FRONTAL ADALAH FENOMENA DAN AKAN TETAP MENJADI FENOMENA

Day 1,402, 21:14 Published in Indonesia Indonesia by si petung
SALAM FRONTAL

Artikel ini saya buat sebagai klarifikasi dan apresiasi atas artikel kepedulian terhadap Frontal yang diterbitkan oleh Saudara o0n3m00o. Artikel ini adalah murni pandangan pribadi saya dalam melihat arah dan perkembangan Frontal sejak berdiri hingga sekarang.

Partai Front Pancasila didirikan pada 26 Desember 2009 oleh kuple, ojie, Don Yuyu, dan Anies Baswedan (selalu menolak disebut sebagai 4 maho). Sebagai partai yang didirikan oleh orang-orang yang belum berumur 2 bulan sama seperti saya, membuat saya tertarik untuk berdiskusi dengan mereka. Kesan diskusi yang saya dapat saat itu adalah sebagai berikut:

1. Partai ini didirikan karena keprihatinan atas praktek politik sapi di eIndonesia.
2. Partai ini didirikan sebagai pembelajaran politik bersih, jujur, dan bertanggungjawab bagi newbie saat itu.
3. Partai ini didirikan sebagai wadah komunikasi/pemersatu antar golongan, mau kiri kanan atas bawah depan belakang. Selama Anda mau bersumbangsih untuk eIndonesia.
4. Pendiri partai ini adalah mantan anggota ABeRI. Tanpa bermaksud meragukan nasionalisme teman-teman yang tidak bergabung dengan ABeRI, namun menurut saya (saat itu) kecintaan anggota ABeRI kepada eIndonesia tidaklah diragukan.
5. Sebelum mendirikan Frontal, pendiri partai ini ada yang bergabung dengan PKS, Golkus, dan saya sendiri dari PReI yang notabene adalah partai-partai beraliran kanan.

Sebagai partai yang baru berdiri dan anggotanya newbie semua, kami kesulitan kepada siapa kami belajar berpolitik? Saat itulah kami dekat dan berterima kasih kepada petinggi PRM yang sudi meluangkan waktunya di room #frontal untuk jadi tempat kami bertanya. Mungkin karena latar belakang partai para pendiri Frontal dan kedekatan dengan PRM saat itu yang membuat kami mendapat image sebagai partai kanan seperti yang Saudara o0n3m00o dan teman-teman lain pikirkan. Sebagai klarifikasi, Frontal tidak pernah mendeklarasikan dirinya sebagai partai kanan. Kami memilih jalan sebagai partai tengah dengan tujuan sebagaimana yang saya sebut di poin ketiga. Karena itu kami selalu membangun hubungan baik dengan partai manapun dan disaat yang sama berusaha kritis atas kebijakan dan tindakan yang diambil oleh partai manapun atas dasar satu kepentingan, kepentingan eIndonesia. Karena mimpi kami sama seperti mimpi teman-teman semua, eIndonesia bersatu.

Sambil terus belajar berpolitik, kami aktif menyuarakan opini partai lewat media. Penentangan terhadap politik sapi, pembuatan artikel pembelajaran untuk sesama newbie, saran dan kritik kepada pemerintah, respon atas keadaan politik dalam dan luar negeri, dan lainnya. Kesibukan RL yang menyita 18 jam waktu saya, membuat saya mengundurkan diri dari hingar bingar politik partai saat itu. Sampai kemudian saya terkejut melihat jumlah anggota Frontal yang melebihi 100 orang. Saya senang karena opini yang kami dengungkan mendapat sambutan dari teman-teman, tapi ternyata jauh panggang dari api. Masuknya anggota baru ternyata adalah kumpulan sapi yang dipimpin sesama sapi jacquimo untuk melakukan take over terhadap Frontal. Partai yang mengkampanyekan politik anti sapi di take over oleh oknum yang gerah dengan suara kami, menggunakan sapi pula. Ironis. Saat itulah kami merasa diajari bagaimana realitas politik di eIndonesia sesungguhnya (terima kasih kepada Golkus yang menyediakan tempat bernaung sementara).

Di take overnya partai kami tidak menjadikan langkah kami surut. Usaha nyata demi eIndonesia yang lebih baik tetap kami tunjukkan dengan berbagai cara. Dan kamipun belajar dengan tubuh kami sendiri untuk mengenal apa itu kerjasama, pengorbanan, dikhianati, fitnah, manuver, amarah, senang, kemenangan, dan yang terpenting.. dagelan politik. Desember 2010 genap setahun umur Partai Front Pancasila, dan kami melakukan introspeksi atas upaya yang telah dilakukan setahun belakangan. Hasilnya tidak terlalu memuaskan. Praktek politik sapi tetap merajalela. Suara ketidakpuasan dan perubahan mulai bergema di intern partai, salah satunya adalah strategi "if you can't beat them, join them" atau kalau partai-partai besar itu merasa sayang untuk kehilangan kekuasaan sehingga tidak mau merelakan sapinya, kita isi aja partai kita dengan sapi biar mereka tahu gimana rasanya tersingkir oleh sapi. Suara perubahan selama setahun tidak memberikan hasil maksimal, mungkin aksi lah jalannya. Lebih jauh lagi ide ini mulai disuarakan lewat media, menggambarkan keseriusan sang penggagas.

Pro kontra tentu saja bergulir atas usul ini. Hingga tibalah saatnya hari ulang tahun Partai Front Pancasila dengan kado posisi 5 besar partai di eIndonesia, bertambahnya jumlah anggota secara serentak mungkin dimaksudkan sebagi shock terapy bagi partai lainnya. Terkutuklah admin yang tidak memberikan fitur untuk memecat anggota partai. Suara sumbang mulai diarahkan pada partai ini, dari yang mempertanyakan kekonsistenan kami sampai caci maki sumpah serapah. Pada beberapa kesempatan, pengurus Frontal mencoba mengklarifikasi bahwa akan dilakukan investigasi intern dan meminta teman-teman menunggu, lagi-lagi caci maki sumpah serapah yang didapat. Dan semua caci maki sumpah serapah yang kami dapat (entah kenapa) berasal dari partai-partai golongan kanan. Bahkan ada yang terang-terangan menasehati kami kalo masukin sapi satu-satu, jangan serentak kaya orang bego. Kalau kebijakan, opini, atau saran dari partai kami yang jadi objek cacian kami masih bisa maklumi. Tapi kalau sudah mengarah ke partai dan anggota keluarga Frontal, permasalahannya jadi lain.

'Masukan' yang ada membuat kami akhirnya dengan suara bulat terus maju pada strategi ini, sambil menikmati cacian dan jeritan orang-orang yang terlempar dari zona nyamannya, yang rindu empuknya kursi kekuasaan, yang menunjuk tanpa bisa bercermin. Strategi "if you can't beat them, join them" pun masih berlanjut hingga sekarang. Yang paling anyar adalah 'ulah' DewaGim dengan tindakan suka-sukanya dan sindiran satir (tidak dengan kata, namun aksi) atas realitas eIndonesia belakangan ini. Realitas akan adanya aturan tak tertulis, "kalau si A yang melakukan sah-sah aja, tapi kalau si B yang melakukan hajar!". Aksi DewaGim bukan tanpa hasil, di artikel o0n3m00o saya lihat beberapa orang yang memahami esensi tindakan tersebut. Sehingga apa yang Saudara o0n3m00o katakan bahwa Frontal sedang terpuruk ke lubang hitam adalah tidak benar, setidaknya menurut saya pribadi. Ini hanyalah bagian dari evolusi, pembelajaran, proses tumbuh kembang kami sebagai partai politik dengan mimpi yang sama seperti teman-teman semua, walaupun mungkin langkah yang kami ambil tidaklah sama. Saya pribadi tidak menyetujui namun memahami tindakan DewaGim dan ketidaksetujuan itu saya nyatakan langsung ke yang bersangkutan. Mungkin Frontalis yang lain juga berpikiran sama, sehingga tak ada yang mengecam maupun mengamini. Sekali lagi saya tegaskan, artikel ini adalah pandangan pribadi saya.

Frontal adalah fenomena dan akan tetap menjadi fenomena untuk seratus tahun kedepan
Kami Frontal, Tapi Kami Tidak Brutal


regards

rakyat sipil bersenjata