SEMUA ADIL DALAM CINTA DAN PERANG

Day 2,993, 20:44 Published in Indonesia Indonesia by Setyo Sri P

Semua adil dalam cinta dan perang, pernah dengar kata itu? Yah saya mendengarnya sewaktu nonton film kartun. Tapi ga penting masalah kartunnya (karena saya muak nonton berita dan gosip) ada hal yang penting yang bisa diresapi dari kata itu, memang jelas itulah sifat orang kafir (karena kartunnya yang buat juga orang kafir) bahwa mereka benar-benar menghalalkan segala cara dalam hal cinta dan perang, walaupun secara buktipun mereka menghalalkan segala cara untuk setiap kegiatan yang mau mereka lakukan demi kepentingan sendiri.

Kata “menghalalkan segala cara” sebenarnya ga pantas untuk orang kafir (kasar? Enggak kok, Rasulullah SAW nyebutnya muslim dan kafir atau munafik jadi ga ada istilah NONI) guys, orang kafir ga kenal halal-haram karena itu istilah buat muslim, jadi sebenarnya kita ga perlu asing lagi bila banyak orang kafir yang menggunakan cara licik karena bagi mereka itu halal aja. Lalu bagaimana yang muslim? Nah ini baru perkara, dan perkara ini lebih besar daripada perkara korupsinya si Nazaruddin (Lebbehdotnet).

Muslim yang juga menghalalkan segala cara dengan banyak alasan apalagi alasan ampuh mereka “ yang haram aja susah apalagi yang halal”, lebih enaknya kita balas “ngebilangin kambing aja susah apalagi ngebilangin elu” (biar mereka merasa lebih rendah dari kambing) udah banyak kemungkinan orang yang mengaku muslim tapi bersifat seperti ini, dari yang ga pernah ngelanjutin ngajinya, mencontoh keadaan (kafir), sampai memang ga mau kalah dengan yang lain.


Rakyat Indonesia banyak yang tidak merasa bersalah karena ternyata pemerintah berbohong dalam penetapan 1 Syawal dengan dalil “itu dosa pemerintah, jadi pemerintah yang tanggung” loh dosa bisa di oper gini, bukan salah pemerintah semua, tetap aja yang mengikuti pemerintah juga berdosa, kenapa udah sampai kebenaran pada mereka tetapi mereka tetap saja lebih nurut sama pemerintah? “loh kan taat sama ulil amri”, ulil amri seperti apa? Masa pemerintah yang buat aturan hidup sendiri dan mengabaikan hukum Alloh di taati? Mana mungkin kita bisa taat sama orang yang sama Alloh ga taat? Belum lagi masalah Ambon yang polisi bilang bahwa itu kasus kecelakaan murni, mana ada kecelakaan murni banyak bekas tusukan? Berbohong! Berani banget bohongin rakyat!

Sebenarnya itu hanya sedikit contoh bagaimana orang hidup mengikuti kehidupan orang kafir, yang bener aja guys, islam tidak menyediakan tempat yang bagus untuk orang yang hidupnya setengah-setengah, jadi setengah ikut islam tapi setengah ikut kafir, Alloh udah menegaskan agar setiap muslim itu masuk islam secara menyeluruh (coba buka Al-Baqarah:20😎 jadi ga boleh masuk setengah-setengah, contohnya sholat jalan tapi melegalkan pelacuran dan minuman keras dengan peraturan yang dibuat sendiri, dan yang penting bayar pajak! What the…

Masih berani setengah-setengah buat masuk islam?, masih sholat tapi masih juga ciumin pacar? Masih puasa tapi ga mau terapnya hukum Alloh di Indonesia? Mau tobatnya entar kalo udah tua? Yang bener aja guys, mau jadi tandingan Alloh dengan mudahnya netapin tobatnya entar tua, tau darimana kita hidup sampai tua, jadi kesimpulannya orang yang masih berfikir untuk tobat waktu entar udah tua maka dia pengen jadi tandingan Alloh karena udah berani nentuin umurnya sendiri, mau jadi tandingan Alloh?

Tobat ga nunggu entar dan ga ada istilah setenagh islam setengah kafir, kalau muslim melakukan maksiat dan ga batal syahadatnya maka dia tetap muslim, tapi kalo muslim melakukan sesuatu yang membatalkan syahadatnya, mau ngakunya muslim tetap aja dia kafir, sampai dia bertobat dan meninggalkan perbuatan yang buat dia kafir. Hati-hati guys jangan sampai kita membatalkan syahadat kita tanpa sadar, makanya cari tau apa aja yang bisa membatalkan syahadat kita, seperti kentut, mau sholat tungang-tungging ampe jidat hitam kalo udah ketut gag sah sholatnya, apalagi udah ga islam, mana diterima.

Kalau masalah perang, yah seperti kata idola kita “perang adalah tipu daya” jadi selama taktik yang dilakukan itu tipu daya sah aja kok, tapi ga ada “cinta adalah tipu daya” jadi dalam masalah cinta jangan di praktekkan, kalo di praktekkin jadinya nyontoh ama orang kafir, kalo kita nyontoh orang kafir berarti kita termasuk golongan orang kafir, kalo masuk golongan kafir jadi tempat terakhirnya juga sama dengan orang kafir yaitu di ne…nera… ah serem nyebutnya.

Jadi ayo jangan setengah-setengah dalam melakukan sesuatu, orang sukses itu fokus terhada sesuatu jadi mereka bisa sukses, muslim yang fokus menjadi muslim (bukan berarti ga pernah salah) akan berhasil dengan janji Alloh (Surga) dan orang kafir yang fokus jadi kafirpun juga sukses dengan janji Alloh (tau sendiri apa) jangan-setengah setengah karena orang setengah-setengah akan cenderung ke yang buruk, rugikan, udah coba beramal tapi bermaksiyat malah dimasukin ke tempat yang buruk, hiiiyyy… tetep Allohlah penentu semuanya, mana mungkin Alloh memberikan tempat yang baik untuk kita kalau kita ga “merayu”-Nya. Abis dirayu jangan sering dikhianati yah! Yaa Alloh berilah kekuatan kepada kami agar Istiqomah dijalan-Mu Aamiin…