Tale of the Stairs (baca berhadiah!)

Day 2,726, 03:06 Published in Indonesia Indonesia by Danny Gunawan

Congress, CP hingga Dictator wajib baca ini.

Dedicated to all who will say: "It was nothing to do with me!"

"Siapa kamu?", Iblis menanyainya.
"Aku adalah orang kecil dan semua orang gembel adalah saudaraku. Sungguh kejam dunia ini, sungguh menderita manusia."

Seorang anak muda berbicara dengan menaikkan dagu dan tangan terkepal. Dia berdiri di dasar tangga-sebuah deretan anak tangga berlantai marmer. Dia memandang jauh ke arah suramnya kemiskinan bagai air keruh.

"Aku adalah orang kecil dan semua orang gembel adalah saudaraku. Sungguh kejam dunia ini, sungguh menderita manusia. Tapi kalian yang di sana, kalian yang di atas sana..". Anak muda itu yang berkata dengan menaikkan dagu dan tangan terkepal marah.

"Jadi kau membenci mereka yang di atas?", tanya Iblis menghalangi jalan anak muda itu.

"Aku akan membalas dendam pada bangsawan-bangsawan dan pangeran-pangeran itu. Aku akan membalaskan saudara-saudaraku, saudaraku yang wajahnya pucat seperti pasir dan mengerang seperti kilat bulan Desember. Lihatlah badan mereka yang berdarah-darah, dengarkan teriakan mereka. Minggirlah!"

Sang Iblis tersenyum, "Aku adalah pelindung mereka yang di atas dan tanpa menyuapku, aku tidak akan mengkhianati mereka."

"Aku tidak punya emas. Aku tidak punya apa-apa untuk menyuapmu. Aku miskin, pemuda gembel... Tapi aku rela menyerahkan hidupku..."

Sang Iblis kembali tersenyum: "O.. tidak.. Aku tidak minta sebanyak itu. Berikan saja pendengaranmu."

"Pendengaranku? Dengan senang hati. Dapatkah aku tidak pernah mendengar apapun lagi?"

"Kau akan tetap bisa mendengar", Iblis meyakinkannya lalu membuka jalan untuk pemuda itu. "Lewatlah.."

Pemuda itu bersiap-siap berlari ke atas, namun setelah 3 langkah, tangan Iblis menangkapnya.

"Cukup! Sekarang berhentilah dan dengarkan saudara-saudaramu berteriak di bawah"

Pemuda itu berhenti lalu mencoba mendengarkan.

"Aneh, Kenapa mereka mendadak mulai bernyanyi lagu bahagia dan tertawa dengan suka cita?

"Supaya kau bisa naik 3 langkah lagi, berikan matamu."

Pemuda itu menunjukkan muka memelas, "Tapi, kalau begitu aku tidak bisa melihat saudara-saudaraku dan mereka-mereka yang akan aku hukum.."

"Kau akan tetap bisa melihat mereka.. Kuberikan gantinya, mata yang lebih indah."

Pemuda itu naik 3 langkah dan melihat ke belakang.

"Lihat tubuh berdarah-darah saudaramu yang telanjang itu..", bisik Iblis

"Ya Tuhan, aneh sekali! Sejak kapan mereka memakai baju bagus dan tidak terluka lagi.."

Selanjutnya terulang kembali pertukaran antara pemuda dan Iblis, hingga pada anak tangga terakhir sebelum puncak. Selangkah lagi, pemuda itu bisa membalaskan dendam saudaranya.

"Anak muda, tinggal selangkah lagi kamu bisa membalas dendammu. Tapi untuk langkah terakhir ini, aku akan menggandakan taruhannya. Berikan hati dan ingatanmu."

Anak muda itu protes, "Hatiku? Tidak! Itu terlalu kejam!"

Iblis itu tertawa, "Aku tidak sekejam yang kau bayangkan. Sebagai imbalannya, aku akan memberikan hati emas dan ingatan yang baru. Tapi bila kau menolaknya, maka kau tidak akan pernah bisa membalaskan dendam saudaramu yang wajahnya sepucat pasir dan mengerang seperti kilat bulan Desember.

Anak muda itu melihat ironi di mata Iblis itu.

"Tapi nanti tak akan ada orang yang pernah semenderita aku. Kau mengambil semua kemanusiaanku."

"Sebaliknya, tidak ada yang lebih senang daripada kamu. Jadi, kau setuju? hanya hati dan ingatanmu."

Anak muda itu terdiam, mukanya mendung, keringat berlari melewati alisnya, dengan nada geram dan tangan mengepal keras dia berkata : "Baiklah, ambillah!"

Seketika itu juga, kegelapan di sekitarnya menghilang. Kini dia berada di anak tangga yang paling atas. Dan senyuman lebar tiba-tiba muncul di wajahnya, matanya kini melukiskan kedamaian dan tangannya pun tak lagi terkepal. Dia melihat pada para bangsawan yang sedang bergembira lalu melihat ke bawah. Mukanya terlihat puas. Keramaian di bawah sana telah berubah menjadi ketenangan dan teriakan itu sekarang menjadi lagu merdu.

"Siapa dirimu?", tanya Iblis dengan perlahan.
"Aku terlahir pangeran dan dewa adalah saudaraku. Indahnya dunia ini dan begitu bahagianya manusia!

END.

Diterjemahkan dari karya Hristo Smirnenski (1923)
Please Comment, Subs, Vote, Endorse, Add Friend. 😉

Komentar terbaik dapet rumah!!