Translate in Bahasa Indonesia : Update Terakhir Hari ke-2894

Day 2,895, 06:09 Published in Indonesia Indonesia by banis08
Cerita dunia baru: Horror Tanpa Kepala – Prolog

Selama Plato mengunjungi tanah yg jauh di asia dia mempelajari tentang elixir mistis yg disebut “Obat Labu”. Ceritanya jika kamu menikmati elixir ini dari cangkir emas dibawah sinar utara (alias aurora borealis), anda akan dapat melemparkan sihir kuno, membawa kamu ke dalam kekayaan dan kemakmuran tanpa batas. Plato, penasaran ingin mengetahui lebih jauh tentang elixir ini. Jelas untuk kebutuhan sains.

Setelah beberapa penelitian dan banyak pertanyaan mengganggu, Plato menemukan bahwa yg sangat rumit adalah elixir direbus dalam kondisi khusus. Itu hanya dapat disiapkan sekali dalam setahun, selama bulan purnama pada bulan oktober. Rumornya disana hanya ada satu orang yg cukup berani dan mampu utk membuat elixir : Dukun India yg dipanggil Sham Po, berlokasi di New Delhi, India.

Di awal Oktober, Plato tentu saja ke India. Setelah 9 jam kelas bisnis yg nyaman, pesawat akhirnya mendarat di Bandara Internasional Indira Gandhi Delhi. Tanpa buang waktu, Plato terburu-buru menuju Chandni Chowk, salah satu dari pasar tertua dan tersibuk di ibukota. Menurut cerita, itu adalah tempat dimana dukun dapat ditemukan. Plato hanya tahu Sham Po memiliki stan kecil dan jelas dimana dia menjual benda dan cairan yg meragukan. Stan dapat ditemukan di suatu tempat di Chandni Chowk, tetapi lokasi pastinya tidak diketahui.

Setelah berjalan berjam-jam melalui jalan pasar yg sibuk, Plato mulai putus asa. Ini seperti mencari jarum di dalam timbunan jerami! Dia tidak ,elihat adanya tanda-tanda Obat Labu atau elixir yg menjanjikan kekayaan dan kemakmuran. Setiap kali dia menanyakan tentang dukun , orang2 terlihat bingung, mengerutkan kepala mereka dan menunjuk toko terdekat dengan kosmetik. Tetapi tidak ada satu toko pun yg menjual elixir! Plato merasa mugkin kulit pucatnya dan janggut putihnya yg dibedakan mempesona orang India dan mereka tidak mengerti apa yg dia inginkan.

Semakin putus asa dengan pengembaraan yg tak masuk akal, Plato mulai berteriak histeris , mencoba untuk menemukan dukun itu.
“Obat Labu? Sham Po? Siapapun?!?”

Tetapi tidak ada apapun. Teriakannya bercampur dengan suara penjual lain, yg mencoba menjual aneka buku, elektronik, perhiasan, makanan dan apapun yg dapat kamu bayangkan. Kecuali untuk Obat Labu, jelas itu. Tiba-tiba, jantung Plato seakan melompat! Seseorang meneriakkan sesuatu tentang Labu! Tetapi itu berakhir dengan kekecewaan, sejauh perjalanan ini. Penjual hanya menawarkan sesuatu yg enak, terlihat seperti pai labu. Tidak ingin meninggalkan pasar dengan perut kosong, Plato memilih untuk membeli pai dan duduk untuk menikmati itu dengan segelas “nimbu pani”, minuman limun local yg digunakan Plato utk menenggelamkan kesedihannya.

Selagi Plato menghabiskan pai labunya, dia mengalami momen ajaib. Dimana salah satunya keluar bola lampu menyala di atas kepalamu. Seketika berteriak “Eureka!” dan melompat ke atas dan ke bawah seperti balita. Dengan mulut penuh pai, berteriak agak keras, tapi masih senang. “Mengapa tidak saya pikirkan sebelumnya”, renungnya. “Saya harus hubungi kenalan lokal. Saya akan dapatkan pertolongan dari mereka.” Plato berpikir dengan suara seperti makhluk kecil hijau.
Plato banyak kenal warga negara yang kuat di penjuru dunia baru. Untungnya untuk Plato, beberapa dari mereka berlokasi di India! Pizzarayne, Diktator India, salah satunya. Plato memutuskan untuk menelpon Pizzarayne. Jika ada yang tahu bagaimana menemukan dukun, itu pasti lah Diktator India. Melewatkan basa basi, Plato langsung ke tujuan.

“Oh Diktator India yg kuat, beritahu aku, bagaimana aku dapat menemukan dukun yg dipanggil Sham Po?? Dia memiliki elixir. Saya ingin mendapatkannya.”

Pizzarayne tidak pernah mendengardukun itu, tetapi dia berjanji untuk menelpon. Dia berjanji untuk mengirim SMS utk Plato dengan semua informasi yg bias dia dapatkansejak satu jam yg lalu, Plato memutuskan utk menyebutnya siang dan pergi ke hotel spa bintang 5 untuk tidur.

Keesokan paginya Plato terbangun oleh sinar amtahari yg cantik. Sebuah pemandangan yg menakjubkan menyambutnya di balkon. India pastilah memiliki pemandangan yg menakjubkan! Saat Plato menyeruput kopi paginya yg diantar oleh pelayanan kamar yg ramah, dia menerima pesan dari Pizzarayne:

“Hey Plato, saya memiliki informasi untukmu. Tampaknya itu dukun bangkrut. Saya menemukan diamana dia tinggal. Ada gang kecil di seberang pabrik senjata Q7 lokal. Pergi kesana dan lihat ada pemukiman penduduk. Dia tinggal di apartemen 23. Tetapi hati2, itu lingkungan berbahaya dengan banyak orang berbahaya. Semoga beruntung! –Rayne”

Sebelumnya Plato merasa bersemangat ketika Lana di pesta ulang tahun terakhirnya. Dan anak laki2 itu tertarik! Plato tidak berkecil hati dengan peringatan Pizzarayne. “Keberanian adalah mengetahui apa yg tidak untuk ditakuti”, Plato memberitahu bayangannya di depan cermin ketika dia berdandan.

Limosin dikendarai menuju pabrik senjata Q7 lokal dengan cepat dan Plato tidak banyak ingat tentang itu. Semua yg dapat dia pikirkan adalah kekayaan yg dia dapatkan dgn Obat Labu. Semua Gold dan Energy Bar tanpa batas. Sekarang itulah hidup!

Sebagai sopir pribadi Plato, ia melaju di sekitar pabrik senjata, Plato mulai mengerti ia memperingatkan tentang daerah ini. Jalanan dipenuhi karakter kelam. Akhirnya sopir menemukan gang yg disebutkan Pizzarayne di dalam pesannya.

“Tempat ini bukan untuk orang tampan seperti aku” piker Plato. Tetapi setelah beberapa kali menarik napas yg dalam dia keluar dari mobil, masuk ke gang dan mulai mendapatkan jalannya melalui kerumunan.

Menurut pesan, Plato harus mendapatkan apartemen 23. Tak satupun dari gubuk di depan gang tampak dihuni jadi dia terus berjalan. Satu yg jelas : Plato berdiri dan berkumpul dengan sedikit tatapan dari penduduk setempat. Terlepas dari tatapan itu yg berpikir Plato menjadi kekaguman dan rasa hormat. Pada saat itu ia berjalan secepat sandal tuanya mampu.

Setelah 10 menit mengembara dan mendorong orang di sampingnya, Plato akhirnya menemukan bangunan perumahan. Dia mendapatkan tangga berdecit yg menuju ke lantai 2 dan secepatnya mendapatkan apartemen 23. Dengan tangan gemetar, ia membunyikan bel pintu. Untuk gedung tua, cukup mengejutkan apartemen ini memiliki bel pintu. Dindingnya kotor dan bernoda. Sangat sulit untuk bernapas karena udara sangat pengap. Setiap detik menunggu terasa seperti seumur hidup. Ini sebenarnya pertama kali Plato meragukan cerita yg didengarnya. Apakah obat itu mitos? Bagaimana jika ada yg tidak beres dengan mantranya? Untuk sesaat dia memikir ulang dan pulang ke rumah, tapi janji masa depan yg kaya meyakinkannya untuk menunggu sedikit lebih lama. Plato mengetuk pintu dengan lembut dan membunyikan bel pintu lagi.

“Sham Po, apakah kamu disana? Ini Plato, tolong buka pintu!”

Seluruh bangunan seperti rumah hantu: sepi dan menyeramkan. Plato memutuskan untuk mencoba gagang pintu dan betapa terkejutnya ia, apartemen itu tidak terkunci. Dengan berdebar keberanian dan sedikit kurang sopan, Plato membuka pintu dan masuk

Lapisan debu tipis menutupi lantai. Apartemen terlihat sepi. Terlepas dari adanya sofa dan meja kecil, tidak ada perabotan lain. Ini tidak seperti tempat dimana seseorang dapat tinggali. Namun, seorang pria duduk di sofa. Dia menggunakan jubbah dan wajahnya tersembunyi oleh tudung.
Suara serak menyapa Plato:

“Saya sudah menunggu kamu, Plato. Sham Po, dukun terkuat di dunia baru, siap melayanimu.”

Setelah keraguan beberapa saat, Plato menyapa dukun dan mulai menjelaskan mengapa dia disitu. Kegugupan membuat Plato banyak bicara dan dia berbicara tanpa berhenti selama lebih kurang 10 menit. Selama monolog dia menjelaskan cerita dia mendengar tentang obat labu dan bagaimana perjalanannya ke India yg sangat jauh. Setelah Plato selesai, keheningan yg canggung mengambil alih ruangan untuk beberapa saat. Keheningan akhirnya pecah oleh dukun:

“Beri tahu aku Plato, apa yg akan kamu lakukan dgn semua kekayaan ?”

“Apa, pertanyaan yg mudah”, Plato mulai berpikir dan mendaftar semua hal yg diperlukan dari Gold. Daftar ini menampilkan banyak hal: liburan mahal, pabrik Q7 dan perhiasan mahal untuk Lana.

“Baiklah, saya punya sebotol Obat Labu untukmu. Tetapi kamu harus mengikuti instrusi saya dengan hati-hati.”

Sham Po menjelaskan Plato harus meminum sekaligus sebotol Obat Labu dan segera mengucapkan kata-kata untuk mengaktifkan mantra. Dukun menulis kata-kata di atas sepotong kertas tua dan menuangkan cairan di cangkir emas.Plato ragu.

“Apakah kamu yakin tentang ini? Cerita yg saya dengar sangat tegas: kamu harus membaca mantra di bawah sinar utara.”

Dukun memberitahu Plato cerita itu benar. Sejujurnya, peningkatan barunya Obat Labu dapat bekerja dengan mantra tanpa memperhatikan lokasimu.

Plato mengambil Obat Labu dengan tegas dan meminum semua sekaligus dari cangkir emas. Dia kemudian mengambil kertas dan membaca mantra dengan keras.

“Dlrow wen eht gnitnuah pots reven thgin eht fo redir eht yam. Desruc flesym eralced ybereh I, sdrow eseht gnitats yb.”

Apa yg terjadi selanjutnya tidak jelas. Untuk semua yg Plato ketahui, dia dibius atau diracuni. Untuk waktu yg lama dia tidak tahu.

Ketika Plato bangun, dia terikat di kursi. Itu gelap dan dia tidak bias melihat apapun. Dia pasti di semacam ruang bawah tanah, itu sangat dingin.

Setelah menunggu yg terasa seperti seumur hidup, akhirnya ada suara yg memecah keheningan. Suara berdecit pintu dibuka di suatu tempat. Itu masih terlalu gelap utk melihat apapun, ada semacam nyala yg dapat teridentifikasi dari jauh. Kamu juga dapat membedakan suara seperti gemerincing. Suaranya seperti melangkah dengan tumit, hanya bukan dengan kecepatan manusia. Suaranya semakin lama semakin nyaring. Seseorang atau sesuatu sedang mendekat.

Semakin lama cahaya semakin terang dan terang, Plato mendengar ringkikan. Itu kuda! Seseorang menaiki itu. Tapi siapa? Pada awalnya Plato tak bias melihat wajahnya, tetapi sesemakin mendekat kuda itu semakin sulit untuk menerima kenyataan. Tidak ada kepala yg terlihat!

Sebuah suara dingin bergema dari si pengendara dan membuat mengigil tulang Plato.
“Kirim salam utk ayammu.” Kuda Tanpa Kepala dating untuk mereka!”


*maaf jika translate kurang tepat
Terima Kasih



Bermimpilah karena sukses dimulai
dari mimpi dan cita-cita

Salam eRepublik
banis08

P.S. mohon divote, dicomment apalagi disubs dan diendorse
Kritik dan saran diterima dengan lapang dada