[RENUNGAN] Bacaan Ringan Mengenai Sebuah Ketidaksetujuan Akan Suatu Hal !

Day 1,906, 01:21 Published in Indonesia Indonesia by Sang Jahus Jarzani
Bersatu dan Bersama Meraih Kejayaan



Hail eIndonesia...!!!

Selamat Siang, Sore, Malam dan ataupun Pagi untuk eIndonesia...



Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran mengenai bagaimana mencegah rasa tidak setuju agar tidak menimbulkan perdebatan yang tidak sehat.

Sambut baik rasa tidak setuju itu. Ingatlah slogan, “Apabila 2 mitra selalu setuju, salah satu dari mereka tidaklah diperlukan.” Kalau ada beberapa hal yang belum Anda pikirkan, bersyukurlah kalau itu diberitahu kepada Anda. Mungkin ketidaksetujuan ini merupakan kesempatan Anda untuk dikoreksi, sebelum Anda membuat kesalahan serius.

Jangan percaya pada kesan pertama naluri Anda. Reaksi alami kita yang pertama dalam sebuah situasi yang tidak mengenakkan adalah menjadi defensif. Hati-hati. Tenanglah dan perhatikan reaksi pertama Anda. Mungkin itu bagian Anda yang terburuk, bukan Anda yang terbaik.

Kendalikan kemarahan Anda. Ingat, Anda bisa mengukur besarnya seseorang melalui hal-hal yang membuatnya marah.

Dengarkan dulu. Beri kesempatan lawan Anda untuk berbicara. Biarkan mereka selesai berbicara. Jangan menolak, mempertahankan diri atau berdebat. Semua itu hanya akan mempertinggi tembok penghalang. Berusahalah membangun jembatan pengertian. Jangan membangun penghalang yang lebih tinggi dari kesalahpahaman.

Cari bidang-bidang kesepakatan. Kalau Anda sudah mendengar perkataan lawan Anda, pikirkan dulu pokok-pokok atau bidang-bidang yang Anda setujui.

Jujurlah. Cari wilayah-wilayah dimana Anda bisa menerima kesalahan, dan sampaikan hal itu. Minta maaf atas kesalahan Anda. Hal ini akan membantu melucuti senjata lawan dan mengurangi sikap defensifnya.
Berjanj ilah untuk memikirkan ide-ide lawan Anda dan pelajari ide-ide tersebut dengan seksama. Dan lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Lawan Anda mungkin benar. Lebih mudah seperti ini dan jangan sampai lawan Anda bisa berkata: “Kami sudah berusaha menyampaikan pada Anda, tapi Anda tidak mau mendengarkan.”

Berterimakasihlah kepada lawan Anda dengan tulus atas minat-minat mereka. Siapapun yang mau meluangkan waktu untuk menyampaikan ketidaksetujuan dengan Anda berarti dia berminat dalam hal yang sama seperti Anda. Pikirkan mereka sebagai orang-orang yang ingin menolong Anda, dan Anda mungkin bisa menjadikan lawan Anda sebagai kawan.

Jangan terburu-buru bertindak, beri waktu kepada kedua belah pihak untuk memikirkan masalahnya. Lakukan perbincangan di lain hari (besok atau setelahnya), ketika semua fakta bisa disampaikan. Ajukan pertanyaan sulit ini kepada diri Anda sendiri.

Mungkinkah lawan saya benar? Sebagian benar? Adakah kebenaran dalam argumen mereka? Apa reaksi saya untuk menyelasaikan masalah, atau apa itu hanya menghasilkan frustasi? Apakah reaksi saya akan membuat lawan saya semakin menjauh, atau bisa menarik mereka lebih dekat dengan saya? Apakah saya kan menang atau kalah? Jika saya berdiam diri saja dalam masalah ini, apakah rasa tidak setuju itu akan meledak? Apakah situasi sulit ini merupakan kesempatan bagi saya?

“Salah satu cara memperoleh manfaat sepenuhnya dari perdebatan adalah menghindarinya.”


Analogi :
Ada sepasang Suami Istri, tidak peduli betapa marahnya satu sama lain. Apabila seseorang dari mereka berteriak, yang lain harus mendengarkan – karena apabila 2 orang yang berteriak, tidak akan terjadi komunikasi, yang terdengar hanyalah suara berisik yang semrawut.”



Anda dapat mengatakan kepada orang lain bahwa mereka salah, dan jika Anda menyampaikan kepada mereka bahwa mereka salah, apakah Anda bisa membuat mereka setuju dengan Anda? Tidak akan pernah! Hal itu malah akan membuat mereka ingin memukul balik. Dan cara seperti itu tidak akan pernah membuat mereka ingin mengubah pikirannya.

Jangan pernah memulai dengan mengatakan ”Saya akan buktikan sesuatu pada Anda.” Cara itu sungguh buruk. Itu sama saja mengatakan: “Saya lebih pintar dari Anda. Saya akan sampaikan satu atau dua hal, dan membuat Anda mengubah pikiran Anda.” Itu sebuah tantangan. Itu malahan membangkitkan perlawanan dan membuat si pendengar / pembaca ingin melawan Anda, bahkan sebelum Anda memulai pertempurannya.

Memang sulit, bahkan dibawah kondisi yang paling ramah sekalipun, untuk merubah pola pikir (pikiran) seseorang. Jadi, mengapa harus membuatnya semakin sulit? Mengapa Anda membuat cacat diri Anda sendiri?

Kalau Anda hendak membuktikan apapun, jangan buat seorang pun mengetahui hal itu, bijaksanalah, sehingga tidak ada yang tahu bahwa Anda melakukannya. Seperti pepatah mengatakan:

Orang harus diberi pelajaran dengan cara seolah-olah Anda tidak mengajarinya, Dan hal-hal yang tidak diketahui diajukan sebagi hal-hal yang terlupa.”

Karena kita tidak bisa mengajarkan apapun pada seseorang; kita hanya bisa membantunya menemukannya sendiri dalam dirinya.

Berusahalah lebih bijaksana daripada orang lain kalau bisa; tapi jangan katakan itu kepada mereka.

Saya hanya tahu satu hal, yaitu saya tidak tahu apapun.

Jika seseorang membuat suatu pernyataan yang menurut Anda salah, walaupun Anda tahu bahwa itu salah, bukankah lebih baik memulainya dengan mengatakan: “Baiklah, menurut saya hal ini adalah sebaliknya, namun mungkin saja saya salah. Dan kalau saya salah, saya ingin diperbaiki. Mari kita menelaah hal tersebut.”

Anda tidak akan pernah mendapat kesulitan kalau Anda mau mengatakan kemungkinan Anda pun bisa salah. Cara itu akan menghentikan semua perdebatan dan mengilhami lawan Anda untuk menjadi sama adil, terbuka dan berpikiran luas seperti Anda. Ini akan membuatnya ingin juga mengakui bahwa dia mungkin juga salah.

Kalau Anda tahu dengan pasti bahwa seseorang salah, kemudian Anda dengan gamblang mengatakan hal itu, apa yang terjadi?

Hanya sedikit orang yang berpikir logis. Kebanyakan dari kita berprasangka. Sebagian besar dari kita dirusakkan oleh pendapat yang sudah terbentuk sebelumnya, oleh rasa iri, curiga, takut, cemburu dan angkuh.

Salam Sejahtera,

Sang Jahus Jarzani



PANCASILA HARGA MATI !!!