[STORY] Awas! Terkadang Kritik Itu Berbahaya Loh!
Sang Jahus Jarzani
Hail eIndonesia...!!!
Selamat Siang, Sore, Malam dan ataupun Pagi untuk eIndonesia...
Kritik adalah hal yang terkadang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena bisa melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, dan membangkitkan rasa benci. Melalui pengalaman-pengalamannya (B.F Skinner - Psikolog) bahwa seekor binatang yang diberi hadiah karena tingkah laku baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif, dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk. Hal yang sama juga berlaku pada manusia (di balik setiap Char pastinya manusia, kan?).
Dengan mengkritik, kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan seringkali malah menimbulkan rasa benci. Ada pepatah mengatakan “Kehausan kita akan persetujuan, sama besarnya dengan ketakutan kita terhadap kritik”. Rasa benci yang ditimbulkan oleh kritik kadangkala dapat menurunkan semangat kerja seseorang, dan tetap tidak memperbaiki situasi yang sudah dikritik.
Anda akan mendapatkan contoh-contoh tentang kesia-siaan dari kritik dalam ribuan halam sejarah. Sebagai contoh : pertengkaran antara Theodore Roosevelt dan Presiden Taft . Pertikaian yang memecah Partai Republik, yang menempatkan Woodrow Wilson di Gedung Putih, dan tercatat jelas sepanjang masa Perang Dunia. Pertama yang merubah arus sejarah. Mari kita lihat faktanya segera. Ketika Theodore Roosevelt melangkah keluar dari Gedung Putih tahun 1908, dia mendukung Taft, yang terpilih sebagai Presiden. Kemudian Theodore Roosevelt berangkat ke Afrika untuk berburu singa. Ketika dia kembali, dia meledak. Dia mengkritik Taft karena sikap konservatifnya, berusaha sendiri untuk mengamankan nominasi untuk masa pencalonan presiden yang ketiga kalinya, membentuk Partai Bull Mouse, dan semua hal lainnya kecuali menghapuskan G.O.P (Grand Old Party). Dalam pemilihan selanjutnya, Willian Howard Taft dan Partai Republik hanya mennag di 2 negara bagian (Vermont dan Utah). Kekalah paling besar yang pernah terjadi pada partai itu.
Theodore Roosevelt menyalahkan Taft, tapi apakah presiden Taft menyalahkan dirinya sendiri? Tentu saja tidak. Dengan berlinang air mata, Taft berkata: “Saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan”.
Siapa yang harus disalahkan? Roosevelt atau Taft? Terus terang, saya tidak tahu, dan saya tidak peduli. Hal penting yang saya coba ambil adalah kritik Theodore Roosevelt tidak membuat Taft mengakui bahwa dia salah. Kritik ini hanya mendorong Taft mempertahankan dirinya dan dengan mata berlinang mengulangi pernyataan: “Saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan”.
Begitulah sifat manusia (setiap Char pastinya manusia, kan?), mereka yang bersalah menyalahkan orang lain selain diri mereka sendiri. Kita semua seperti itu, baik Saya maupun Anda. Jadi, apabila Anda dan Saya tergoda untuk mengkritik seseorang, mari kita sadari bahwa kritik itu seperti Merpati Pos, mereka selalu kembali pulang. Mari kita sadari bahwa orang yang akan kita koreksi dan caci maki mungkin akan mempertahankan dirinya, dan mungkin (malah) membalas mencaci kita; atau, seperti Taft yang lembut, akan berkata: “Saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya kerjakan”.
“Jangan menghakimi, maka Anda pun tidak dihakimi”
“Jangan mengkritik mereka; mereka hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan kalu kita berada dalam situasi yang sama”, kutipan Abraham Lincoln.
Berdasarkan pengalaman pahit, menurut saya kritik yang pedas hampir selalu berakhir dengan sia-sia. Theodore Roosevelt pernah berkata bahwa ketika dia, sebagai presiden, dihadapkan dengan masalah besar, dia biasa bersandar sambil memandang lukisan besar Lincoln yang digantung di atas mejanya di Gedung Putih, lalu dia bertanya pada dirinya, “Apa yang akan dilakukan Lincoln kalu dia berada dalam posisi saya? Bagaimana dia akan memecahkan masalah ini?”
Anda ingin agar seseorang berubah dan memperbaiki sikapnya? Bagus! Hal itu boleh saja. Saya setuju dengan itu. Tapi mengapa tidak dimulai dengan diri Anda sendiri? Dipandang dari sudut diri sendiri, hal itu jauh lebih menguntungkan daripada berusaha memperbaiki orang lain, ya.... dan jauh lebih tidak berbahaya. “Jangan mengeluh tentang salju di atap rumah tetangga,” ujar Konfusius, “apabila serambi depan rumah Anda sendiri tidak bersih.”
Jika Anda ingin menimbulkan rasa benci yang mungkin akan bertahan dan menetap sampai mati, cobalah menuruti hati memberikan kritik yang tajam – betapapun yakinnya kita bahwa tindakan kita benar. Di saat kita berurusan dengan manusia (setiap Char pastinya manusia, kan?), mari kita ingat bahwa kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong.
Kritik pedas pernah menyebabkan salah seorang novelis terbaik dalam sejarah Inggris, menolak selamanya untuk menulis fiksi. Kritik telah membuat penulis puisi terkenal tersebut bunuh diri.
Tentu saja Anda bisa membuat seseorang memberi Anda jamnya dengan menodongkan pistol ke rusuknya. Anda bisa membuat para pegawai Anda mau bekerjasama dengan Anda dengan ancaman memecat mereka. Anda bisa membuat seorang anak melakukan apa yang Anda kehendaki dengan cambukan atau ancaman. Tapi metode - metode kejam ini sudah sama sekali tidak bisa diharapak bereaksi.
Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh dan hampir semua orang bodoh melakukannya.
Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya, dari cara dia memperlakukan orang kecil.
Sebagai ganti dari mencerca orang lain, mari kita coba untuk mengerti mereka. Mari kita berusaha mengerti mengapa mereka melakukan apa yang telah mereka lakukan. Hal tersebut jauh lebih bermanfaat dan menarik minat daripada kritik kejam; dan melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati (apakah sudah tidak ada lagi hati nurani yang tersisa?). "Untuk benar-benar mengenal semua, kita harus memaafkan semua."
Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya.
Tertanda,
Sang Jahus Jarzani
Pancasila Harga Mati!!!
Comments
Tiada PERTAMAX Diantara Pria !
gw gak setuju kalau kritik itu hal yang sia-sia....
zzzzz, sebenernya kritik vs frontal cs udah mau tenggelam karena pilpres. tapi TS malah buka kartu nih. zzzzz,,, no vote ah
harusnya diberlakukan waktu awal pemerintahan, dan dihapuskan setelah masa pemerintahan berakhir
CMIIW
Artikel yang bagus Jahus, dan semestinya bisa lebih diperjelas lagi supaya gak ada yang salah paham.
Mengkritik dengan cara yang gak anggun itu sama dengan mencela dan seperti yang kamu bilang kalo orang paling bodohpun bisa melakukannya. Yang membuat kritik susah diterima kalau menurutku lebih karena CARA PENYAMPAIANNYA dan diperparah jika pengkritisi TIDAK memberikan penyelesaian yang lebih baik. Akan lebih baik jika kita memberikan SARAN/MASUKAN.
@canester: pahami inti tulisannya.
VCSR.
VCS jahust maho \o/
zzzzz, sebenernya kritik vs frontal cs udah mau tenggelam karena pilpres. tapi TS malah buka kartu nih. zzzzz,,, no vote ah
===============================
liat makna dr tulisan ini.. ini bukan untuk menyerang sesuatu/orang/ kelompok tp buat jd bahan renungan buat kita smua..
setuju sama om al : )
Ketidak tahuan mungkin bukan musuh yang harus kita hina, tapi BEBAL adalah satu hal yang harus kita lawan.
Sangat aneh, ketika ketika kita berbicara tentang fakta kegagalan tanpa melihat adanya kesuksesan dibalik itu.
Gue gak setuju dengan pandangan TS yang menyatakan bahwa Kritik merupakan hal yg sia-sia. Walaupun didukung dengan beberapa kasus bahwa kritikan dapat membunuh. Semua ini cuman permasalahan SIKAP. Gue belum pernah baca atau dengar cerita adanya seorang pemimpin yg sukses tanpa dikritik. Tapi gue anggap TS udah membaca atau mendengar cerita tentang adanya seorang Pemimpin yang sukses tanpa adanya kritikan.
Kalo TS gak pernah baca atau dengar seorang pemimpin yg sukses tanpa adanya kritikan ? Segeralah bertobat nak !!
@Seongim: gw dah paham intinya...
tp pd dasarnya kritik itu bukan hal yang sia-sia...
cek komen atas si strangers... : D
@Om Canester : Trimaksih atas koreksinya, yg dimaksud yaitu "TERKADANG" sia-sia...
Td itu mau di EDIT, tp Internal Server Error Mulu . . .
Ni Komen jg daritadi susah banget..
#Modem XL
@canester: makanya perlu diperjelas lagi tulisannya Jahus. Lagian aku yakin kamu gak paham kalo belum ada komen dari strangers. : P
ada kritikus yg bebal, adapula orang yg di kritik yg bebal... mana yg lebih berbahaya?
meh... enak aje seongim : P
@SJJ: mangkanya pake Thr** xD
INTINYA G BOLEH MENGKRITIK...
STOP...
TUTUP MULUT KALEAN PAKE PLESTER
mereka yang bersalah menyalahkan orang lain selain diri mereka sendiri. Kita semua seperti itu, baik Saya maupun Anda. >>> intinya legowo, salah ya ngaku salah...
===================
Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh dan hampir semua orang bodoh melakukannya.
Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya, dari cara dia memperlakukan orang kecil.
==
kl sudut pandangnya d balik jadi kyk gini gmn :
==
Semua orang bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh dan hampir semua orang melakukannya.
Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti maksud kritikannya dan introspeksi diri.
Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya, dari cara dia memperlakukan orang kecil. dan...... seorang yg berjiwa besar mampu menanggapi dan menilai kritik yang bisa membuat dia lebih baik.
@Om neo_Ryan : Ouh Iya Om,,, mmm.... Trimaksih udah ngasih penceRahan.. : D
vote neoriannnn
tp susah kalau yg dikritik jg bebal
kalo pemimpin mengkritik orang2 yang bantuin kerjaannya ya bisa aja dengan cara kayak di atas,
cuma kalo target kritikan itu pemimpin tertinggi.... ya harus mampu mengambil nilai2 yang bermanfaat dari mulut pengkritik
dasar argumennya terlalu lemah, kk.
keep writing ^ ^
bisa disalah artikan argumennya...
nitip lapak gan, moga brmanfaat
http://www.erepublik.com/en/article/job-offer-yang-hampa-terasa-2206936/1/20
"perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf."
VCS
kayaknya lagunya iwan fals cocok nih..for both of you
"masalah moral masalah akhlak biar kami cari sendiri..urus saja moralmu urus saja akhlakmu"
kritik sehat yang kami mau
kalo kata Soekarno, proses revolusi itu ada 2:
menjebol dan membangun..
nah bagi yang udah menjebol, silahkan membangun..jangan cuman menjebol tanpa membangun itu namanya kake'ane, ndes! 😛
Makasih saran dan kritiknya.
This is My Story, What's Your Story?
lebih baik musyawarah, dari pada mengkritik.
karena musyawarah bisa mendapatkan satu suara. tapi kritik adalah suara individu atau sekelompok. maka diantara kelompok tersebut buatlah musyawarah agar dapat mufakat yang disetujui semuanya.
so untuk para pemimpin seringlah mengadakan musyawarah : )
This is My Story, What's Your Story?
Hail eIndonesia o7
setuju banget gw
kritik itu bahaya
seperti kritik sauki kemaren. malah jadi boomerang hehehe
Musyawarah itu pada dasarnya juga ajang adu kritik, tapi disampaikan dari kritikus yang paham dan mengerti inti dari suatu masalah/isu lalu didengarkan oleh yang dikritik dengan legowo/lapang dada untuk kemudian dicounter-argumen secara masuk akal. Dari adu argumen itu muncullah brainstorming yang positif.
Kenapa Positif?
karena saling kritik itu menghasilkan MAKSIMAL terobosan ide yang disetujui bersama(mufakat) dan dapat diimplementasikan secara riil atau kalau tidak, MINIMAL muncul respon positif dan rasa hormat antara mereka yang beradu pandangan.
Sayangnya gw liat sekarang ini jangankan kritik, komunikasi aja kurang antara individu2 dan kelompok2. 🙂
lebih bahaya mana sama negara yang gov nya diisi ama sekumpulan orang bebal?
Kalau ngga salah, dulu ada orang terkenal yang masa mudanya menjadi tukang kritik pedas terus2an melalui media, tapi kemudian sadar bahwa kalau hanya mengkritik saja, sedikit sekali yang bisa berubah.
Dia kemudian mengubah caranya dan bersumpah tidak akan pernah mengkritik lagi sepanjang hidupnya, dan kemudian menjadi salah satu presiden fenomenal dalam sejarah,
siapa ya namanya... ?
mmmm..
Ohya, Abraham Lincoln
@vers
gov bebal, karena negara cenderung bisa jadi totaliter
gw angkat tangan kalau udah totaliter dan gw ga merasa sedikitpun keuntungan dari ke-totaliter-an itu.
mending pensi
seekor binatang yang diberi hadiah karena tingkah laku baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif, dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk. Hal yang sama juga berlaku pada manusia
==========================================
Ah geblek... masa gw di samain sama binatang, dasar psikolog GILA
KOK ISI ARTIKELNYA KURANG LEBIH KYK KOMEN YG BIASA KITA BACA :
"KENAPA GA LO AJA JADI PRESIDEN"
im lost in translation x)
korelasi isi dan judul kurang pas
cethek n mbulet
spesialisasi nya sebelah mungkin ya artikel model begini
panjang tp g bedah jauh dgn kata "KENAPA GA LO AJA JADI PRESIDEN"
Mantab artikelnya.. Very Inspiring..
Ijin bookmark supaya bisa dibaca lagi di kemudian hari.. 🙂
Masih saja ada beberapa orang yang mempunyai Pemikiran Sempit
Kalau ngga salah, dulu ada orang terkenal yang masa mudanya menjadi tukang kritik pedas terus2an melalui media, tapi kemudian sadar bahwa kalau hanya mengkritik saja, sedikit sekali yang bisa berubah.
Dia kemudian mengubah caranya dan bersumpah tidak akan pernah mengkritik lagi sepanjang hidupnya, dan kemudian menjadi salah satu presiden fenomenal dalam sejarah,
siapa ya namanya... ?
mmmm..
Ohya, Abraham Lincoln
===
akhir hidupnya MATI dibunuh plato