Join the new world

Aku bahagia kamu tlah kembali lagi di dalam kehidupanku, walaupun kadang ada sesuatu yang berubah dari kamu tapi aku yakin perubahanmu itu takkan membuatmu lupakan diriku. Aku merindukan kebersamaan kita dulu, saat dimana kita sedang duduk bersampingan dan menghiraukan guru yang sedang memberi materi. Aku sangat rindu saat kita meminta izin ketua kelas untuk pergi kebelakang, padahal nyatanya kita pergi ke kantin. Aku rindu saat guru bahasa inggris sedang menjelaskan tentang grammar dan kita asyik dengan earphone kita untuk mendengarkan lagu dari band favorit kita berdua. Kadang aku berharap hal seperti itu bisa terulang kembali, tapi rasanya tidak mungkin. Jangankan bisa duduk bersampingan, merencanakan jadwal bertemu saja kita susah. Ya, maklumlah. Kita sudah mempunyai urusan masing-masing dan tanggungjawab masing-masing. Kamu sibuk dengan kehidupanmu yang sekarang, sedangkan aku? Sibuk memikirkan kapan lagi bisa bertemu kamu. Kadang aku berkata didalam hati, “Mungkinkan dia lupa padaku?” . Disisi lain aku takut, aku takut kamu berubah seperti kemarin lagi. Mengingat kamu memperbaiki hubungan pertemanan kita yang telah retak karena kamu mempunyai masalah dengan dia. Tidak jarang hatiku berkata, “Apa jangan-jangan aku hanyalah pelampiasanmu karena hubungan pertemananmu dengan dia retak?” Tapi, pikiranku membantah kata hatiku. Entah kenapa, aku sangat yakin bahwa kamu benar-benar berniat memperbaiki hubungan pertemanan kita. Sejujurnya, aku ingin kita bisa berteman seperti dulu lagi. Tapi aku egois jika keinginanku itu kusampaikan padamu. Aku sadar, aku tau diri. Mana mungkin kamu mau berteman denganku seperti dulu lagi? Dari aku yang menginginkanmu kembali.