JAS MERAH

Day 1,888, 02:59 Published in Indonesia Indonesia by Wizuray


Hari itu tanggal 17 Agustus 1966, ini adalah pidato proklamasi terakhir dari sang proklamator. Namun inti pidato itu terasa sangat pas untuk diutarakan sekarang ini. JAS MERAH, begitu beliau memberi judul pidatonya. Apa itu JAS MERAH? JAS MERAH menurut Bung Karno, adalah kepanjangan dari Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah.


Gambar diambil dari kolomkita.detik.com

Semboyan itu memang bukan hanya omong kosong belaka. Semboyan itu dapat menjadi sebuah media instropeksi dan motivasi. Instropeksi bagi kita untuk menghadapi masa sekarang dan yang akan datang, dengan begitu kita dapat mengevaluasi segala kejadian dengan mendasarkan pengalaman dan catatan masa lalu. Motivasi untuk melecut kita menjadi lebih baik dibandingkan masa lalu. Disini proses belajar dan gagal saling menyatu dan menjadi pisau analisa terhadap tantangan yang ada.

Sejarah, menurut Ibnu Khaldun adalah pengetahuan tentang proses-proses berbagai realitas dan sebab-musababnya secara mendalam. Sejarah, mencatat semua proses dan realitas baik berupa keberhasilan maupun kegagalan. Dan ini, yang bisa kita jadikan dasar bagi kita untuk memandang masa depan. Kembali pidato Bung Karno pada saat itu dapat kita renungkan kembali, bahwa Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.

Membaca sejarah eIndonesia di eWorld zaman dahulu merupakan sebuah keharusan. Karena melihat dan memahami eIndonesia sekarang ini tak lepas dari sejarah masa lalu kita. Dan seharusnya kita dapat merumuskan kembali tujuan dan merapatkan kembali barisan kita ini. Kita seharusnya mulai melakukan sebuah konsensus Nasional mengenai apa yang harus kita tuju.

Dasar kita ber-eBangsa pun seharusnya mulai kita bentuk. Dasar tersebutlah yang akan menentukan role play kita di dunia erepublik ini. Dasar tersebut dapat berupa sebuah kumpulan aturan-aturan yang didalamnya terdapat sebuah konsep mengenai eIndonesia di masa yang akan datang.

Kondisi yang terjadi di eIndonesia sekarang ini karena kita tidak memiliki role play kita sebagai ebangsa dan ini menjadikan kita bingung menentukan arah, stuck dan tidak mengerti bagaimana seharusnya bertindak. Kebingungan tersebut menjadi kepanikan karena dari kita sendiri sebagai eWarga tidak memberikan sebuah solusi yang positif mengenai kondisi tersebut. Kita malah sibuk dengan role play kita sebagai ewarga, sibuk berdebat dan bergelut dengan hal-hal yang menjauhkan kita dari solusi permasalahan yang terjadi.

Kawan, perdebatan memang mengasyikan, melenakan bagi kita. Tetapi perdebatan itu menjadi sebuah kepuasan kala terdapat solusi didalamnya. Atau kita memang emanusia yang seperti dikatakan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, mengenai sejarah bahwa Yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman adalah manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya. Dan kita seperti cerita seekor keledai yang terus terperosok ke dalam lubang yang sama. Tanpa mau belajar dari pengalaman yang terjadi.

WE'RE NOT AFRAID!!, WE'RE INDONESIAN!!, Begitu kata-kata yang kita dengungkan. Melihat kondisi sekarang sepertinya tanda seru tersebut harus diganti dengan tanda tanya.

Ada rindu
Ada sesal
Ada juga cinta yang terus memburu
Aku terpental dari jagad yang telah lama kita kenal
Dari malam dan siang yang kita temui setiap harinya.