HIKAYAT KADIROEN (11)

Day 3,004, 05:21 Published in Indonesia Colombia by kerikil

selamat malam para pembaca sekalian,
tak ada salahnya kita bernostalgia membaca cerbung hikayat kadiroen, selamat menikmati karya lawas dari seorang tokoh masa lalu.

"HIKAYAT KADIROEN"
KARYA : SEMAOEN


ceritera ini akan di update sampai tamat inshaALLAH setiap 2 hari sekali.

...sedikit obat bagi jiwanya yang sakit dan terguncang keras......

Bab III
Terjepit


Perihal jiwa Kadiroen yang tergoda, luka, dan sakit itu pun tidak bisa ia katakan kepada kedua orangtuanya. Karena ia sudah berjanji pada Ardinah untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun. Bahwa orang tua Kadiroen amat bahagia menyambut kedatangan anaknya yang membawa kabar, bahwa ia sudah naik pangkat menjadi wedono, itu pun tidak usah diceritakan lagi di sini.

Orangtua Kadiroen mengerti bahwa anaknya kini sudah berumur lebih dari 24 tahun. la bertanya kepadanya apakah ia sudah ingin menikah. Tetapi Kadiroen menjawab “belum”. Memang sudah biasanya orangtua dari seorang perjaka bertanya apakah anaknya sudah ingin kawin. Dan kalau sudah ingin maka lalu orangtuanya kemudian mencarikan istri. Kadiroen ingin menyimpang dari adat kebiasaan seperti itu. Karena ia belum bisa menentukan, apakah ia bakal mencintai istri yang dicarikan oleh orangtuanya itu. Dan kalau umpama tidak cinta, tentunya akan menyusahkan orangtuanya juga. Kadiroen hanya mau kawin dengan seorang perempuan yang ia pilih sendiri. Ia memilih berdasar atas rasa cinta. Coba Ardinah belum mempunyai suami, tentu ia akan minta kawin dengan Ardinah. Tetapi sekarang hal itu tidak mungkin. Ketika Kadiroen ditanya oleh orangtuanya mengenai perkawinan, jiwa Kadiroen saat itu sedang hancur, jadi tentu saja ia tidak ingin kawin. Kadiroen berharap, sehabis cuti 14 hari itu, selanjutnya ia akan meninggalkan Ardinah selamanya. Sebab tempat tinggal Kadiroen sebagai wedono sangat jauh dengan Ardinah. Ia berharap jiwanya akan sembuh dan tidak lagi teringat kepada Ardinah. Tetapi siapa akan bisa melupakan cinta sejati? Cinta sejati hanya datang sekali dalam hidup manusia, dan seumur hidup rasa cinta itu tidak akan hilang bekas-bekasnya dan dilupakannya. Lelaki bisa jatuh cinta lagi dengan perempuan lain - dan sebaliknya - tetapi, sifat dan rasa hatinya terhadap cinta yang kedua itu akan sangat berbeda dengan cinta yang pertama. Oleh karena luka jiwa cinta pertama yang tak tergapai itu, seumur hidup masih ada bekasnya dan sering pada suatu saat nanti akan teringat lagi. Begitupun kenyataannya pada diri Kadiroen. Pasal ini akan diceritakan dalam lain bagian di belakang nanti.

Sehabis cuti, Kadiroen pergi ke ibukota Distrik Rejo. Ia mengambil alih pekerjaan wedono yang ia ganti. Wedono yang lama adalah seorang pejabat yang sudah sangat tua dan tergolong kolot. Tetapi amat baik hatinya dan selamanya berusaha memakmurkan kehidupan rakyat. Karena sudah tua, maka ia minta pensiun. Sewaktu wedono tua habis menyerah-terimakan jabatannya kepada Kadiroen sebagaimana kebiasaan yang berlaku maka ia minta waktu berbicara sendirian dengan Kadiroen.
"Dinda, saya seorang pejabat tua. Saya sangat mencintai rakyatku. Karena itu saya sangat susah, karena terpaksa harus meninggalkan pekerjaan saya ini. Saya bilang terpaksa karena rupa-rupanya saya sudah tua dan sudah tidak bisa lagi menyesuaikan dengan kemajuan zaman sekarang. Itulah sebabnya, bagaimanapun usaha saya memakmurkan kehidupan rakyat, tetapi tambah lama justru menjadi tambah miskin rakyat yang saya pimpin, yang sudah kuanggap sebagai anak-anakku sendiri itu. Sesungguhnya, dahulu rakyat yang saya pimpin menurut kehendak Gupermen dapat hidup mulia lahir-batin. Sekarang ternyata tambah miskin dan hidup kesusahan. Selain itu, perilaku rakyatku yang dahulu begitu baik dan halus, sekarang semuanya sudah berubah. Saya sudah lama mencoba memperbaiki hal ini. Tetapi semua usaha saya tidak berhasil. Karena itu saya merasa ketinggalan dengan kemajuan zaman sekarang ini. Maka saya minta pensiun, supaya bisa menyerahkan jabatan kepada yang lebih muda dan bisa menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Saya mengharap dan selalu mendoakan kepada Dinda Kadiroen, berusahalah yang keras untuk menjaga keselamatan kehidupan rakyat di sini."

Kadiroen mendengarkan petuah-petuah bijak dari seorang wedono tua itu dengan perasaan hormat dalam hatinya. Muka wedono tua itu, dan rambutnya yang seluruhnya sudah hampir memutih, dapat meyakinkan semua orang muda untuk dapat mempercayai dan menghormatinya seperti hormatnya cucu kepada kakeknya. Memang, di antara pejabat kuno, ada banyak yang dengan tulus ikhlas mencintai rakyatnya. Hanya karena mereka memerintah dan mengatur semua hal, menurut aturan dan adat yang sudah kuno - sedang semakin lama zaman terus berubah - maka para pejabat tersebut lalu tidak bisa lagi menyesuaikan dengan kemajuan zaman baru. Itulah sebabnya, mengapa sering terjadi perselisihan dengan rakyat pada zaman baru itu. Dan para pejabat-pejabat yang kuno, meskipun maksud hatinya menurut keyakinannya begitu baik untuk rakyat, tetapi wedono yang budiman tersebut minta segera pensiun karena mengerti akan hal ini.

Adapun ibukota dari Distrik Rejo bernama Rejo juga. Distrik itu dibagi menjadi empat bagian, yaitu empat onderdistrik yang diperintah oleh empat asisten wedono. Sekarang Kadiroen mesti menjadi kepala dari keempat onderdistrik itu. Kadiroen ingin memerintah dengan adil dan betul. Artinya, memerintah begitu rupa, supaya semua rakyat di situ hidup selamat dan berkecukupan. Karena Kadiroen sudah mendengar dari wedono tua bahwa rakyat di situ boleh dibilang miskin dan susah hidupnya, berlainan dengan zaman dahulu. Itulah sebabnya Kadiroen terlebih dahulu ingin mendapat keterangan yang secukupnya mengenai hal-hal di bawah ini:

1. Kehidupan rakyat di situ apakah sudah berkecukupan dan selamat, serta usaha yang bagaimana serta apa penghasilannya dahulu sehingga bisa berkecukupan?
2. Sekarang bagaimana kehidupan rakyat, bagaimana usaha hidupnya dan bagaimana serta apa penghasilannya?
3. Apakah ada perubahan antara dahulu dengan sekarang, dan apakah perubahannya, sehingga memiskinkan kehidupan rakyat?
4. Apakah ada hal-hal lain yang sudah membikin mundurnya keselamatan rakyat?

Untuk keperluan ini, maka Kadiroen secepat-cepatnya memanggil empat asisten wedono yang ada di bawah kekuasaannya untuk mengadakan rapat. Di situlah masalah-masalah tadi diurus. Asisten Wedono A menerangkan bahwa ia baru satu tahun memerintah di daerah itu. Jadi kurang mengetahui asal usul zaman dahulu. Asisten Wedono B baru dua tahun, jadi jawabannya seperti jawaban A. Begitupun C. Hanya Asisten Wedono D yang sudah lima belas tahun memerintah di wilayahnya. Lalu ia menerangkan hal yang berlainan dengan keterangan wedono yang baru pensiun. Ia mengatakan bahwa onderdistrik yang diperintahnya, dahulu rakyatnya bodoh-bodoh, miskin sebab hidupnya hanya bertani saja. Sekarang hidupnya cukup, kepandaian mencari uang bertambah dan bisa bekerja sebagai kuli pabrik dan sebagainya. Jadi betul kalau zaman dahulu dibanding dengan sekarang memang sudah mengalami perubahan besar. Tetapi perubahan itu menjadikan semakin majunya kehidupan rakyat. Ia mengatakan bahwa semua itu Asisten Wedono D-lah yang telah mengusahakannya.

Kadiroen belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dari rapat yang pertama itu. Karena itu, ia membikin keputusan bahwa semua asisten wedono wajib mengumpulkan semua lurah yang ada di desanya. Adapun setiap lurah wajib membawa seorang tetua desa dari desanya sendiri. Kumpulan itu wajib diadakan di pendopo asisten wedono masing-masing. Dan di situ Kadiroen akan turut hadir untuk mengurusnya.
Tiada berapa lama Kadiroen datang ke onderdistrik Asisten Wedono A. Di sana sudah kumpul para lurah dan tetua-tetua desa. Kadiroen tahu bahwa orang kecil menghadap priyayi atau pejabat besar, selamanya mereka merasa takut dan tidak berani berkata berterus terang dalam hal-hal yang sekiranya akan bikin repot atau banyaknya pekerjaan pejabat. Orang kecil takut mendapatkan marah dan dikatakan rewel. Karena itu, dalam membuka permusyawaratan tersebut Kadiroen berpidato begini:

“Sahabat para lurah dan semua tetua desa yang berkumpul di sini saya mengajak kalian semua untuk musyawarah di sini, tidak untuk mendapatkan keterangan berdusta. Saya mempunyai maksud, memakmurkan orang kecil yang ada di dalam wilayah distrik saya, saya perlu mengetahui lebih dahulu hal ihwal rakyatku. Dan jika saya sudah mengerti, tentulah bisa berusaha guna memakmurkan rakyat semuanya. Kalau rakyat hidupnya susah, tentu saya akan turut susah. Dan karena itu, siapa dari kalian yang saya tanyai sesuatu, jangan takut berkata dengan berterus terang apa adanya. Siapa yang menjawab dusta, maka ia saya pandang rewel dan ingin membikin susah saya. Jelas?"

"Inggih bendoro!" kata mereka bersama-sama. Perkataan Kadiroen di atas tadi, rupa-rupanya menyenangkan semua yang datang. Dan kelihatannya mereka tidak akan takut menerangkan semua hal ihwal desanya. Kadiroen tahu, biasanya orang kecil takut kepada lurahnya. Oleh karena itu, terlebih dahulu ia meminta semua keterangan dari para tetua desa. Sesudah itu baru dari lurah-lurahnya. Adapun keperluannya, supaya rakyat sendiri yang akan menerangkan sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Jangan hanya mengikuti keterangan dari lurahnya saja. Kadiroen sering mendengar ada lurah yang mengatakan bahwa hal-hal yang ada di desanya telah baik, sedangkan sesungguhnya tidak demikian. Mereka hanya ingin mendapat pujian dalam pangkat dan pekerjaannya. Oleh karena itu, Kadiroen memandang kurang cukup kalau hanya mendapatkan keterangan dari lurah-lurahnya saja. Tetapi, ia mesti dapat keterangan dari tetua penduduk desa setempat. Itulah sebabnya, mengapa Kadiroen mengundang para tetua desa dalam musyawarah tersebut, dan mereka dimintai keterangan lebih dahuIu. Rapat di wilayah Onderdistrik A itu berlangsung cukup lama. Dan Kadiroen mendapat keterangan yang singkatnya sebagai berikut.

1. Pada zaman dahulu, jadi waktu sedikit kuno, kehidupan rakyat memang tenteram dan berkecukupan. Hampir semua mempunyai kerbau, sapi, rumah, lumbung dan sebagainya. Karena kehidupan yang cukup itu, maka di desa menjadi selamat, aman dan tenteram. Pada saat itu jenis usaha kehidupan rakyat hanya sedikit macamnya dan gampang. Yang laki-laki sebagian besar menjadi petani, ada satu-dua menjadi dukun, tukang kayu, tukang besi, tukang emas, dan pertukangan lain-lainnya. Mereka semua bekerja dengan bebas untuk keperluannya sendiri-sendiri. Yang perempuan membantu lelakinya dengan menanam, memotong, mengetam padi, membatik, berjualan hasil bumi ke pasar dan sebagainya. Sedang anak-anak biasanya membantu orangtua memelihara hewan-hewan ternak. Hasil bumi biasanya berupa padi, ketela, jagung dan sebagainya.

2. Sekarang kehidupan penduduk banyak yang berkesusahan. Banyak yang tidak mempunyai kerbau dan ternak lagi. Hanya satu-dua yang masih bisa mempunyai lumbung. Memang, hampir semua masih mempunyai rumah sendiri-sendiri. Tetapi, banyak yang mempunyai pinjaman pada orang-orang mindring. Itulah sebabnya, desa sekarang menjadi tidak aman lagi. Lalu banyak orang jahat seperti pencuri, perampok dan sebagainya. Jenis usaha kehidupan rakyat ada banyak, misalnya menyewakan tanah pada pabrik gula - dalam distrik wilayah Kadiroen ada empat pabrik gula - dan juga bisa menjadi kuli atau buruh pabrik. Semua orang laki-laki, perempuan dan anak-anak ada satu-dua yang masih menjadi tukang-tukang tersebut sebagaimana disebut di atas dan masih banyak yang bertani di sawah untuk keperluannya sendiri. Sedang yang tidak punya pekerjaan sekarang bisa gampang mendapat pekerjaan di kota-kota atau di tempat-tempat lain. Pendek kata jenis usaha kehidupan rakyat atau pekerjaan lahirnya itu tidak kurang. Meskipun ada suatu masa di mana dalam satu tahun ada banvak orang yang tidak mendapat pekerjaan sama sekali. Selain itu, bedanya zaman dahulu dengan sekarang, yaitu hasil rakyat zaman dahulu berupa hasil-hasil pertanian, sekarang hasilnya berupa uang.

3. Jadi nyata ada banyak perubahan yang kentara secara lahiriah, yaitu perubahan kemunduran alias kaya menjadi miskin. Perubahan yang besar lagi, bahwa dahulu rakyat dapat penghasilan dari tanah, sekarang uang. Menurut kenyataan tersebut ini, maka hampir semua orang merasa mengalami kemunduran. Tetapi jarang yang mengetahui apa sebabnya bisa mengalami kemunduran itu.

4. Begitupun dengan lurah-lurah dan para tetua yang berkumpul di Onderdistrik A, sama, tidak ada yang bisa menjelaskan sebab-sebab kemunduran itu. Dan hanya berkata bahwa hal itu sudah zamannya atau takdir.

Di hari kedua dan ketiga, Kadiroen berbuat hal yang sama seperti di Onderdistrik A. Mencari tahu keadaan di Onderdistrik B dan C. Tetapi kesimpulannya sama saja seperti di Onderdistrik A. Pada hari yang keempat Kadiroen datang di Onderdistrik D, yang oleh asisten wedononya dikatakan bahwa keadaan rakyatnya di wilayah itu sekarang semakin makmur ketimbang dahulu.

Bersambung....

Sampai jumpa di episode berikutnya