Amuk Sang Dewa

Day 484, 05:03 Published in Indonesia Indonesia by n3m0

*This story if a fake and not real, and only for indonesian.. thanks*
"Hari ini kita berduka... sembilan puluh orang anggota pasukan Legion of The Death tewas...", gua tempat kami berkumpul hening, kami berbagi kata dalam sunyi...

Ketika Badai Berakhir
10 jam sebelum badai berakhir dan kita masih belum tahu strategi dari pemimpin negeri mengenai tanah nia ini. Tapi setelah kami memikirkan dengan masak, kami harus persiapkan dalam kondisi all out.
"Bagaimana? kita mulai persiapkan Legion of the Death (LOTD)?", kata seorang kurus bermuka biru dengan tanduk melengkung menghiasi kepalanya.
"Yup, mau gak mau kita harus siap2x..." demikian kata seorang wanita nan perkasa yang kami panggil kepala kamar.
Akhirnya, mulailah beliau bergerak untuk mempersenjatai semua anggota LOTD yang waktu itu berjumlah sekitar sembilan puluh orang dengan senjata apa adanya. Terlihat wajah para anggota LOTD tertidur dalam diam yang menghantui.

3 jam sebelum badai yang menghujam rumah nia berakhir, sekelompok orang bergerak dalam remang2x kegelapan gua di suatu tempat yang tidak diketahui.
Kami berkumpul sesuai dengan himbauan dari pemimpin negeri untuk bersiap. Tapi sampai saat ini belum juga diketahui bagaimana planning sesungguhnya. Apakah all out? atau melepas wilayah nan kaya ini?

"entar dulu, entar dulu.. biar gw ngobrol dengan mereka, gw masih ada akses kesana", demikian salah satu dari kami berbicara. Akhirnya berundinglah dia bersama para pemegang tongkat kekuasaan mengenai strategi untuk mengakhiri badai ini. Waktu terus berlalu, dan masih juga belum ada kepastian sampai akhirnya kami mendapat informasi bahwa EI akan all out memberikan badai yang tak terlupakan bagi rumah nia.

"So... gimana... apakah akan kita bangkitkan mereka?", sebuah suara dari seorang wanita yang kami panggil kepala kamar kembali memecah kebisuan yang mematikan.
"Yup.. mau gak mau, kita tidak boleh melepaskan wilayah ini, kita harus mati-matian"... salah satu dari kami berbicara.
"Tapi resikonya, jika kita kerahkan, kita akan habis semua resource dan kita belum tentu bisa turun lagi nanti?", yang lain menimpali.
"Tapi, ini adalah hidup atau mati... nama bangsa dipertaruhkan saat ini"...

Akhirnya sepakatlah kami untuk memberikan segalanya di badai kali ini. Kami bagikan semua logistik yang diperlukan berikut WB untuk tim inti. Sampai pada 2 jam sebelum badai berakhir...
"Jadi.. bener nih.. kita bangkitkan mereka? para pasukan terkutuk?", si centil berbicara.
"Dengan berat hati.. ya.. lawan kita berat..", sang botak membalas
Akhirnya, mulailah kami lakukan ritual terkutuk itu, ritual yang sebenarnya membahayakan jiwa kami sendiri. Tapi kami tidak mau Ei dicibirkan oleh bangsa lain, dan inilah salah satu cara kami yang bisa kami lakukan.
"Rise rise the Legion of the Death! Bangkitlah dari bumi, sebarkan kutuk ke tanah sang nia!"

Begitu selesai kami ucapkan mantera kami, serentak para manusia terkutuk itu terbangun dalam tidur lelapnya yang hampa. Berbaris dengan rapih dalam gumam-gumam yang menggeram tidak ada yang mengerti. Mereka mulai turun satu persatu menyebarkan kutuk di tanah nia.

"Untuk yang lain, tunggu komando dari pemimpin negeri, kita bersama-sama dengan aberi untuk turun memberikan penutup!".
Demi mendengar instruksi itu, kami pun mengikutinya... Selang beberapa lama kemudian, room erepindo-talk gegap gempita dengan kemenangan yang mengharu biru dari EI. Para LOTD sendiri kembali ke tempat masing-masing, bersama kami.. tanpa ada yang mengetahui.. kembali senyap.. sepi.. dan dingin...


Cara yang Terkutuk
Kami lihat, ternyata warga negara nia kalah di wilayah ini tidak hanya karena tidak kompak dan tidak terfokus, mereka juga termakan oleh kebanggaannya sendiri sehingga menganggap enteng konfront dengan EI dan lebih memenangkan South Great Plain. Media-media romania mengkritik kebijakan militer yang tidak terfokus sehingga kehilangan sebuah wilayah yang kaya. Kami lihat sumber daya alam mereka masih tetap tinggi!
Tapi mereka tidak tau... Mereka tidak tau kami terus meracik sesajen, mencipta sihir, menyebar bala di pasar receh mereka. Paceklik melanda tanpa sebab, kepeng-kepeng menghilang tanpa jejak, bahkan beberapa kali kepeng mereka berubah nilai tanpa sebab.
Kami terus lakukan itu tanpa seorang pun tau, karena kami tau... mereka lebih kuat bila memang mereka bergerak lebih kompak, dengan dukungan sang dewa di belakang mereka, sepertinya tanah nia memiliki segalanya. Cara kami terkutuk, tapi kami tidak ada pilihan lain... Kami harus hancurkan mereka sang negeri dewa dengan sihir kami selagi bisa.
Pasar mereka goncang, pajak di turunkan, mereka terus berusaha bangkit.. memang mereka sebuah bangsa yang kuat. Tapi rupanya.. yang kami takutkan terjadi... Sang dewa turun dari singgasana ke bumi...


Turunnya Sang Dewa
"Wahai manusia, apakah kamu tau tentang banyaknya wabah yang tau-tau datang di tanah barat tanpa sebab? Atau mungkin kamu tau siapa yang punya ulah?"
Sebuah pesan disampaikan dengan anggun nan congkak dari sang dewa kepada kami. Kami terhentak... kami telah membangunkan dewa.
Kami berpikir keras... bila kami hentikan sihir kami, dengan serta merta mereka akan mengetahui bila kami yang menyebar petaka... Tapi bila kami teruskan, akan berujung sangat fatal! Bagaimana ini?
Akhirnya, setelah kami pikirkan matang-matang, diteruskan atau tidak, suatu saat akan diketahui juga. Akhirnya, kami teruskan sihir kami sebarkan petaka.

Sampai tiga hari kemudian, sang dewa murka... Terjadilah pertempuran tanpa imbang antara kami dan mereka. Dihancurkannya semua tempat dimana kami membiayai gerakan kami. Sebuah tempat usaha yang dari dulu pernah memberikan ratusan logistik ke aberi juga di hancurkan berikut sembilan ratus dua puluh lima senjata kelas menengahnya, warung-warung dan bank tempat menyimpan uang pun di hancur lumatkan. Total kerugian lebih dari tiga ribu keping emas! dan yang terakhir... akhirnya mereka mengetahui tempat bersarangnya LOTD, pasukan para terkutuk... dengan sekali hembus, dengan murka sang dewa hempaskan sembilan puluh pasukan Legion of the Death bagai kapas...

Pagi itu kami kembali berkumpul seperti biasa, bersuka cita karena kami ternyata masih hidup dan bisa terhindar dari badai amuk sang dewa setelah semalaman kami bertempur dengan sang dewa langsung... sampai sang kepala kamar berbicara...
"Hari ini kita berduka... sembilan puluh orang anggota pasukan Legion of The Death tewas...", gua tempat kami berkumpul hening, kami berbagi kata dalam sunyi...

Penutup
Berjalan kembali kami memulai kembali dari benih... meracik jalan hidup dengan cara sendiri dan cara kami sendiri untuk bangsa ini. Tak ada yang tau apalah kami.. mungkin tabu untuk bicarakan kami.. tapi setidaknya, kami masih punya hati nurani... Dan sepertinya kami perlu berbagi.