakin mendera, ia memberanikan diri menyamar menjadi pelayan perempuan di dalam istana. Tak lupa dia mengajak kawan senasib sepenanggungan (Bijak) menyelinap masuk ke dalam istana Kerajaan Nimbus. Namun sayang, mereka dengan mudah ketahuan oleh penjaga istana karena tidak mencukur jenggotnya terlebih dahulu.

Dia pun dihukum tidak boleh menginjakkan kaki di Terajaan Nimbus. Kesedihan tidak dapat melihat putri yang dia puja sangat menyiksanya, lama kelamaan Pangeran Dai semakin kurus karena makan maupun tidur. Hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk memikirkan sang pujaan hati. Akhirnya dia tak kuasa menahan siksaan yang mendera dan bunuh diri dengan menceburkan diri ke dalam kali ciliwung. Tak lama kemudian Pangeran Bijak pun menyusul kepergian Pangeran Dai. Pangeran Bijak gantung diri diatas tali jemuran tetangganya.


Sementara itu di belahan bumi lainnya, diam2 Pangeran2 yang lain pun menaruh hati kepada sang Putri. Hingga suatu hari Pangeran Badut dari Kerajaan Selendang Merah memberanikan diri melamar sang putri.

Mendengar niatan Pangeran Badut, Pangeran Canesten, Pangeran Aimond dan Jendral Besar Ardodo pun tak mau kalah. Mereka pun menyiapkan lamaran untuk putri tatiaar.

Entah suratan takdir atau memang kebetulan yang luar biasa, ketiga pangeran dan satu jendral itu bertemu di pintu masuk Kerajaan Nimbus. Sekali salah langkah, tanah akan bersimbah darah. Burung nazar terbang mengelilingi tempat itu. Seolah2 tempat itu akan menjadi ladang rejeki bagi mereka.

to be continued

PS : Maaf kalau kurang bagus, maklum baru belajar nulis 😛

===================================================

Happy eBirthday untuk tatiaar. Wish you all the best.