Maaf

Day 2,395, 04:51 Published in Indonesia Indonesia by Karlina Alkhatiri
Dalam RL, saat penulis ngadu pada seorang sahabat tentang masalah di e-rep, bukannya mendapatkan dukungan eh penulis malah mendapatkan sebuah sentilan di kening. Sebuah sentilan yang tidak menyakitkan ( karena sang sahabat hanya melakukan gerakan menyentil kearah kening penulis tanpa menyentuh kening penulis ), tapi sudah cukup untuk meruntuhkan seluruh arogansi penulis selama beberapa hari ini. Katanya “Bukankah manusia adalah makhluk yang akan terus belajar hingga tarikan nafas terakhirnya?”.

Maaf karena penulis terlalu berlarut-larut dalam masalah ( yang menurut sebagian besar surat pembaca yang sampai ke meja redaksi ) sepele.
Penulis dalam kesempatan kali ini ingin memohon maaf atas gangguan kecil dalam eINDO yang sampai membuat ( lagi-lagi ) kk buthek kuchel repot-repot meluangkan waktu untuk ikut bantu menjelaskan. Dengan ini pula penulis nyatakan bahwa masalah telah selesai.
Dan demi menjaga agar tidak terulang kejadian serupa dikemudian hari, maka penulis merasa perlu untuk mereka ulang perkaranya. Semoga kita dapat belajar dari pengalaman ini.

Semua dimulai ketika:
Disuatu hari penulis mendapat pm dari nem0: “sis, wamil aja di company saya, gajinya dicari di kisaran 5.3, nanti perhari diberi weps Q7 5 biji.

Berlaku selama masih di TOP sih 🙂 good luck”

Penulis menjawab: “5.3? di perusahaan sekarang 25.99/day”. Pm penulis inilah yang menjadi masalah. Sebenarnya maksud pm penulis adalah “tidak. tapi terima kasih untuk penawarannya”. Masalahnya kenapa penulis malah mengirim pm “5.3? di perusahaan sekarang 25.99/day”????. Nasi telah menjadi bubur.
Maka nem0 pun menjawab: “kamu gak paham ya?
"nanti diberi weapon per hari 5 Q7", kamu lihat di pasaran harga weapon Q7 berapa non? 10.66 x 5? hampir 60 plus gaji pokoknya 5, jadi bisa diatas 60idr/day.

cerdas dikit neng.”

Sehingga memancing penulis untuk menulis eArtikel Surat Pengunduran Diri.

Dan penulis telat pula membaca pm nem0: “sama-sama... itu biasa saya lakuin kirim weps ke newbie yang nulis koran bagus. Jadi bukan ke sampean doang” terkait pemberian weapon oleh nem0 untuk penulis. “bukan ke sampean doang” sesungguhnya biasa saja, tapi sayangnya penulis membacanya dalam situasi yang berbeda.
Maka dengan pertimbangan + ke-ego-isan penulis ( ternyata dalam game sekalipun sifat asli penulis susah untuk dihilangkan. duhhh….) muncullah eArtikel Berani?.

Ending
Dan setelah melihat responnya, penulis pun mengirim pm ke nem0: “Hati seorang perempuan bukanlah lautan yang sedalam apapun masih dapat terlihat dasarnya. Ketika kami berkata 'tidak' mungkin yang ingin kami katakan adalah 'ya'. Ketika kami berkata 'tidak' mungkin yang ingin kami katakan adalah 'tidak'.
Saya meraih ….. Mungkin itu tidak berarti bagi anda. Saya telah membeli tank Q7 beberapa kali, jadi saya tahu harga pasarannya.
Tapi tahukah anda ketika anda menawari wamil dengan penawarannya, sebenarnya jawaban saya "5? di perusahaan yang sekarang 25.99" artinya "tidak. tapi terima kasih kk tuk penawarannya".
Bukan perhitungannya tapi perasaan setia terhadap yang pertama. Maka benarlah jika dikatakan bahwa kaum hawa lebih memakai perasaan ketimbang logika. Tapi mungkin kami juga akan menggunakan logika sesekali.”

nem0 menjawab: “Dear Karlina,
Terima kasih atas pelajaran yang diberikan tentang apa itu isi hati perempuan, amat sangat bermanfaat dan menjadi bekal untuk saya dalam menjalankan nakhoda pernikahan saya yang sudah berjalan lebih dari 13 tahun dalam mengarungi lautan kehidupan bersama istri saya.

Namun perkenankan saya yang tak tahu diri ini untuk sedikit membuka sudut pandang yang lain seperti halnya Karlina meluangkan waktunya dengan baik hati memberikan pandangannya kepada saya.

Sebenarnya, tidak ada secuilpun dari dasar hati yang paling dalam untuk meremehkan atau merendahkan Karlina. Kesalahan saya adalah "saya menganggap Karlina sama seperti pemain lainnya sebagai salah satu bagian KELUARGA saya dari keluarga besar komunitas erepindo yang SAYA SAYANGI".

Karena saya menganggap anda "BUKAN ORANG LAIN", anda saya anggap "sahabat atau adik saya sendiri", jadi gaya bahasa saya seperti berbicara kepada orang yang sudah saya sangat kenal dekat.

Namun kiranya hal itu sangat fatal karena bagi Karlina saya bukan siapa-siapa dan belum merasa kenal, apalagi merasa dekat, dan jujur itu kembali saya akui adalah kesalahan saya.
Nah atas kesalahan yang telah saya lakukan, sekali lagi saya mohon maaf yang sebesarnya-besarnya.

Besar harapan saya adalah Karlina bisa mencoba lebih wise lagi melihat suatu permasalahan. Berpikir sejenak sebelum anda membakar seluruh hutan hanya karena ada 1 maling di dalamnya.

Komunitas game ini bila Karlina telah menemukan intisarinya, adalah sebuah keluarga besar yang indah yang akan menerima kita apa adanya, namun harap di ingat, ini adalah game. Suatu saat, Karlina akan melihat kata-kata yang sangat kasar dari para pemainnya, dibalik kekonyolan canda lainnya. Harap bisa membedakan mana itu playrole "game" dan mana itu "dunia nyata".

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan saya yang bodoh ini bisa belajar banyak dari kesalahan yang telah saya lakukan.”


Perjalanan eINDO masihlah panjang. Dan kisah ini hanyalah 1 diantara ribuan cerita lainnya yang menemani perjalanan eINDO.

Terima kasih kepada:
Sang sahabat
Kk buthek kuchel: my very very 1st own friend in e-rep 🙂
Kk XFile yang mendorong/mengajak untuk lebih aktif di PReI ( tambah semangat maen e-rep 🙂 ). Tapi maaf ga bisa aktif di whatsup, soalnya engga punya hp 😛
Seluruh mediator yang ( sekali lagi maaf ) tidak bisa disebutkan semua namanya disini.